Happy reading
Semalaman Jungkook tidak bisa tidur, dia memikirkan kejadian tempo hari.
Di kamar nya dia hanya beguling guling.
"Aishh...aku melakukan nya apa tidak ya dengan nana...astaga kenapa aku bisa tidak ingat sama sekali..." Batin Jungkook.
Jimin yang lewat kamar Jungkook pun mendengar suara orang berbicara sendiri.
"Sedang apa dia bicara sendiri..." Batin Jimin.
Tok.
Tok.
Tok.
"Kook kau belum tidur.." Jimin bicara dari balik pintu.
Deg
Deg
Deg.
"Jimin..." Batin Jungkook.
Dia berdiri dan membuka pintu. "Oh..em..aku berusaha tidur maaf kau terganggu..." Jungkook.
", Tidak...kalo kau tidak bisa tidur di sini..tidur lah di kamar ku...bukan kah kau biasa nya begitu..." Jimin.
Jungkook hanya menggaruk garuk leher nya.
"Oh..em...kau tidak marah .." Jungkook.
Jimin hanya mengernyitkan dahi nya.
"Kenapa aku harus marah memangnya kau salah apa...sudah sana tidur..aku mengecek kerjaan ku dulu sebentar..." Jimin duduk di sofa dan membuka laptop nya.
"Oh iya... Jimin kan tidak tau aku dan Nana....kenapa aku jadi takut tidur dengan nya..." batin jungkook.
Jungkook sangat takut Jimin marah.
Jungkook langsung menuju ke kamar Jimin.
Di melihat ada baju baru. "Jimin beli baju....seperti nya terlalu besar..." Batin jungkook.
"Oh itu ....aku membeli nya untuk mu sekalian topi nya aku pikir itu cocok untuk mu kook..." Jimin tiba2 memeluk Jungkook dari belakang.Deg
Deg
Deg
Jungkook kaget, tiba2 Jimin memeluk nya.
"Kenapa kau merindukanku..." Jungkook.
Jimin hanya tersenyum.
"Bolehkan..." Jimin.
Jungkook tersenyum. "Tentu saja sayang...aku senang kau merindukanku..." Jungkook.
"Kook...aku mau cerita..saat aku di luar kota kemarin aku banyak merenung...aku pikir Hyuna sudah tidak ada...dan hanya kau yang ku punya..." Jimin.
Jungkook hanya diam memandang Jimin.
"Dulu aku tidak pernah berpacaran...teman2 kuliah ku mengatakan aku ini cupu..tidak ada yang mau dengan ku...aku pemalu dan takut untuk mendekati para gadis,,,sampai aku jatuh cinta dengan Hae won...semua orang di kampus kaget aku berpacaran dengan nya...gadis yang menurut ku sangat cantik..." Jimin.
Deg.
Deg
Deg..
Jungkook memperbaiki posisi duduk nya, sedikit cemburu memang.
"Lalu..." Jungkook.
"Aku sangat bahagia...aku berfikir aku akan menikah dan hidup dengan nya...tapi aku tidak tau jika dia ternyata mempunyai mimpi menjadi seorang artis...dia ikut casting berkali kali...sampai akhir nya dia di terima bermain drama.." Jimin.
"Si ulat bulu di bilang cantik...cantik dari manaaaa coba....heran aku sama Jimin..." Batin Jungkook yang masih diam memperhatikan cerita Jimin.
"Tiba2 dia memutuskan ku...aku tidak terima...aku syock...semua teman-teman menggunjingkan ku...jika aku di putus karena aku tidak pantas untuk seorang artis...Hae won mengatakan dia tidak ingin karir nya hancur karena ada aku...dia tidak mau fans nya cemburu dan meninggalkan diri nya karena ketahuan mempunyai pacar..." Jimin.
"Aku malu...setelah lulus aku kerja..aku tidak mau lagi mengenal wanita..aku cukup sakit hati...sampai aku mengenal Hyuna... sebelum aku resmi pacaran...saat ayah mu masih ada aku sudah mengenal Hyuna...kami berteman baik...aku sering curhat tentang hidup ku padanya...ayah mu juga mengenal ku..." Jimin.
Deg.
Deg.
Deg .
"Ayah... ayah ku tau tentang mu...?" Jungkook kaget ternyata seperti itulah awal mula persahabatan mama dan Jimin.
"Iya..ayah mu tidak marah saat kami dekat...lalu setahun kemudian ayah mu meninggal...kami menjadi makin dekat...meski dia lebih tua dari ku tapi dialah satu2 nya orang yang melindungi ku..menjagaku...aku sempat depresi dan hampir bunuh diri...aku bahkan sempat berada di rumah sakit jiwa sekitar dua Minggu lamanya..." Jimin.
Deg
Deg
Deg.
Jungkook membelalakkan matanya.
"Kaget kan..." Jimin bicara sambil tersenyum.
"Setiap kali aku ingat Hae Won aku kesal dan sakit hati..aku ingin mengakhiri hidup ku...aku malu bertemu teman-teman ku...mereka selalu mengejek ku...tapi Hyuna lah yang selalu merawat ku..menjengukku setiap hari..sampai dia menjaga ku...saat itu aku merasa nyaman...aku mulai membuka hati ku untuk mencintai mama mu,,meski aku tidak tau apakah aku akan diterima nya atau tidak..saat itu aku juga tidak tau dia menganggap ku apa... seseorang yang dia cintai atau hanya teman yang merasa kasihan padaku...tapi satu hal yang aku tau aku merasa nyaman...menemukan sesuatu yang tidak pernah aku dapat kan selama ini....saat aku melamar nya...dia ragu..apalagi ada kau.." Jimin.
"Lalu aku meyakinkan nya jika aku akan menerima nya semua tentang dirinya termasuk kau..dan tanggung jawab ku sebagai suami...saat itu lah dia berani untuk menerima lamaranku.." Jimin.
"Jika tidak ada Hyuna aku sudah mati sejak dulu kook..." Jimin.
Jungkook hanya diam memandang Jimin.
Jungkook memegang pipi Jimin, dan tersenyum lembut.
"Terimakasih sudah bertahan hidup sampai sekarang...dan aku bisa bertemu dengan mu...ijinkan aku menjaga mu..aku tau aku mungkin tidak bisa menggantikan mama di hati mu...tidak masalah aku jadi yang kedua jika yang pertama itu adalah mama ku...aku ingin menjalankan pesan terakhir mama...untuk menjagamu...dia khawatir...siapa yang akan menjadi sandaran jika kau menangis di malam hari..." Jungkook.
Jimin hanya diam, dia menahan air matanya mengingat Hyuna.
"Apa aku merepotkan mu..." Jimin.
Jungkook hanya menggeleng kan kepalanya sambil tersenyum.
"Dia bahkan pernah saat hujan malam2 datang ke apartemen ku hanya untuk mengantarkan makanan untuk ku..." Jimin.
Jungkook hanya tersenyum. Dia tau karena seperti itulah mama nya.
"Ini sudah malam tidur lah..." Jungkook mematikan lampu Jimin tidur.
Jungkook pergi ke balkon dan merokok.
Dia memikirkan semua cerita Jimin, Jungkook senang dia tau apa masalah Jimin.
"Jangan khawatir ma..aku tidak akan meninggalkan kesayangan ku sendiri an..." Jungkook.
Tiba2 ponsel Jungkook berbunyi.
Dia mendapatkan pesan chat dari Nana.
"Sayang kau sudah tidur..aku merindukan mu..." Nana.
Deg
Deg
Deg
"Kenapa si gila ini...aishhh..aku block saja.." Jungkook mengeblock nomor Nana.
"Aishhh sialan...awas kau Jungkook...aku tidak kurang akal...kita tunggu satu bulan...aku harap aku hamil..." Nana.
Sudah satu bulan Nana tidak bisa menghubungi Jungkook,,dan Jungkook juga sudah tidak bekerja lagi di tambah Jungkook tinggal di apartemen Jimin hingga mempersulit Nana mencari nya.
"Paman Jun Su ayolah cari tau di mana Jungkook tinggal...lagi pula ini sudah satu bulan..." Nana.
"Sabar dulu... bagaimana apa kau merasakan hal2 aneh..misal nya kau muntah2...cek saja siapa tau kau hamil.." Jun Su.
"Masalah nya aku tidak melakukan nya paman...Jungkook keburu mabuk dan tidur..aku hanya memasukkan nya sendiri..tapi aku tidak yakin..." Nana.
Jun Su hanya diam. "Kau bercinta lah lagi.." Jun Su.
"Ck,,mana mau Jungkook dia sudah membenci ku..." Nana.
"Dengan teman mu saja..nanti kalo kau hamil biar Jungkook yang tanggung jawab..." Jun Su.
Deg.
Deg
Deg.
Nana tersenyum sinis.
"Bodo amat aku tidak peduli yang penting aku dapat Jungkook..." Batin Nana.
Hampir dua bulan. Nana mengetes nya dan hasil nya positif.
Nana menemui Jun Su.
"Paman aku berhasil aku positif hamil..." Nana.
Jun Su tersenyum sinis.
"Ini lebih cepat dari yang ku bayangkan
.." Jun Su.
"Baiklah aku sudah mencari tau...Jungkook tinggal di apartemen milik Ayah Tirinya..." Kau pergilah saat ayah tirinya bekerja.
"Baik Paman...." Nana.
Nana kembali bekerja.
"Sayang..sini biar aku yang kerjakan..." Jae.
"Ngapain sih Lo bilang sayang2...gue hanya cinta Jungkook awas ya...kalo ada Jungkook lu bilang sayang...aku tidak mau dia cemburu nanti..." Nana.
Jae hanya diam memandang Nana pergi.
Sore nya Nana ke apartemen Jimin.
Ting...
Nong..
Jungkook tersenyum dia sudah masak.
"Cepat sekali dia pulang...apa dia sangat merindukan ku..." Batin Jungkook. Jungkook berfikir itu Jimin.
"Say....yang...KAU..." Jungkook.
Deg.
Deg
Deg
Jungkook kaget ternyata Nana yang datang.
"Mau apa kau kesini..." Jungkook dia tetap berdiri di depan pintu.
"Setidaknya kau menyuruh ku masuk..." Nana bicara sambil tersenyum.
Terpaksa Jungkook mempersilahkan Nana duduk.
"Wah...lumayan mewah apartemen ayah tirimu...ibu mu hebat juga.." Nana.
"Jangan ikut campur....kau tidak tau apapun...katakan dan sebaiknya kau pulang... sebelum aku memanggil satpam...atau bertindak kasar padamu..." Jungkook.
"Apa kau sangat takut...kalo ayah tirimu tau kelakuan mu sayang...ayolah kook dia hanya ayah tirimu..." Nana.
Jungkook masih diam dia menahan emosi nya.
"ADA APA INI..." Jimin.
Deg
Deg
Deg
"Ji... Jimin kau...oh em..ini dia teman ku menjenguk ku..." Jungkook.
Deg
Deg
Deg
"Ini kan laki2 yang di bar..tunggu jadi laki2 ini yang menikah dengan mama nya Jungkook...ck,,aku bodoh sekali..." Batin Nana.
"Aku ....aku kesini ingin memberi tahu kalo aku...Aku HAMIL ANAK JUNGKOOK..."Nana.
Deg
Deg
Deg
"APA..HEH..JANGAN MACAM2 KAMU...GILA KAMU YA..Jim..jangan percaya Jim...dia itu gila..aku tidak melakukan apapun Jim..sungguh... percaya padaku..." Jungkook bicara sambil memandang Jimin dari dekat.
Jimin hanya diam tidak menjawab sama sekali dia langsung ke kamar, dan mengunci kamar nya.
"Jim..Jimin buka pintu nya Jim...kumohon Jimin..." Jungkook tidak berhasil membujuk Jimin.
Jungkook kembali ke ruang tamu.
"KAU...DASAR WANITA KURANG AJAR...AKU TIDAK MELAKUKAN APAPUN..." Jungkook.
"Oh ya...tapi kau belum lupa kan sayang kalo kita pernah mabuk di Bar...dan malam itu kita bersama...malam itu kau tidak pulang....aku rasa kau masih ingat sayang..." Nana.
Deg
Deg
Deg
Jimin yang dari dalam kamar mendengar pembicaraan mereka berdua.
Hanya bisa menggigit bibir nya sambil menahan air matanya.
"Jungkook...kau...bisa2 nya kau..disaat kau sedang tidak ada di rumah..." Batin Jungkook.
"EH ...JANGAN MACAM2 YA...KELUAR KAMU DARI SINI...DASAR WANITA MURAHAN..." Jungkook mengusir Nana.
Nana hanya tersenyum sinis.
"Cepat atau lambat kau akan menikahi ku kook..." Nana langsung pergi.
Sementara Jungkook bingung bagaimana mau menjelaskan ke Jimin.
"Bagaimana ini... bagaimana jika itu benar anak ku...aishh kenapa masalah makin rumit begini..." Batin Jungkook.
Dia masih berdiri di depan pintu kamar jimin, berusaha mengetuk pintu .
"Jim...kumohon..buka pintu nya aku bisa jelaskan...Jimin... sayang...kumohon..." Jungkook.
Jungkook terduduk lemas. Malam ini dia tidak tidur bersama Jimin lagi.
Jimin hanya diam di kamar nya sambil memandang keluar kaca jendela.
Dalam hati dia menyesal menceritakan kisah nya dengan Jungkook.
"Untuk apa aku menceritakan kisahku...dan menaruh harapan besar padamu jika akhirnya kau akan meninggalkan ku juga...mungkin memang aku harus nya tidak mencoba membuka hatiku lagi...kau memang anak Hyuna..tapi kau bukan Hyuna...." Batin Jimin.
Keesokan hari nya Jimin bangun sudah siap dengan Baju kerja nya. Wajah yang sedikit pucat tanpa senyum.
"Jimin sayang...aku sudah siapkan sarapan..." Jungkook berusaha membujuk Jimin.
"Mulai sekarang kita tidak usah tinggal bersama...kau pulang lah ke apartemen mu...untuk uang tidak perlu khawatir...karena untuk yang satu itu..aku sudah janji dengan Hyuna..." Jimin langsung pergi ke luar.
"Tunggu aku tidak mau Jim...aku bisa menjelaskan...itu bukan anak ku...lagi pula saat itu aku tidak..." Jungkook tidak bisa melanjutkan kalimatnya.
"Sudahlah...aku ingin sendiri....jadi pulang lah..." Jimin langsung pergi ke kantor.
Jungkook hanya diam, dia tidak tau lagi harus bagaimana meyakinkan Jimin.To be continue...
KAMU SEDANG MEMBACA
MY STEP FATHER
Teen FictionIbu Jungkook bernama Hyuna, di saat umur nya enam belas tahun dia hamil dengan pacar nya dan akhirnya mereka harus menikah,, karena itu di saat Jungkook umur nya sudah dua puluh tahun ibu Jungkook masih berumur 36 tahun, ayah Jungkook meninggal kare...