CHAPTER 11

496 48 5
                                    

Enjoy~

Saat itu hampir tengah malam. Seluruh kampus gelap dan sunyi kecuali kantin teknik yang terdapat beberapa lampu menyala. Di dalam kantin, lebih dari dua lusin mahasiswa berkumpul. Lima anak laki-laki berbaris dengan hanya jari kaki dan dahi mereka menyentuh lantai, tubuh membungkuk seperti lengkungan dengan tangan terlipat di belakang punggung mereka. Sisanya berdiri atau duduk sesuai dengan jabatan mereka.

Seungcheol dan timnya marah. Mereka sangat amat marah. Tidak peduli seberapa marahnya dia, seorang head hazer diharuskan untuk tetap tenang. Selalu. Namun Seungcheol perlu mengingatkan dirinya sendiri berulang kali, bahwa memukul lima orang bodoh di depannya itu merupakan tindakan kriminal. Lima orang idiot tahun kedua itu telah berada di posisi ini selama satu jam terakhir. Mereka telah melalui putaran interogasi yang menegangkan oleh tim hazer senior dan junior Fakultas Seni. Untungnya, mereka berani untuk bicara. Mereka telah menjelaskan setiap detail tentang perkelahian dengan tim teknik dan apa yang mereka perbuat agar Lee Haechan mematuhi meraka. Dari setiap kata yang keluar dari mulut mereka membuat suhu di dalam ruangan turun beberapa derajat. Kelimanya bergiliran berbicara dengan keras hingga mereka tersedak air liur mereka sendiri. Tapi para penonton tidak peduli.

"Kami sadar kalau tindakan kami berlebihan. Kami datang kesini hanya akan mengambil kamera dan menghapus video itu segera setelah kami kembali ke kamar. Dan kami juga sepakat bahwa kami tidak akan mengganggu Haechan lagi. Kami mohon maaf. Baik karena melibatkan tim teknik dan membiarkan salah satu junior kita dalam bahaya. Kami akan menerima hukuman apa pun yang diberikan oleh senior kami." Ujar Hyunjin, terengah-engah.

"Jadi kalian belum menghapus video itu? Apa kau bercanda?" Mingyu berteriak membuat kelima mahasiswa itu tersentak.

Seungcheol merasakan sakit kepala setelah mendengar semua penjelasan dari mereka, mulai dari tim Johnny hingga masalah Haechan. Semuanya benar-benar kacau. Dan saat ini dia tidak bisa memikirkan solusi terbaik tentang apa yang dilakukan. Dia ingin junior tahun kedua ini dihukum. Dan dia harus melakukannya karena mereka dari Fakultas Seni. Dia tahu bahwa anak-anak ini menyesali apa yang mereka lakukan. Tetapi untuk mahasiswa tahun kedua, bertindak se bar-bar ini justru sangat mengkhawatirkan. Mereka juga telah membuat kesalahan dengan membiarkan emosi kecil menghilangkan akal sehat dan lepas dari tanggung jawab. Kejadian tersebut perlu disikapi dengan sebaik-baiknya agar para mahasiswa, senior dan fakultas tidak mendapatkan dampak yang negatif.

Seungcheol menaruh pandangannya ke arah Mark. Dia mengenal Mark Lee sejak tahun pertama dan dia sangat menyadari kemampuannya. Dia memiliki pengalaman langsung tentang betapa kejamnya Tuan muda Lee itu. Seungcheol-lah yang menemukan Jihoon pingsan di kamar asramanya setelah overdosis obat tidur. Setelah memanggil ambulans, Seungcheol menelepon Mark untuk meminta bantuan. Mereka tidak benar-benar berteman, tetapi tim hazer senior sekarang adalah rekan dekat. Bahkan saat itu, sebagai mahasiswa tahun pertama, mereka tahu bahwa kekuatan seorang Mark Lee perlu ditakuti. Seungcheol terbukti benar ketika keesokan harinya, para senior dipanggil untuk sidang disiplin dan diusir dari kampus. Rupanya fakultas menemukan bukti memberatkan terhadap para senior yang menggertak Jihoon dan itu adalah terakhir kalinya mereka mendengar tentang mereka.

Seungcheol dan timnya selalu memiliki hubungan yang cukup baik dengan tim hazer senior Fakultas Teknik. Sebenarnya jika dipikir-pikir, sepanjang tahun kampus mereka sangat aman mulai dari kedisiplinan hingga hal lainnya. Seungcheol curiga itu juga karena Mark Lee. Tentu latar belakang keluarganya sangat mengesankan. Tapi Mark tidak pernah memamerkan kekuatan yang dia miliki di universitas. Namun sesuatu tentang cara dia membawa dirinya, kepercayaan dirinya yang tak terkalahkan dan daya tarik yang menarik semua orang ke arahnya telah membuatnya menjadi pemimpin tidak resmi di antara rekan-rekannya. Dia adalah tipe orang yang disukai banyak orang. Semua orang ingin menjadi dia atau ingin bersamanya.
Bahkan sekarang, hanya duduk di kursi sederhana, Mark Lee tampak begitu acuh tak acuh dan sangat tenang. Seungcheol dan timnya mungkin telah mengambil kendali dan menghukum para junior itu tetapi dia tentu paham siapa yang mempunyai otoritas disini. Mark Lee mungkin terlihat seperti pria terhormat, tetapi tidak ada yang meragukan bahwa dia bisa menghancurkan seseorang di bawah jempol kakinya jika seseorang itu sudah melewati batas. Mereka berada di kantin teknik oleh karena itu Mark Lee memiliki otoritas tertinggi. Secara resmi. Dan juniornya dengan bodohnya telah memasuki sarang singa yang sedang tidur, perlahan sampai singa itu bangun dan siap untuk membunuh mereka semua. Karena terlepas dari ekspresi tenang dan dingin di wajahnya, Seungcheol benar-benar bisa merasakan aura dingin dari arah tempat Mark Lee duduk. Jadi sebagai head hazer Fakultas Seni, dia akan membuat keputusan terbaik untuk semua orang.

Fateful EncounterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang