• 18 •

359 47 1
                                    

Wonyoung memijat kakinya yang terasa pegal, akhir-akhir ini ia suka memforsir latihannya. Tentu saja karena beberapa hari lagi ia akan tampil disebuah acara yang sangat bergengsi.

"oh ada tombak juga?" gumam Wonyoung menatap beberapa staff yang tampak kompak membawa tombak.

Celine selaku seseorang yang mempersiapkan hal ini mengangguk lalu berkata, "disaat penampilan mu nanti. Saat detik-detik terakhir kau akan berputar selama lima belas detik, tombak ini akan dilemparkan disekitarmu hingga membentuk lingkaran."

"simpelnya, kau akan menari di lingkaran tombak itu Wonyoung-ssi."

Wonyoung menganggukkan kepalanya meskipun masih sedikit bingung, ia juga baru menyadari ada sebuah penanda yang berbentuk lingkaran di panggungnya, mungkin itu adalah tempat dimana nanti tombak itu akan menancap.

"apakah ini aman?" tanya Wonyoung dengan ragu, tiba-tiba saja ia berfikir bagaimana jika tombak itu mengenai dirinya.

Celine tertawa dengan pelan lalu menganggukkan kepalanya dengan yakin. "seratus persen aman, kita melatih orang-orang yang sudah dipercaya untuk melempar tombak itu dengan benar," jawabnya kemudian.

Wonyoung menganggukkan kepalanya dengan percaya, ia pun merogoh ponselnya dan mencari kontak Sunghoon disana setelah itu ia mencoba menelpon nya.

"halo?"

****

Sunghoon menghela napas pelan melihat Wonyoung yang tampak mempoutkan bibirnya seraya menatapnya dengan kesal, ia bingung harus bersikap bagaimana dengan kekasihnya yang tampak menyalahkan dirinya.

"Wonyoung-ah aku tidak apa-apa, lagipula itu bukan kesalahan Sunghoon," gumam Sullyoon berusaha membujuk Wonyoung, membantu Sunghoon agar mereka tidak bertengkar.

singkat cerita, Sullyoon, Sunghoon, dan Jisung tengah pergi ke perpustakaan bersama untuk mencari buku sesuai selera masing-masing. Namun saat Sunghoon tengah mencari buku incarannya disalah satu rak ia tidak sengaja menyenggol Sullyoon hingga terbentur ujung rak dan berakhir terluka.

dan sepertinya bukan Sullyoon yang marah disini, namun justru Wonyoung.

"udah sih, lagian itu cuma kecelakaan nyong."

Sunghoon mencubit pelan lengan Jisung membuat di empunya mengaduh dengan pelan, mengisyaratkan nya agar diam saja karena takut Wonyoung akan semakin maraj jika Jisung berbicara aneh-aneh.

Sullyoon menghela napas, ia melirik kearah ponselnya yang tampak menampakkan notifikasi dari seseorang yang sekarang sangat dekat dengannya, Yang Jungwon. Pria itu meminta mereka untuk bertemu.

"aku harus pergi," ucap Sullyoon tiba-tiba membuat atensi ketiganya menoleh kearah dirinya sepenuhnya.

Wonyoung sudah akan memarahi Sullyoon karena akan pergi dengan keadaan seperti ini namun terdiam saat melihat binar bahagia di mata Sullyoon itu. Tampak sangat bersemangat dan senang.

selanjutnya Sullyoon pamit kepada ketiganya dan membuka pintu, si empunya tersenyum ramah seraya melambaikan tangannya menatap Jungwon yang sudah tersenyum lebar menatap kearahnya.

"Wonyoung-ah aku pergi dulu, dadah!" pamit Sullyoon lalu melenggang pergi bersama Jungwon.

sementara itu ketiganya terdiam melihat hal tadi, tentu saja karena kini Wonyoung percaya dengan perkataan Sunghoon yang katanya sering memergoki Sullyoon yang sedang berbicara sendiri. Kini Wonyoung melihat sendiri dimana Sullyoon tersenyum lebar serta melambaikan tangannya seakan ada orang yang menyapanya.

Padahal didepan Sullyoon hanya ada koridor apartemen yang begitu panjang, tidak ada siapapun. Lantas siapa yang Sullyoon sapa?

Wonyoung meneguk ludahnya sendiri merasakan bulu kuduknya yang begitu merinding, bukan karena merasakan aura negatif atau apapun namun karena begitu kaget melihat kejadian tadi.

Dejavu | Sunghoon ft. WonyoungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang