02 | Mamim

165 14 0
                                    

Devran : Nay, saya minta tolong kamu ke rumah sebentar bisa nggak?

Nayna : bisa syekali pak!

Devran : okay, thank you, soalnya ini hazel badannya panas.

Nayna : oke saya meluncur

Devran : sekali lagi makasih

Nayna yang masih berantakan akhirnya dia siap-siap, dandan yang cantik pakai baju yang bagus dan membiarkan rambutnya yang panjang tergerai. Nayna memakai dress selutut dengan warna biru cerah. Demi apa deh pag-pagi di chat Pak Bos ganteng, di suruh datang ke rumahnya lagi, buat bantu mengurus anaknya. Nayna menata semua keperluannya, mulai dari keperluan pribadi hingga keperluan kantor, setelah semuanya beres Nayna langsung bergegas keluar kamar dan meluncur ke rumah bos ganteng rupawan dan baik hati.

“Nayna pergi dulu ya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Nayna pergi dulu ya.”

“Lah lah, nggak sarapan dulu?,” tanya Mama.

“Ntar gampang Ma.”

“Emang ada urusan apa ke kantor pagi-pagi banget gini Nay?,” tanya Kenan.

“Jauh lebih penting, ini adalah misi Nayna mendapatkan jodoh.”

“Allahuuumaaaa … efek jomblo kelamaan,” ucap Rangga.

“Ya udah Nayna berangkat dulu, assalamualaikum ….”

“Wa’alaikumsalam ….”

Nayna pergi ke rumah Devran dengan naik taxi online, untung jarak rumah Devran dan rumahnya nggak terlalu jauh.

Nayna : saya otw ke rumah pak

Devran : hati-hati, ongkos biar saya yang bayar

Nayna : eh jangan pak

Devran : udah nggak apa-apa.

Nayna : hheumm, makasih pak

Lima belas menit kemudian, Nayna sudah sampai di rumah Devran, rumah bak istana, di jaga satpam sana sini, ada beberpa body guard juga. Ya hampir mirip sama rumahnya Aldebaran Alfahri di sinetron, tapi lebih besar rumah bos ganteng ini. Nayna di bukankan gerbang oleh Pak Uya—satpam yang baik hati dengan rambut kriwilnya, yang selalu bikin mood naik. Nayna juga sudah akrab dengan Pak Uya, ya sebagian pegawai Devran sudah kenal dengan Pak Uya dan Pak Karto.

“Bu Nayna, sudah di tunggu sama Pak Devran di dalam, Bu Nayna masuk aja, tadi uang buat bayar mang ojol sudah Pak Devran titipin ke Uya,” ucap Pak Uya.

“Wah iya terimakasih Pak Uya.”

Nayna hanya beberapa kali ke rumah Devran, sebelumnya dia sudah pernah ke rumah Devran karena ada acara kantor, bukan pribadi seperti ini. Nayna melangkah masuk ke dalam rumah bak istana itu, tak henti-hentinya Nayna terpukau dengan interior rumah bosnya ini.

Mas Duda Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang