• 8 •

361 58 3
                                    

Sunghoon duduk dengan canggung menatap kikuk kearah Irene, yang ternyata adalah ibunya Wonyoung. Ia bahkan sangat terkejut mengetahui hal itu.

karena, Irene dan Wonyoung sangat berbeda. Irene anggun dan elegan sedangkan anaknya..ah sudahlah.

"berhenti liatin saya, naksir huh?" Irene berkata dengan santai membuat Sunghoon tersendak.

Wonyoung mempoutkan bibirnya menatap Sunghoon penuh selidik, "mama udah nikah ini aku anaknya, jangan sampe kamu suka trus jadi pelakor ya! Wony gamau punya papa kayak Sunghoon."

Sullyoon reflek tertawa mendengar penuturan Wonyoung yang terlihat polos, bahkan gadis itu terus mengerucutkan bibirnya saat berbicara membuat siapapun yang melihatnya akan gemas.

"mama pulang dulu, kamu jangan terlalu malam tidurnya." Pesan Irene seraya mengelus rambut Wonyoung sebelum pergi.

kini Sullyoon yang terlihat canggung duduk diantara kedua pasangan itu, karenanya ia beralibi ada urusan dan segera pergi dari apartemennya.

"wah kita berdua," Wonyoung tersenyum lebar menatap jenaka kearah Sunghoon yang dibalas tatapan malasnya.

"kamu ngapain ke apartemen Wony?" Wonyoung bertanya dengan mulut penuh, ia memakan biskuit pemberian Sunghoon.

Sunghoon tidak menjawab, ia sempat terkagum dengan apartemen Wonyoung yang bisa dibilang sangat besar. Membuatnya yakin jika keluarga Wonyoung bukanlah keluarga sembarangan.

"ih sombong Wony tanya ngga dijawab."

"saya pulang," ucap Sunghoon seraya berdiri dan berjalan kearah pintu, sebelum tangan kecil Wonyoung menahannya.

seketika ia merutuki dirinya sendiri kenapa bisa mengunjungi apartemen Wonyoung, gadis yang paling ia hindari.

"Sunghoon kenapa ke apartemen Wony? ada apa?" tanya Wonyoung penasaran.

ah iya jadi lupa tujuannya kesini untuk apa.

Sunghoon membalikan badannya, menatap Wonyoung dengan intens. "kamu masih mau angsa yang itu?" tanyanya dengan pelan.

ah iya angsa cantik itu! Wonyoung melupakan nya karena terlalu sibuk berlatih, dengan cepat ia mengangguk semangat seraya tersenyum lebar. "masih!"

Sunghoon menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, bingung harus merangkai kata seperti apa agar gadis yang duduk dihadapannya ini tidak percaya diri saat ia mengatakan hal itu.

Wonyoung dan kepercayaan dirinya yang terlalu tinggi sering kali membuatnya repot.

"saya udah nemuin angsa itu," ucap Sunghoon.

Wonyoung berkedip, gadis itu tampak terdiam sebentar sebelum menepuk tangannya dengan heboh. Rautnya tidak bohong jika ia sangat bahagia mendengar berita itu.

"pokoknya besok kita beli angsanya oke?!" Wonyoung berucap dengan antusias sambil menatapnya dengan berbinar.

"ehmm, saya udah dapetin angsa itu." gumamnya dengan pelan, Sunghoon membuang mukanya.

"udah..beli?" tanya Wonyoung dengan ragu yang diangguki Sunghoon.

jantung Sunghoon berdegup sangat kencang saat Wonyoung berpindah duduk menjadi disebelahnya lalu tanpa ragu memeluknya dengan erat, ia merasakan banyak kupu-kupu yang berterbangan di perutnya.

"makasih," ucap Wonyoung dengan tulus. Gadis itu mendongakkan kepalanya menatap Sunghoon dengan senang.

Sunghoon menunduk, membalas tatapan Wonyoung kepadanya. Mereka berdua saling bertatapan beberapa saat. Sunghoon terdiam, melihat sekelebat bayangan seorang gadis yang menggunakan hanbok cantik memanggil nya dengan ceria.

Dejavu | Sunghoon ft. WonyoungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang