♣️Bab 14: Iblis VS Malaikat Kematian Part.1♣️

20 7 23
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Wanita yang menjadi satu-satunya anggota keluarga Chleo yang masih hidup, menampakkan dirinya dengan tangan berlumuran darah. "Ini bukan waktu yang tepat ya, sayang. Aku tidak menyangka hari ini akan datang juga, cepat atau lambat."

"Kau masuk dalam daftar tersangka utama kasus ini, Madam. Aku sempat berpikir jika tidak mungkin kau dituduh hanya karena kau memiliki ciri-ciri yang sama dengan pembunuh itu, tapi sekarang semuanya sudah jelas. Kau memang pembunuh itu dan tidak meninggalkan bukti yang mencolok, terkecuali jepit rambut ini."

Chleo menunjukkan aksesoris rambut yang ia temukan untuk yang kedua kalinya di hadapan Madam Reny dan Guren. "Sudah dipastikan jika pembunuh ini adalah wanita, dan itu adalah kau." Chleo melanjutkan kalimatnya.

"Itu milikku, sayang. Aku memang menyukai bunga mawar, tapi aku hanya menyukai yang merah. Selama ini aku menerima bunga mawar yang warnanya selain merah, jadi aku warnai semuanya dengan darah."

"Aku yang mengajarinya." Sahut Guren dengan perasaan bangga.

Madam Reny melepaskan rambut palsu yang selama ini digunakannya, ia menunjukkan rambut aslinya yang berwarna merah di balik rambut palsu hitamnya. "Dengan ini, sekarang aku terlihat seperti Red Killer," ucap wanita itu dengan bangga.

"Kau bangga menjadi pembunuh, Madam?" tanya Chleo tanpa ekspresi apa pun pada wajahnya.

"Bisa dikatakan begitu. Dendamku akhirnya terbalaskan, setelah aku biarkan selama 3 tahun. Begitu aku bertemu dengan Guren dan merencanakan semua ini, aku tidak hanya berhasil membunuh mantan suamiku yang memperlakukanku dengan kasar, tapi juga seluruh pria yang menyakiti wanita seusiaku."

"Kau pintar berakting rupanya, Madam. Di hadapanku, kau bersikap sangat manis. Tidak ada satupun wajah penjahat dari wajahmu, dan bodohnya aku tidak menyadari semua itu hingga sekarang."

"Sungguh keponakanku yang malang. Artinya, kau akan membenciku setelah aku melakukan semua ini? Kita tidak bisa lagi bersantai di depan perapian seperti hari ini, atau mungkin hari ini yang menjadi terakhir kalinya kita bersama."

"Aku tidak membenci atau mencintaimu."

"Jawabanmu sangat membingungkanku, sayang."

"Kenapa kau membunuh semua pria di London, hanya karena mereka menyakiti wanita?" tanya Chleo.

"Setiap aku melihat wanita tersakiti, aku ikut merasakan apa yang mereka rasakan saat itu dan terbayang saat aku disakiti oleh mantan suamiku. Para wanita itu juga tidak melawan, hanya terdiam, seperti pasrah pada keadaan. Pada akhirnya, aku membunuh semua pria yang menyakiti wanita dengan cara berbeda-beda."

"Seharusnya kau melaporkan tindakan para pria itu pada kepolisian, Madam. Sekarang London punya hukuman khusus bagi pria yang menyakiti wanita, bukannya kau bertindak sendiri dan malah membunuh mereka."

MajesticTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang