♣️Bab 13: Red Killer♣️

15 7 30
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Red Killer, adalah nama sekaligus julukan untuk pembunuh wanita misterius yang sedang heboh di London. Ciri khas pembunuh ini adalah selalu berpenampilan serba merah mulai dari topeng, pakaian, sepatu, dan rambut sampai pisau yang selalu terdapat bercak darah.

Saat ini, Red Killer menahan 1 lagi korban pembunuhan yang selanjutnya. Seorang pemuda 21 tahun yang baru saja membunuh istrinya, karena masalah sepele. Red Killer memiliki rumah sendiri, lebih tepatnya adalah gudang terbengkalai di dalam gang sempit.

Tempat itu tidak pernah dilewati warga London karena kumuh dan bersarang, tapi mereka tidak tahu jika itulah markas Red Killer berada dan menyiksa para korbannya setelah menyakiti wanita. Di malam itu, Red Killer menunggu pria yang sudah dia ikat, terbangun dari pingsannya.

***

Di detik-detik sebelum bel pulang sekolah berdering, Chleo terdiam di kelasnya sejak tiba di sekolah. Nordhy seperti sebangku dengan patung, ia tidak berbicara dengan Chleo sejak pagi hingga siang. Tentu saja Chleo menjadi seperti ini karena ia salah membunuh orang.

Ia hanya ingin membunuh orang yang sudah membuat Yang Mulia Angelica sedih, Chleo masih harus memikirkan cara menemukan pembunuh asli di tengah-tengah pelajaran berlangsung di kelasnya dan nyaris mengabaikan teman-temannya sendiri.

"Chleo, apa semuanya baik-baik saja?" tanya Nordhy yang pada akhirnya berani bertanya.

Karena sebelumnya pemuda itu takut bertanya setelah melihat wajah Chleo seperti marah pada seseorang. "Aku harap, semuanya baik-baik saja." Nordhy melanjutkan kalimatnya.

Chleo mendengarnya, tapi ia tidak bisa merespon. Mungkin ia akan mengalami sedikit kesulitan dalam bersosialisasi dengan teman-temannya di sekolah sebelum kasus pembunuh wanita misterius itu selesai.

***

Sepulang sekolah, Chleo masih memasang sikap dingin. Begitu ia memasuki rumahnya, ia disambut dengan hangat oleh ketiga pembantunya. "Selamat datang kembali, Tuan!" ucap mereka serempak.

Tapi Chleo mengabaikannya, ia terus berjalan dan matanya fokus ke depan. Tatapan dingin pemuda itu membuat mereka bertiga bergidik ngeri tapi juga penasaran, mereka terus menatapi tuannya berjalan hingga ia masuk ke kamar lalu mereka bergosip.

"Tuan Chleo lebih dingin dari biasa," ucap Beryl mengawali obrolan.

"Apa ada masalah?" tanya Ficky.

"Tanya pada Mikaelis," jawab Beryl.

"Jangan bergosip," tegur Mikaelis yang muncul tiba-tiba di belakang mereka bertiga.

"AH!" Mereka bertiga berteriak kaget.

"Lanjutkan pekerjaan kalian." Setelah Mikaelis memberi perintah, mereka bertiga segera bubar dan berlari tunggang langgang.

MajesticTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang