B

10.8K 704 14
                                    

Haii

Call me Nila

Happy Raeading Guys✨

Dengan susah payah akhirnya Kayla sampai dirumahnya yang sederhana. Mata Arga mulai melihat sekelilingnya ia jarang datang ke tempat yang seperti ini.

Kayla mendudukkan Arga di kursi terasnya. "Nyusahin!" Kayla melirik Arga yang diam tak bergeming.

"Ayah." Panggil gadis itu mengetok pintu yang dikunci.

Ceklek
"Nah ini anak gadis baru pulang. Capek ayah ngingetin kamu dek, kalo malem nggak usah keluar bahaya!" Omel Jefri, ayah Kayla.

Jefri takut jika Kayla keluar malam sendirian karena beberapa waktu lalu ada kejadian pembegalan di gang.

"Hehe maap yah tadi mau minta temenin abang, abangnya nggak mau," Kata Kayla.

"Kapan gue bilang nggak mau?" Tanya Diki muncul dari belakang Jefri.

"Tadi waktu lo lagi boker gue ajakin lo jawab males," ujar Kayla.

"Lah gue dengernya lo ngajak main ular tangga." Kata Diki menggaruk kepalanya.

"Heleh ngeles lo kek bajai padahal suara gue jelas BGT loh!" Kayla mulai nyolot.

"Heh tadi gue idupin keran jadi suara lo nggak kedengeran jelas!" balas Diki.

Jefri menghela nafas menyaksikan perdebatan kedua anaknya. "Udah cepetan sekarang masuk!" Suara tegas Jefri yang tidak bisa dibantah membuat Kayla mengatupkan bibirnya.

Ekhem...
Suara itu menghentikan Kayla yang hendak masuk. Ia menepuk jidat hampir lupa dengan Arga.

"Itu siapa?" Tanya Jefri melirik Arga baru sadar jika ada pemuda yang duduk di kursi.

"Eh itu Kayla nolongin dia dikroyok sama preman didepan rumah kosong sana yah, Kayla nggak tau rumahnya dimana jadi aku bawa sini, gapapa kan yah?" Kayla tidak sadar berbohong. Jefri menghela nafas akhirnya mengangguk.

"Tuhkan pokoknya ayah nggak ngijinin kamu keluar malem lagi bahaya! Diki bantuin bawa masuk." Jefri menyuruh Diki.

Diki mengamati wajah Arga seperti tidak asing. "Lo Arga temen SMP gue bukan sih?"

Arga mendongak menatap Diki. "Loh Diki?"

"Ye gue kira siapa? Kok bisa seorang Sultan babak belur begini kek abis diamuk masa aja lo." Diki membantu Arga masuk kedalam.

"Biasalah."

Arga meneliti setiap sudut kamar Diki walaupun tidak sebesar miliknya tetapi cukup nyaman dan estetik.

"Lo malem ini tidur sama gue." Diki membuka lemari bajunya dan memilih untuk Arga ganti.

"Nih lo ganti dulu, tapi sorry kalo baju gue murahan."

"Yaelah santai aja kali gue juga kalo dirumah pake baju partai."

Diki tertawa selain Sultan dan tampan Arga juga bisa ngelawak. "bisa sendiri kan?" Diki menyerahkan kaos hitam dan celana pendek.

"Lo kira gue sekarat ganti baju doang nggak bisa?! Udah sana keluar kamar lo gue jajah dulu sementara." Arga mengusir Diki.

Diki tertawa lagi. "Lah ngusir," Akhirnya keluar.

Arga menggerakkan kaki kanannya. "Anjing kaki kesleo atau patah nih." Arga menggigit bibirnya menahan rasa sakitnya. Rasanya ingin memukul perut buncit para bodyguard papa nya itu.

ARGADANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang