Disc 10: The Ice Has Melted.

384 70 9
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yep. Bukan sekali dua kali gadis-gadis yang mendekati Nathan tahu-tahu ternyata menjalin hubungan dengan kakaknya, Gibka. Termasuk Eleora, gadis berkebangsaan Italia yang satu sekolah dengannya di Jakarta Intercultural School. Entah sengaja atau tidak, Nathan tidak mengerti. 

Sebab, ucapan mereka selalu sama. 

I adore you. I'll wait you. Whatever happen, i'll stay by your side. 

"I adore you, I adore you bullshit. Gibka anjing," maki Nathan saat memandangi foto Eleora dan Gibka saling merangkul di Instagram Gibka. Ia melempar ponselnya ke samping, membiarkan alat elektronik tersebut berguling di sofa ruang tengah―tempat dia duduk. 

Pernah juga dulu ketika Nathan dekat dengan seorang gadis kala ia masih kelas 1 SMA, hal seperti ini juga terjadi. Malah jauh lebih parah. Pada hari di mana Nathan akan menyatakan cintanya, hari itu juga Nathan tahu jika ia hanya dijadikan selingkuhan. 

Tentunya, gadis itu berpacaran dengan Gibka tetapi masih tidak ingin melepas Nathan. Sungguh, Nathan sampai tidak bisa berkata-kata lagi dan memutuskan untuk tidak dekat dengan siapapun. Setidaknya sampai Gibka puas.

Puas mengolok-olok Nathan dengan merebut setiap perempuan yang dekat dengan Nathan, maksudnya. 

"Nggak produktif banget lo, ya, kalau gue liat-liat."

Nathan melirik sinis Aldo yang tiba-tiba duduk di sampingnya usai meledek. Mengambil remote dan menghidupkan televisi. 

"Lo naksir gue, Do? Perasaan gangguin gue mulu dari kemarin-kemarin."

"Dih? Amit-amit, geli banget," Tukas Aldo dengan cepat. "Kalau gue nggak mapah lo masuk ke kamar kemarin, kayaknya sekarang udah banyak karangan bunga di depan apartemen lo."

"Alay lo. Hiperbola banget, hadeh," balas Nathan sambil beranjak berdiri dan mengambil ponselnya di samping Aldo. "Gitu doang nggak bikin gue mati."

"Mau mabar kagak?"

Ruangan lengang. Nathan tidak kunjung memberi jawaban pada Aldo. Dia masih diam, berdiri sambil mengutak-atik ponsel di tangannya. Lantas, Aldo menghela napas pelan. Duduk bersandar di sofa sambil menatap Nathan. Menunggu jawaban Nathan. 

"Daripada lo gabut di rumah. Gue mau push rank juga."

"ID?" celetuk Nathan.

Tahu-tahu Nathan sudah membuka aplikasi Mobile Legend kemudian duduk di samping Aldo. Melihatnya, Aldo lantas mengulas senyum lalu beranjak mengambil ponselnya. Menyebutkan ID akun gamenya.

"Wow, you have a classical piano and an electone? So, you can play it, right?" 

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Wow, you have a classical piano and an electone? So, you can play it, right?" 

Decak kekaguman dari mulut Namjoon menggema. Ia mengusap piano klasik yang ditempatkan persis di tengah ruang musik apartemen Nathan. 

"I just found out that you can play a musical instrument," tukas Namjoon lagi. Wajahnya benar-benar takjub. Nathan yang sejak tadi duduk di kursi electric piano lantas mengendikkan bahu. "Males aja pamerin di sekolah."

"I took piano lessons since I was young to fill my spare time and not gonna lie, I love playing music so much. It feels like I'm in my own world. Calm. Peaceful." (aku ambil les piano sejak aku masih kecil buat ngisi waktu luang dan terus terang, aku suka banget main musik. Rasanya kayak aku lagi di duniaku sendiri. Tenang. Damai.)

Namjoon mengangguk-angguk mengerti. Ini pertama kalinya ia bertamu ke rumah Nathan. Pemuda itu menatap Nathan yang membersihkan sudut electone di belakangnya. Tidak heran jika Nathan sering meracau dan mengeluh karena harus sendirian. Nathan tinggal di rumah seluas dan semewah ini sendirian. Bahkan ketika pertemuan wali murid di sekolah, hanya orangtua Nathan tidak pernah datang. 

Ya, tidak pernah datang sama sekali dan Nathan selalu mengalihkan pembicaraan ketika Namjoon menanyakan alasan orangtua Nathan tidak datang. 

"Are you playing music to escape from life, right?"

Nathan tersenyum tipis. Tidak menjawab pertanyaan Namjoon. Sebab Namjoon sendiri sudah tahu jawabannya. Ya. Nathan memang bermain musik untuk kabur. Untuk lari.

"Yo, anyeong haseo!"

Suara Aldo menggema memasuki ruangan. Namjoon dan Nathan skeonyong-konyong menoleh secara bersamaan. Menatap Aldo yang berjalan masuk ke dalam ruang musik rumah Nathan sambil membawa sebotol besar Coca-Cola dan beberapa gelas di tangannya. Nathan langsung menunduk seraya memijit pelipis saat melihat Aldo. 

Demi apapun, Nathan hampir saja memindahkan wajah ke bokong. Saking malunya. 

Namjoon membulatkan mulut takjub menatap Aldo dan Nathan bergantian. "Oh, dangsineun hangugeo-reul hal su issnayo? Who is he, Nat? You didn't tell me that your friend is also at your house." (Oh, kamu bisa bahasa Korea? Siapa itu, Nat? Kamu nggak bilang kalau ada temenmu di rumah.)

Nathan melambaikan tangan, masih tidak mampu melihat kelakuan Aldo dan tidak berani menatap Namjoon.

"He's the son of the housekeeper who lives in my house."

"Ngomong opo to, cah," tukas Aldo seraya meletakkan botol minuman bersoda itu di meja di samping gelas bening. Ia menjentikkan jari lalu berucap dan mengangguk seraya menatap Namjoon. "Ne. Bogosipeoyo." 

"Do, anjing, diem nggak lo?" ancam Nathan seraya mendongakkan kepala dan menunjuk Aldo dengan jari telunjuknya. Ia menggigir bibir. Sumpah, rasanya Nathan ingin menjejali Aldo dengan tomat busuk.

Lengang sepersekian sekon usai Nathan berseru memberi peringatan pada Aldo. Namjoon tampak berpikir keras kemudian menatap Nathan. 

"He said, he miss me," ucap Namjoon tanpa dosa. 

Mulut Nathan menganga. Langsung bertanya-tanya dalam benaknya, kapan kira-kira dunia kiamat, ya? Besok? Hari ini?

 Langsung bertanya-tanya dalam benaknya, kapan kira-kira dunia kiamat, ya? Besok? Hari ini?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 19, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

NocturneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang