Park Jongseong, tidak ada garis akhir untuk kehidupan, berusaha lebih keras dari waktu ke waktu menjadi ciri khasnya.
⟨ Birthday Event by @HYPENGE ⟩
Since:
20.04.22 » 25.04.22
20.04.23 » 24.04.23
#1 in birthday - 27.04.22
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
13 Februari, 1999.
Hari ini tidak seindah yang diekspektasikan. Matahari tertutup kabut, tetesan air dari langit berjatuhan. Suasananya cukup membuat galau bermunculan di hati.
Bus kota yang Jay tumpangi kini berhenti di stasiun bus. Ia segera menenteng tasnya dan turun dari bus untuk berlindung.
"Kenapa harus hujan?" Jay memasang wajah murung. Sebenarnya hari ini merupakan hari yang penting, di mana sepasang pengantin ingin melakukan photoshoot di sebuah taman. Namun sayangnya hujan turun. Itu membuat sesi photoshoot harus diundur ke minggu depan.
Jay pada awalnya menyarankan kepada pasangan itu untuk mengganti lokasi photoshoot saja. Namun mereka menolak, dan Jay tidak bisa berbuat apa-apa selain mengiyakan pelanggannya.
Yang membuatnya sedih, ia sudah berjanji kepada ibunya untuk pulang ke kampung halaman dan mengunjungi ibunya. Itulah sebabnya dia merasa sedikit kesal karena hujan merusak rencananya.
"Senyum dong, om..." ujar wanita berseragam sekolah yang duduk disebelahnya. Dia mengulurkan sebungkus coklat kecil kepada Jay lalu tersenyum.
Jay menoleh dan menatapnya. Ia terheran seraya menaikkan sebelah alisnya. "Om?"
Wanita itu berkedip-kedip memasang tampang polos dan mengangguk kecil. Jay mengusap wajahnya sambil menahan rasa frustasi. Sudah galau, ditambah panggilan 'Om' lagi.
Sabar, Jay.
Jay kemudian mengangkat ujung bibirnya dan membentuk senyum tipis. "Iya, makasih."
Hanya ada mereka berdua yang duduk di bawah pemberhentian bus di sana. Hujan masih berjatuhan dan tampaknya tidak ingin berhenti. Jay menghela napas menunduk ke bawah, memegang coklat pemberian wanita itu barusan.
"Dimakan, om. Coklatnya enak, manisnya pas, ada pahit-pahit dikit." Jay mengangguk dan membuka bungkusan coklat itu.
"Mau?" tawar Jay.
Wanita itu menggelengkan kepalanya sambil tersenyum. "Om aja yang makan. Kalo saya ikut makan, entar coklatnya cepet abis. Lagian bentar lagi saya dijemput pacar saya, nih."
Jay ber-oh dan lanjut memakan coklatnya. Sebenarnya dia tidak terlalu menyukai makanan yang manis. Tapi entah mengapa dia tetap memakannya.
"By the way, rambut om mirip kayak papa saya. Beruban, hehe."
Lelaki itu seketika tersedak dan batuk. Dia mengusap-usap dadanya agar bisa meredakan batuk.
"Om gapapa? Mau minum?" tanya wanita itu khawatir. Jay menggelengkan kepalanya. "Ga, saya gapapa," tolak Jay halus.
Pantes aku dikira om-om. Ternyata karena warna rambut.
Tak lama kemudian, seorang pria memanggil nama wanita itu sambil berlari dengan sebelah tangannya memegang payung dan sebelahnya lagi ia bentangkan. "Ashley!!"
Wanita tersebut langsung berdiri tersenyum menyambut kekasihnya yang sedang mengenakan seragam SMA juga.
"Rasanya mau pindah ke sekolah kamu aja. Jadi aku bisa langsung ketemu kamu tanpa harus lari-lari gini," ucap pacarnya Ashley dengan napas tak beraturan. Ashley hanya tersenyum melihat pipi pacarnya yang merona karena kedinginan.
Ashley menoleh ke arah Jay dan memperkenalkan pria di sampingnya. "Om, kenalin pacar saya, Sunoo."
"Halo, om!" sapa Sunoo sambil membungkukkan sedikit badannya. Jay membalasnya dengan menundukkan sedikit kepalanya dan senyum kecil seraya berbatin.
Anak SMA aja udah punya pacar. Lah, aku kapan? Mantan aja ga ada.
"Udah deh, yuk kita pulang," ajak Sunoo untuk segera pulang. Dia membuka kembali payungnya dan memeluk bahu Ashley.
"Ashley pulang duluan ya. See you, om!"
Melihat Ashley dan Sunoo berlari dengan payung di atas mereka, ia lagi-lagi hanya bisa menghela napas.
Iya, see you, Ashley.
Selesai membacanya, remaja laki-laki berumur 15 tahun tersebut kemudian menutup buku diary ayahnya.
