iv. Rencana Jendra pada Juandra

596 67 1
                                    

:

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

:

   Rihan dan juga Watla membawa plastik berisi kopi kenangan yang di pesan oleh anak-anak Juandra untuk dinikmati bersama, ada Jakas yang langsung menyerobot kopi rasa americano tersebut tanpa mengantri yang mendapat cibiran dari Watla.

   "kalau giliran kopi gula aren aja, maju paling depan"

   Jakas pun merotasikan mata nya malas, ia dan Watla sudah seperti musuh abadi ; sehidup semati membencinya.

   Sementara yang lain sudah antre untuk mengambil kopi itu saat melihat Kinal hendak mengambil kopi, Watla pun dengan sigap memberikan sedotan untuk gadis itu "hati-hati panas kopi nya" pesan Watla basa-basi untuk sekedar melihat Kinal menjawabnya namun masih pada pendiriannya Kinal hanya diam, mengaguk atau mengeleng; tidak ada ekspresi.

   Hari ini Juandra di markas mendapat traktiran kopi janji jiwa dari sang ketua siapa lagi kalau bukan Jendra yang kini sedang duduk manis sembari bermain game di ponsel pintar nya ia memilih untuk mendapat bagian akhir saja yang penting Juandra dulu.

   Di saat lelaki dengan rahang tegas itu sedang fokus pada layar ponsel nya, dari ujung ruangan terdapat sepasang netra yang memperhatikan Jendra lekat lengkap dengan kurva lengkung nya lagi-lagi Mada tersenyum saat melihat Jendra yang memasang wajah serius namun terkadang menggerutu kesal yang Mada tau Jendra memasang raut kesal pasti karna kalah dalam permainan. Kalau Mada ada di sebelah Jendra pasti lelaki itu akan meledek kekasih nya payah dan berakhir mereka bertengkar dan itu hal yang menyenangkan bagi Mada.

   "ga ambil kopi lo?" Hilmy menduduki dirinya di sebelah Mada yang segera mengalihkan pandangan nya dari Jendra karna sadar Hilmy ada di sebelah nya.

   "ngga ah, nanti aja belakangan"

    Hilmy pun mengaguk lalu kemudian menusukan sedotan pada gelas kopi dengan rasa gula aren tersebut "kaya Jendra lo ahahaha"

   Mada pun tersenyum saja, kemudian menatap Hilmy "apanya yang kaya Jendra?"

   "kelakuan nya, ah semua nya sih kaya lo sama Jendra anak kembar non indentik tau ga"

    "masa iya?"

    "anak Juandra, iri dah kayanya sama persahabatan kalian" kata Hilmy dengan pandangan nya yang lurus menatap Jendra yang nampak sibuk bermain ponsel, kemudian ia melirik pada Mada yang juga ikut melirik nya kikuk. "Ibarat nya ya mad, Juandra redup kalau gada Jendra dan Jendra redup kalau gada lo persahabatan kalian sempurna, kalau gada lo mungkin Jendra ga akan sekuat sekarang, apalagi kemarin cuman lo yang bisa menghentikan emosi nya Jendra yang gabisa di hentikan sama siapa pun ah gue iri sama persahabatan lo" lanjut Hilmy kemudian pria itu pun kembali menatap anak Juandra yang sedang menikmati kopi nya.

    sahabat ya? memang terlalu terlihat seperti sahabat? Andai mereka tahu, andai dunia tahu, andai semesta tahu bahwa dekat seperti itu tidak layak untuk hanya disebut sebagai sahabat sangat nyeri kalau orang lain melihat mereka hanya sebatas teman walau sebenarnya mereka ; Mada & Jendra adalah rotasi sempurna tentang jatuh cinta, juga tempat pulang dalam rentetan skenario semesta yang bajingan pelukan yang mereka beri satu sama lain membuat semua nya terasa ringan.

   Rasanya kelu, ekspresi jatuh cinta nya terpaksa di rahasiakan karna mereka ; manusia penyandang norma dan ketetapan selalu akan mengahakimi setiap perbuatan tanpa melihat sudut pandang lain dari tolak ukur sisi kemanusiaan.

   Namun, mereka yang berada pada minoritas tidak bisa memperjuangkan rasa nya melawan ratusan mayoritas terlalu lelah untuk melangkah berdua dengan ribuan orang yang mereka tahu kelak akan memberikan tatapan menusuk.

