10. Tragedi

133 14 5
                                    

Matahari sudah cukup tinggi saat Haru terbangundari tidur nyenyaknya. Setelah sesi mengumpulkan nyawa, bocah itupun beranjakmenuju kamar mandi untuk membasuh muka dan sikat gigi. Untuk mandi nanti sajadia sedang malas untuk melakukannya pagi ini. Selesai dengan rutinitasnya tadi,dia pun menuju ruang keluarga dengan harapan menemukan presensi si pemilik apartemen ini. Siapa lagi kalau bukan Reval.

"Lah, kok tumbenan nggak ada?" tanyanya pada dirinya sendiri saat tak melihat siapapun di sana. 

Dengan langkah malas diapun membawa langkahnya menuju dapur yang kemungkinan besar Reval berada di sana. Namun, lagi-lagi dia tidak menemukan keberadaan remaja itu di sana.

"Kok nggak ada juga sih," herannya.

"Bodo amat tu orang ada di mana yang terpenting gua lapar," ucapnya lagi, menyerah mencari keberadaan sang pemilik apartemen dan memilih mencari apa saja yang bisa ia makan pagi ini. Lalu pandangannya langsung jatuh pada kulkas yang terletak tidak jauh dari tempatnya kini berada.

Tangannya sudah bersiap hendak membuka pintu kulkas, tetapi terhenti begitu melihat sticky notes dengan tulisan yang sudah cukup ia hapal tertempel di sana. Pasalnya anak itu sudah numpang di apartemen Reval selama satu minggu, jadi jangan heran kalau dia sudah hapal dengan tulisan Reval.
"Gue ada kelas pagi, tadi lo udah gue bangunin tapi nggak bangun-bangun.  Yaudah terpaksa gue tinggal. Kalo mau makan ada roti di meja tapi buat makan siang lo bisa order ya, uangnya di laci kamar kalo lo nggak punya. Soalnya habis kelas gue bakal sambung kerkel dan kayaknya bakal pulang telat,"
-Reval-

Begitulah pesan yang Reval tinggalkan pada sticky notes tadi. Hati Haru menghangat saat membacanya. Bahkan senyuman terus terbit dari bibirnya yang sesekali menengguk jus jeruk yang baru saja ia ambil dari dalam kulkas.
"Gue bener-bener berasa punya kakak di sini," monolognya. Lalu mengambil selembar roti, mengolesinya dengan selai coklat dan yang terakhir memakannya guna meredakan perutnya yang sudah minta diisi sejak tadi.

########

Di tempat lain, kedua orang tua dari bocah laki-laki tadi masih terus berusaha menemukan keberadaannya. Pasalnya, anak itu telah menghilang selama satu minggu tepat setelah persidangan. Siapa lagi mereka kalau bukan Azriel dan Giska dan yang mereka cari tentu saja anak semata wayang mereka-Gaharu Atmaja.

Untuk mempercepat pencarian mereka tak hanya meminta bantuan kepolisian setempat saja tetapi juga mengerahkan seluruh bodyguard yang mereka punya. Bahkan mereka juga meminta bantuan kepada kerabat dan para sahabat untuk ikut membantu mencari keberadaan Haru.

#########

Kembali ke Haru yang masih menjadi bahan perburuan, kini anak itu terlihat sudah rapi dengan setelan casualnya. Celana jeans panjang berwarna Navy yang ia padukan dengan kaos putih. Dia berniat pergi ke supermarker untuk berbelanja dan memasakkan beberapa makanan untuk Reval hitung-hitung sebagai ucapan terima kasih.

Dia ke supermarket dengan menaiki ojek. Namun, di tengah perjalanan ojek yang ia naiki kehabisan bensin dan secara terpaksa dia pun turun. Dia yang awalnya kesal kembali tersenyum saat melihat maps dan ternyata tempat yang ia tuju sudah tidak jauh dari tempatnya kini berada.  Serta bisa ditempuh dengan berjalan kaki yang hanya membutuhkan waktu sekitar lima menitan saja.

Sambil bersenandung ria dia melangkahkan kakinya dengan santai. Sambil sesekali melompat-lompat seperti anak TK. Bahkan dia tidak mengetahui keberadaan seorang laki-laki yang sejak tadi tengah mengawasinya. Dia baru menyadarinya saat orang itu tak sengaja menabraknya yang tengah menunduk.
"Maaf mas nggak sengaja," ucap pria tadi kemudian berlalu begitu saja. Sedangkan Haru hanya terdiam memandangi pria tadi sampai dia disadarkan dengan warna telapak tangannya yang baru saja memegang bagian perut yang tertabrak oleh pria tadi. Dia terkejut bukan main dan mengalihkan pandangannya ke bagian perutnya tadi.

SelezioneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang