CHAPTER 13

214 28 3
                                    

enjoy~

Waktu menunjukan pukul 06.30 AM, masi 30 menit lagi untuk sampai pukul 7 pagi tapi mansion keluarga Lee sudah terlihat cukup sibuk.

Hari ini hari Rabu dan setiap hari Rabu, ketiga tuan muda keluarga Lee akan mengunjungi mansion untuk agenda sarapan bersama. Itu adalah tradisi yang dimulai sejak sulu dari tiga saudara itu mulai memasuki kuliah.

Yoo In-na, ibu dari ketiga saudara tersebut, selalu memberikan 100% usahanya dalam menyiapkan sarapan, namun hal itu akan meningkat menjadi 1000% ketika anak-anaknya berkunjung. Dia merindukan keluarganya ketika masih tinggal dalam satu atap. Tapi ketika melihat dua sulung yang sudah menikah dan memiliki anak, itu menjadi kebahagiaan yang tidak akan penah dia sesali.

Ibu tiga anak itu, memasuki ruang kerja suaminya setelah memberikan ketukan ringan, diikuti oleh seorang pelayan yang mendorong troli dengan nampan berisi jus segar, susu, dan berbagai macam makanan ringan. Ruang kerja itu sangat luas dengan meja mahoni besar sebagai furnitur yang mendominasi dan sofa yang nyaman serta kursi rendah yang ditata berantakan namun memberikan kesan artistik.

Tepat di dalam, di sebelah kiri, ada sebuah tangga menuju ke loteng. Ruangan itu digunakan sebagai perpustakaan mini dengan banyak rak kayu yang terisi rapi dengan buku-buku. Itu merupakan tambahan yang beriai studi dan juga proyek sang kepala keluarga, Lee Dongwook. Setelah dirinya pensiun, jabatannya otomatis diserahkan kepada anak sulungnya, Henry Lee.

Anehnya, ketiga Lee bersaudara sangat menyukai ruangan ayahhnya ini sejak kecil. Mempelajari hal-hal seperti itu sudah menjadi makananmereka sejak kecil. Bahkan perbedaan usia yang cukup jauh antara Mark dan dua saudara lainnya tidak membuat mereka kesulitan untuk menemukan kesamaan dalam minat yang mereka suka di ruang kerja teraebut. Sejujurnya Mark adalah sebuah kejutan bagi In-na dan Dong wook. lahit sepuluh tahun setelah anak kedua dan lima belas tahun setelah anak yang pertama. Mark disambut dengan sangat baik oleh seluruh keluarga. Dia tumbuh di dalam ruang kerja ayahnya bersama saudara laki-lakinya. Tidak heran anak itu bertingkah lebih dewasa dari usianya dan In-na sedikit khawatir mengenai hal tersebut.

Namun tampaknya suasana dalam ruangan tersebut saat ini sedikit berbeda dari biasanya. Dongwook, Henry dan istrinya Sunny, serta Kyungsoo dan istrinya Sohyun, yang sedang hamil enam bulan anak kedua, semua berkumpul di belakang meja kayu mahoni yang besar. Sohyun duduk di kursi putar hitam sementara yang lain berdiri di belakangnya, semua sedang memperhatikan layar komputer di atas meja.

Saat In-na masuk semua menatapnya dengan berbagai tatapan yang beragam, menurutnya itu sedikit lucu. Setelah mengintruksikan pelayannua untuk pergi, In-na berjalan mendekati meja tersebut.

"Apa yang sedang kalian lihat? Apakah itu sesuatu yang menarik?" Dia bertanya kepada suaminya yang tampak sedikit khawatir.

"Sayang, sepertinya anak bungsu kita menyukai laki-laki." kata Lee Dong Wook.

In-na mengangkat alis dan menyerahkan segelas jus jeruk segar kepada suaminya.

"Apakah itu sebuah masalah?" Dia bertanya dengan nada lembut namun terdengar mencekam. Henry dan Kyungsoo memandang ibu mereka, mengetahui jawaban dari pertanyaan tersebut akan menentukan apakah hari ini mereka bisa makan atau tidak.

"Tentu saja tidak." Dongwook menjawab dengan pasti. Menyadari sifat buas yang tersembunyi dalam istrinya.

"Tidak, sungguh bukan sebuah masalah." Sambung Henry dan diangguki oleh istrinya Suny.

"Sepertinya akan sangat seru jika mempunyai saudara ipar laki-laki daripada menambah saudara ipar perempuan." Tambah Kyungsoo.

"Yaa sepertinya akan sangat menarik, kenapa sepagi ini kalian sudah membicarakan orientasi seksual Mark?." Tanya ibu 3 anak tersebut.

Fateful EncounterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang