Jay Day

124 22 0
                                    

Park Jongseong (Jay) » Jayden Kenzo Devantara

dxxzpsh

OC » Kinar, Alana, Jefran

⌗⌗⌗

Sore ini tepat pukul 15.00 WIB, di Bandara Soekarno-Hatta. Terlihat keluarga kecil sedang menunggu kepulangan seseorang.

Papa, mama, dan adik perempuan berdiri di depan bandara tersebut dengan senyuman sumringah. Menunggu kedatangan anak sulung bernama Jayden Kenzo Devantara, kerap di panggil Jay.

Jay melanjutkan sekolah kuliah di Amerika, kebetulan libur telah tiba ia berkesempatan untuk pulang ke Negera asalnya.

“Mama, Papa. Abang Jay beneran pulang hari ini 'kan?” tanya Kinar —adik manis umur 5 tahun— seraya menarik pelan baju mama.

Mama Anala mengangguk yang masih tersenyum. “Bentar lagi pasti abang sampai, Kinar sabar ya .... ” ujarnya sembari mengusap lembut puncak rambut Kinar.

Papa Jefran celingak-celinguk mencari putra sulungnya yang sampai sekarang tak kunjung kelihatan.

Banyak orang-orang di sini, ya wajar karena ini Bandara Internasional. Pagi sampai malam pasti selalu ramai.

Mama mengernyit, lalu menoleh ke arah papa yang bergeming. “Pa, coba telfon Jay.” pintanya.

“Barangkali masih di pesawat, ma. Pasti ponselnya gak aktif.” papa menggeleng tidak setuju memilih untuk menunggu aja.

“Coba kita tanya petugas di sini, pesawat yang ditumpangi Jay udah sampai belum.” saran mama, ia tampak khawatir.

Papa manggut-manggut terus menggendong Kinar agar tidak tersesat kalau cuman digandeng. Mama mengekori papa dari belakang.

Mereka mendekati salah satu petugas wanita tidak sibuk sendiri dari yang lain.

“Permisi, mbak?” kata papa.

“Iya, ada yang bisa saya bantu, pak?” sahut petugas wanita tersebut sambil senyum tipis.

Papa Jefran diam sebentar, menoleh ke arah mama. “Nama pesawat Jay apa ma?” desisnya.

Mama menepuk pelan lengan papa sambil ketawa kecil. “Hadeh ... masa papa gak tau sih, Pesawat Garuda Indonesia.” jelasnya.

“Oh iya, pesawat—”

“Mama Anala, Papa Jefran, Kinar!!”

Sontak mereka semua tergelonjak kaget. Menoleh ke arah sumber suara teriakan keras tadi. Sepasang netra mereka memicing untuk melihat sosok laki-laki berlarian menerobos banyak orang di sana.

“Jay!”

“Abang!”

Mama serta papa yang menggendong Kinar lari mendekati Jay. Di tengah ramai mereka memeluk hangat Jay.

Petugas wanita tadi hanya menatap sendu momen ini.

“Jayden, mama kangen banget.”

“Jay juga kangen sama kalian semua.”

Mama melepas pelukan, lalu menangkup wajah Jay seraya menatap lekat. “Ini beneran anak mama 'kan?”

Lantas laki-laki bertubuh tinggi nan tampan itu mengangguk antusias.

“Tambah ganteng astaga! Pangling banget mama.”

“Betul juga ma, anak papa tambah keren!”

Jay tersenyum lebar. Memandangi keluarga kecilnya yang selama ini ia tinggal ke luar negeri. Rasa rindu kali ini sudah terbayarkan.

⌗ Corn Jay ⟩Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang