20

231 24 4
                                    

"Bukan kah sudah jelas kakak ku tiada karena ledakan gas itu? kakak ku terjebak didalam dapur cafe itu karena pintu nya yang tak dapat dibuka hingga ledakan itu terjadi dan mengambil kakak ku, bukan kah itu sudah jelas?!" sentak Wooyoung, air mata nya perlahan luruh

"Dan lagi kakak ku orang baik, ia tak pernah mempunyai musuh. Lalu siapa yang membunuh nya?"

"Drack"

Setetes cairan bening itu kembali menetes dari mata Wooyoung yang ntah keberapa kali nya

Setelah pertemuan nya dengan Haruto. Wooyoung langsung pulang ke apartemen nya dan menumpahkan semua nya dikamar nya

Rasa marah, sedih, kaget semua nya teraduk menjadi satu. Dan kini ia hanya bisa membiarkan cairan bening itu yang selalu menetes dari mata nya

Sembari mengelus sebuah foto 2 orang anak. Seorang anak perempuan berumur sekitar 17 tahun yang sedang merangkul seorang anak laki laki berumur sekitar 14 tahun itu

Mengabaikan air mata nya yang sudah menetes membasahi bingkai foto itu, Wooyoung bergumam

"Kak... Kenapa jadi begini?" gumam nya diiringi isakan tangis yang belum juga mereda

"Kenapa orang itu membunuh mu kak? Hiks.. Uyoung yakin kakak orang baik, gak mungkin kakak punya masalah dengan orang lain kan?" ucap Wooyoung, mata nya tak lepas dari bingkai birisi foto ditangan nya itu

"Orang itu jahat kan, kak?" ucap nya lagi, tangis nya benar benar pecah. Bahkan mata nya sudah terlihat memerah dan sembab

Puas memandangi foto itu, Wooyoung pun kembali menyimpan foto itu di atas nakas

Sekarang ia terdiam, mata nya menatap keluar jendela kamar nya

"Drack.., siapa sebenar nya kau? Apa salah kakak ku? Kenapa kau membunuhnya?" ucap Wooyoung, mata nya tak lepas dari luar jendela kamar nya

"Siapapun kau. Kau benar bebar orang yang kejam, kau orang yang gila, kau bahkan tak mempunyai pikiran yang normal. Aku berjanji, siapapun kau......, aku tidak akan pernah memaafkan mu, bahkan kau tak pantas untuk dimaafkan setelah menghilangkan banyak nyawa" ucap Wooyoung. Mata nya kembali memanas, ia mengepalkan tangan nya menahan rasa sesak didada nya

Tanpa ia sadari, ada orang yang mendengarkan semua ucapan nya. Dibalik pintu kamar yang tertutup itu San mengepalkan tangan nya hingga kuku kuku nya memutih, sorot tajam mata nya yang menampung kesedihan, ketakutan, dan amarah, serta hati nya yang merasa di tusuk ribuan pedang tak terlihat

Sesak.

***

"ARGGHHHH"

Sebagai serangan terakhir nya. Dia, si tangan kanan nya haruto itu mengayunkan pedang nya tepat pada perut 'mangsa nya' bahkan sudah hampir terlepas dari tempat nya organ dalam nya saja sudah tidak jelas bentuk nya

Ia menyeringai, lalu tak lama seringaian nya mengembang menjadi tawaan

"Sudah lama pedang kesayangan ku ini tidak bermain" ucap nya lalu mengelus pedang nya yang berlumuran darah itu menggunakan potongan kain untuk membersihkan nya

"Sudah puas?"

Dia menoleh lalu kemudian membungkuk cepat saat melihat siapa yang berada di ambang pintu

"Sudah, lord" ucap si tangan kanan haruto itu sembari memainkan pedangnya

Ya, lelaki yang berada di ambang pintu itu Haruto

AMBIVALEN (WOOSAN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang