v. Jendra punya pertanyaan dan Mada punya keresahan.

473 58 3
                                    

:

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

:

"Gamada sumpah ya, gua ulekin batu bata juga kalau semisal lo gamau makan ketoprak. Najis so elite biasanya juga makan nasi sama kerupuk lo udah rakus" Jendra menatap malas Mada yang sendari tadi memasang wajah seolah-olah tanpa ekspresi namun Jendra paham betul kalau semisal Mada sedang di ambang kesal.

Merajuk Mada selalu saja gini, memasang wajah seolah Jendra harus memberikan afeksi kearah Mada seorang.

Melihat Mada yang hanya mengaduk-aduk ketoprak yang mulai tercampur itu membuat Jendra gatal sendiri melihat kelakuan Mada langsung mengambil sendok pria itu dengan cepat langsung mengambil ketupat dan langsung mengarahkan nya kepada Mada "buka mulut lo setan, lama banget heran gue"

Mada pun berdecih "gamau"

"dih najis, makan ga Argantara!" Kesal Jendra, walaupun di lubuk hatinya pria itu sedikit tidak tega dengan Mada yang makin merengut melas.

"panggil yang mulia Mada, baru gue makan"

"dih? gua gamau mengagungkan spesies kaya lo jadi stop menyebalkan"

Mada pun terkekeh lalu menatap Jendra yang kini masih memegang sendok di tangan kanannya "teriak dulu, Mada pacar Jendra gitu"

"ayo putus?"

Lagi-lagi Mada pun berdecak malas "bercanda" lalu setelah nya Mada pun sedikit memajukan badan nya dan memakan ketoprak itu dengan suapan Jendra. Lelaki itu sebenarnya lapar tapi menahan gengsi dulu supaya Jendra menyadari kalau dirinya sedang di ambang tidak percaya diri.

Deru motor beriringan setelah makan ketoprak itu membuat dua adam itu mengendarai motor masing-masing di jalanan kota yang sepi pada pukul satu dini hari.

"Gue ngantuk Da, nepi sebentar mau ga?" tanya Jendra pada Mada saat motor mereka berjalan beriringan.

Mada pun memelankan motornya perlahan, lalu menoleh ke samping melihat pemuda dengan wajah menyamping tanpa helm hanya dengan slayer hitam nya yang menutupi rahang kokoh nya "kata gue juga, lo di bonceng gue"

Kedua netra tajam kepunyaan Jendra itu menoleh kepada Mada "gua masih kuat elah bawa motor doang mah"

"tapi kan lo pelor"

"sialan, tapi sumpah gua ngantuk mau tidur minimal di halte lah sampe pagi" ucap Jendra dengan kendaraan nya yang mulai oleng.

Mada pun berdecak "elah, titipin aja motor nya di halte besok pagi bawa balik sini gue bonceng"

"dih? motor gua kalau lecet gimana?"

"daripada lo tidur di halte di gigitin nyamuk, masuk rumah sakit gara-gara demam berdarah ngga ah jend balik buru titipin motor nya di tukang parkir aja di stasiun"

"Mada, nanti motor gue ilang"

"Nanti kalau lo masuk angin gimana?"

"Gua baru ganti velg, kalau dicolong gimana?"

[✓] JUANDRA | MarkNoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang