13 | Cinta Lama Belum Kelar

15 2 1
                                    

Malam ini Aldebaran meminta Nayna untuk bertemu di sebuah kafe. Oh tenang Aldebaran tidak sendirian dia ditemani oleh Niken. Sebelum Nayna mengiyakan, dia meminta izin Devran terlebih dahulu dan laki-laki itu mengizinkan. Devran tidak menemani Nayna karena sedang ada acara keluarga, biasalah arisan. Hanya saja nanti setelah selesai bertemu Devran akan menjemput Nayna.

Aldebaran dan Niken sudah menunggu, Nayna datang dengan naik ojek online. Kenan harus menemani Papa gala diner para pengusaha di JCC. Tak lama Nayna tiba.

"Maaf sudah menunggu," ucap Nayna.

"Nggak kok Nay."

"Nay besok pagi aku akan berangkat ke Amerika dan aku mau pamit sama kamu. Terimakasih sudah pernah menjadi bagian dari hidupku Nay. Terimakasih juga sudah pernah singgah di hati aku. Sekarang aku akan melepaskan kamu, bahagialah sama Devran. Aku akan berusaha mencintai Stephani sepenuh hati. Aku nggak akan ganggu kamu lagi," ucap Aldebaran tulus.

"Aku udah tahu Mas, tadi aku bertemu Stephani, dia udah menyampaikan hal itu juga. Aku yakin Stephani gadis yang baik, semoga dia lebih baik daripada aku, aku juga minta maaf ya Mas, kalau selama ini aku ada salah sama kamu. Mas Al tenang aja, aku akan jaga diri baik-baik."

"Terimakasih atas semuanya."

Setelah berpamitan dan menyelesaikan semuanya, Aldebaran langsung berpamitan pulang dia harus menyiapkan keperluannya. Mengikhlaskan orang lama itu awalnya berat, tapi hidup harus terus berlanjutkan? Toh awal puncak masalahnya juga sudah membuat sakit hati.

"Jujur aku kangen sama Mas Al dengan tutur katanya yang lembut gitu Ken," ucap Nayna.

"Gue tahu Nay, dulu kalian itu sama-sama bucin, saking bucinnya yang lain kalian anggap ngontrak!"

Nayna tertawa pelan. "Maaf ya."

"Udah sekarang udah ada bos ganteng. Sekarang lo juga udah bersama dengannya. Baik-baik lo ya sama Pak Devran."

"Siap! By the way, ini yang bayar makanannya siapa?," tanya Nayna.

"Tenang, ini udah di bayar sama Mas Al!"

"Oh, aman dompet gue!"

"Domwet lo aman terus kali Nay, kan ada bos yang siap 24 jam buat lo," ucap Niken.

"He he he, udah ah di makan nih. Mubazir kalau nggak di habisin," ucap Nayna mencomot satu potong tortila.

Nayna menghabiskan waktu bersama Niken di kafe itu menghabiskan makanan yang dipesankan oleh Aldebaran.

"Ken, gue tuh kapan hari pernah ke sekolahannya Hazel ..."

"Terus?"

"Gue kalau nggak salah lihat adik lo, si Mazen di sana. Ngapain?"

"Hah serius?"

"Iya, ngapain sih? Yang gue lihat si Mazen, dari badannya gue tahu Ken," ucap Nayna.

Niken lalu meletakan garpunya di piring dan menelan spagethi-nya. "Setahu gue nih ya, si Mazen itu pernah punya crush seorang guru, tapi nggak dijelasin si crush-nya ngajar di mana. Jangan-jangan beneran di sekolahnya Hazel."

"Ya mungkin sih, tapi coba lo tanya Mazen aja."

"Iya ntar gue tanyakan."

Selesai makan, mereka memutuskan pulang. Devran dan Hazel sudah menunggu Nayna di depan kafe. Hazel menyalami Nayna dan mencium tangan Nayna.

"Anak sholih!," ucap Nayna mengusap kepala Hazel.

"Udah ketemunya?"

"Udah Mas," jawab Nayna.

Mas Duda Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang