07 | Om Ganteng

102 7 2
                                    

Akhirnya, Nayna menepati janjinya kepada Tristan, mereka pergi untuk membeli alat-alat gambar. Mama dan Papa ikut serta, kecuali Kenan. Karena dia sedang ada urusan di kantornya, Mama sudah memninta Kenan untuk menyusul, namun belum ada kepastian dari Kenan. Nayna asik bercanda dengan Tristan, di jok belakang, sedangkan Papa duduk di jok depan, Mama dan Nadine duduk di jok tengah.

“Mama susu …”

“Susu yang cimory atau ultra milk?”

“Cimory.”

“Minum susu terus, gendut nanti kamu,” ucap Nayna tertawa.

“Biarin, nanti kalau aku gendut aunty kan nggak bisa gendong aku.”

“Idih, siapa juga yang mau gendong kakak Tristan, udah gede.”

Aunty, kapan punya dedek? Biar nanti Kakak Tristan yang gendong.”

“Kan aunty belum menikah, jadi belum bisa punya dedek.”

“Lah kemarin aunty pergi sama om ganteng itu, itu pacar aunty kan?”

“Hah? Yang mana?”

“Ihh yang kemarin nganter aunty …..”

“Ah, itu teman aunty ….”

“Duh, kakak Tristan cerewet ya, Mama sama Papanya padahal pendiam,” ucap Mama.

“Ya kan, kayaknya nurun dari Mama,” ucap Rangga tertawa.

“Oma, Oma kemarin kakak Tristan lihat aunty dianter sama Om ganteng, itu pacar aunty ya?”

“Om ganteng siapa?”

“Nggak tahu, pokoknya ganteng kayak Tristan.”

“Emang kakak Tristan ganteng?” Rangga menggoda sang anak.

Nayna senyam-senyum aja, melihat tingkah dan kebawelan Tristan, anak itu emang suka peka terhadap sesuatu, Tristan juga termasuk anak yang daya tangkapnya cepat, makanya nggak heran kalau dia menjadi murid rangking satu di kelasnya.

“Gantenglah, Papa kali yang nggak ganteng,” ucap Tristan tertawa puas.

“Berarti Opa jelek dong Kak?,” tanya Papa ikut-ikutan menggoda Tristan.

“Opa …Opa ganteng.”

“Bang Rangga sabar ya Bang,” ucap Nayna tertawa.

***

Nayna bisa melupakan kejadian tadi di taman, karena Tristan benar-benar mood booster, mereka sampai di mall. Sore hari ini, mall cukup ramai dan untung saja Rangga masih mendapatkan tempat parkir. Nadine dan Nayna memilih ke toko alat-alat tulis dan keperluan sekolah, sedangkan Mama dan Papa ke bagian baju dan sepatu, kalau Rangga sudah jelas ke coffee shop, yang ada di sana.

“Mama, nanti pulang ke j.co ya, kakak mau beli donat yang banyak.”

“Kok banyak banget Kak? Buat siapa?”

“Buat Rahel, teman kakak Ma, Rahel akhir-akhir ini sedih terus, jadi kakak mau beliin donat buat dia, donatnya yang cream warna pink, soalnya Rahel suka pink.”

“Ohh gitu, ya udah nanti kita mampir ya.”

“Jadi gini ya Kak punya anak?,” tanya Nayna.

“Hi hi hi, alhamdulillah, Tristan jadi anak yang pintar dan dia juga peduli sama orang lain, tapi ya namanya juga anak-anak pasti ada sisi jailnya,” ucap Nadine.

Aunty … kakak udah pilih ini”

“Oh, ini aja?, nggak yang lain?”

“Iya ini aja, soalnya kakak nggak mau memeberatkan aunty, karena Tristan tahu uang aunty udah di tabung buat nikah sama Om ganteng itu. Om ganteng itu pacar aunty kan?”

Mas Duda Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang