keesokan paginya, Jagra dikagetkan dengan bunyi alarm.
"ck brisik bgt, ya Tuhan" kesal Jagra smbil mematikan alarm nya tsb.
Jagra membuka matanya lalu melihat kearah jam yg menunjukkan pukul 06.00
"mau tidur lg tp ada satu hal yg emg harus gue cari tau, hadeh" ucap Jagra.
setelah mengumpulkan nyawa, Jagra bangkit dari tempat tidurnya. Ia memutuskan untuk segera mandi dan bersiap untuk sekolah.
selesai mandi dan berpakaian Jagra langsung mengemas buku pelajarannya.
"smoga hari ini dpt informasi lebih ttg itu orang" ucap Jagra
setelah siap Jagra mengambil kunci motor dan segera turun kebawah untuk sarapan.
"pagi bunda" ujar Jagra menunjukkan senyum khasnya.
"eh sudh rapi? tumben sekali nak" bingung Bunda.
"hehe iyaa, ada hal yg harus aku urus nanti" jawab Jagra lalu duduk di meja makan
"ah gitu, baiklah. Itu sudh bunda buatkan susu sama roti" ucap Bunda lalu tersenyum
"woww, makasih bunda" ujar Jagra lalu memakan sarapannya tsb
"sama sama sayang" saut Bunda
setelah selesai menghabiskan sarapannya, Jagra berpamitan ke Bunda untk segera berangkat.
"Jagra pamit dulu bun, dadah" ucap Jagra lalu mencium pipi Bunda
"bye honey, hati hati dijalan nak" ucap bunda sembari tersenyum.
Jagra pun lgsg pergi mengambil motornya dan segera meninggalkan perkarangan rumah.
"gue hrs nemuin Jihan dulu" batin Jagra
sesampainya di area skolah ia langsung memarkirkan motornya dan bergegas mencari Jihan
"eh lo liat Jihan ga" tanya Jagra ke anak Osis.
"ngga ka saya ga liat" saut anak tsb
"oke, makasih" ujar Jagra lalu pergi mencari Jihan.
"tu bocah giliran dibutuhin gada, giliran ga dibutuhin nongol" kesal Jagra
setelah lama mencari akhirnya Jagra melihat Jihan yg sedang berjalan menuju perpus.
"JIHAN MAYLAIKA!" teriak Jagra dari ujung lorong
siapa sangka? teriakan tsb berhasil menarik perhatian semua anak murid yg berada dikoridor sekolah termasuk Jihan
"bah yg gue panggil Jihan knp dia semua ikut nengok" batin Jagra dan lgsg menghampiri Jihan
"tumben, ada apa?" tanya Jihan
"bentar, gue nafas dlu" ucap Jagra sambil mengatur nafasnya
"hmm, cepet" ucap Jihan
"anu, yg semalem nunggu didepan rumah lo itu cowo lo?" tanya Jagra
"oh iya, kenapa?" tanya Jihan
"klo boleh tau, siapa nm dia?" tanya Jagra lagi.
"kenapa lo kepo bgt sih? lo mau ngerebut dia?" ketus Jihan
"hah? ngerebut gimana si? gue cm nanya" ujar Jagra
"klo mau ngerebut ya rebut aja si, gue jg gamau sm dia" ucap Jihan.
"loh? kenapa gitu njir" bingung Jagra.
"lo mau tau nama dia?" ucap Jihan
"iya mau" jawab Jagra
"temuin gue dikantin nanti pas istirahat" ujar Jihan
"tp temen' gue pasti pada ikut Ji" ucap Jagra
"nanti gue yg ngomong sm mereka" ucap Jihan
"dah ah gue mau ke perpus" lanjut Jihan lalu pergi ke perpus
"lah gue ditinggal? oke gapapa, lo hrs strong Jag" ucap Jagra dan hendak pergi ke kelas.
belum sempat ia berjalan ia sudh dikagetkan dgn keberadaan Jendral.
"astaga" ucap Jagra yg kaget dgn hadirnya Jendral
"kan udh gue blg jangan cari tau dari Jihan. Bisa jadi dia tangan kanan dari Davian" tegas Jendral
ya, Davian Athala. Anak dari pembunuh ayah Jagra, anak itu juga masuk ke daftar pembunuh yg dilakukan terhadap ayahnya beberapa tahun silam. Semenjak kejadian itu, timbul benci yg sangat amat dalam dari keluarga Guntara dgn keluarga bermarga Athala tsb.
"gue gabisa nahan trlalu lama Jen, kejadian itu ngebekas bgt dibenak gue sm nyokap gue" ujar Jagra
"gue tau tp cara lo salah, kalo semisal Jihan itu tangan kanan dari Davian dan lo dijebak sama mereka itu gimana?" ucap Jendral
Jagra terdiam, perkataan Jendral ada benarnya
"tapi Jen, dia sempet blg ke gue kalo gue mau rebut cowonya ya rebut aja dia juga gamau sm tu cowo" ujar Jagra
"dia blg gitu dan lo percaya gitu aja?" tanya Jendral
Jagra termenung dan tak berbicara apapun.
"Jag, gue tau lo benci bgt sm keluarga itu tapi ga gini caranya.., lo terlalu buru' Jag" ucap Jendral
"nasi udh jadi bubur, lo lakuin cara lo sendiri gue bakal ttp bantu lo. Lo emg salah tp lo ga sepantasnya ngelakuin itu sendirian" lanjut Jendral sambil mengusap kepala Jagra
Jagra, perempuan yg lemah jika sudh membicarakan soal Ayah. Ia lgsg memeluk Jendral dgn erat dan menangis dalam diam. Jendral tau ia menangis tapi Jendral memilih diam dan mengusap rambut lembut milik Jagra.
"jangan lama' nangisnya, udh mau masuk nih" ucap Jendral
Jagra yg memang tau sebentar lagi akan bel pun menghentikan air matanya
"oke, ayo balik kelas" ucap Jagra sembari mengusap air matanya perlahan
"u can do it Jag" ujar Jendral lalu tersenyum
"smoga, yauda ayo" ucap Jagra lalu pergi meninggalkan Jendral
"Jagra, kata gue lo kaya asu si" ucap Jendral lalu mengikuti jejak Jagra
KAMU SEDANG MEMBACA
Guntara & Maylaika
Romance"yakali gue suka sama dia, ga banget deh" ucap seorang gadis bernama Jagra Guntara. "siapa juga yg mau sama lo" ketus seorang Jihan Maylaika. Bagaimana rasanya jika kamu menyukai ketos yg kamu benci ?, ya itu yg dirasakan seorang Jagra Guntara. Seda...