   Maka dari itu, untuk Jendra semuanya akan Mada upayakan agar pria itu bisa beristirahat dalam peluk nya— Mada ingin menentang sebisa mungkin, dan perihal hitam atau putih dirinya biarlah semesta yang menilai dan berhak menentukan nya jikapun harus di cap sebagai pendosa maka Mada tidak keberatannya ia akan tetap jatuh cinta dengan hal-hal yang di tentang berbagai kalangan itu.

   Mada hanya ingin jatuh cinta dan Jendra pun begitu.

  "Mada, minuman lo ambil sini" teriak Jendra dari kejauhan.

   Mada pun bangkit dari duduk nya, meninggalkan Hilmy sendiri namun pria itu acuh menikmati kopi kesukaan nya.

   Mada pun mengambil gelas berisi kopi itu dari tangan Jendra namun sebelum ia benar-benar mengambil gelas nya, Mada menggenggam tangan Jendra lembut cukup lama hingga gelas itu diambil oleh tangan Jendra satu lagi dan kemudian menyerahkan nya kepada Mada, Jendra sedikit bingung mengapa Mada sangat tiba-tiba apalagi tatapan nya seperti mengisyaratkan sebuah ambisi yang ingin tersalurkan.

  Namun pada dasar nya, Putra Argantara itu hanya membutuhkan validasi tentang rasa nya yang asing dimata banyak orang ia juga butuh validasi atas hubungan nya yang hanya dianggap sebatas teman relasi Putra Argantara itu sedang ingin egois, ingin dunia tahu bahwa Andigala ini hanya kepunyaan seorang.

   "Mada, sumpah demi tuhan lu anjing" desis Jendra menatap Mada tajam.

   Lelaki di depan nya itu hanya terdiam sinis, kemudian melepaskan genggaman nya dari Jendra membuat Jendra sedikit bingung arti dari raut Mada itu sebenarnya apa, namun tanpa ambil pusing Mada yang sedang merajuk kini Jendra terduduk setelah Mada pergi menjauhi nya.

   "Juandra" intrupsi Jendra membuat anak-anak Juandra memusatkan perhatian nya pada Jendra.

   semua anggota duduk dengan rapih, memperhatikan sosok ketua yang sudah berdiri kemudian melipat kedua tangan nya di dada "Juandra, gua ada keinginan untuk kalian"

   "gue pengen, nanti hari minggu kita keliling ketemu sama banyak alumni untuk silahturahmi terus nanti juga kita datang ke panti asuhan atau perkampungan pinggiran kota untuk acara amal Juandra dan gua minta kasus kemarin soal anak penjabat itu jangan lagi di ungkit, kalau ketemu sama dia juga jangan di isengin anggap itu semua udah clear"

   Semua nya pun mengaguk "tapi, gue rasa urusan sama anak penjabat itu ngga akan berhenti gitu aja deh, pasti di usut" kata Jakas

   Rihan pun setuju dengan pendapat nya "gue yakin kita bakal dicari, sebelum itu kita harus atur strategi"

   "tapi apa kasus nya bakal di usut? sedangkan dia udah dikenal suka bully apa dia berani buat bilang" tanya Yoga

   "uang yang berani buat bilang nya yog" sahut Damar

    "tah bener, anak penjabat kan seenak jidatnya bisa membulak-balikan fakta dengan gampang" celetuk Hilmy

   "belum tentu, jangan menyamaratakan semua hanya oknum bukan semuanya" ucap Kinal

   satu ruangan pun mengaguk, lalu Jendra pun berdehem "urusan itu, kita buat strategi nya setelah acara ketemuan sama alumni terelasasi karna gue yakin ga akan secepat itu"

   "rencana nya kapan?" tanya Sandi

   "Sabtu depan?" tanya Jendra

    Semua pun mengaguk setuju, namun Jendra dapat melihat seseorang di ujung sana sedang merajuk hanya mengerucutkan bibirnya lucu— Jendra tau, ada sesuatu tentang Gamada yang membuat lelaki itu jadi diam membisu.

   Jendra tersenyum, apa mungkin lelaki itu ada di fase jatuh cinta ala remaja kembali? terlalu konyol.

JUANDRA

  bakal dilanjut kalau yang baca udah 1k terus vote nya 500 dan komen nya 100 AHAHAHAH PASTI LAMA JADI KAPAN KAPAN LAGI UP NYA. :3

   sengaja, tungguin aje ye.

[✓] JUANDRA | MarkNoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang