11 | Deep Talk

42 2 1
                                    

Sore hari ini tiba-tiba saja hujan mengguyur kota. Untungnya Nayna sudah tiba di rumah, perempuan itu membersihkan dirinya, kemudian dia menemani Tristan membuka mainan barunya. Sebuah mainan robot yang dapat di rakit sendiri, Nayna sengaja memilihkan mainan itu supaya mengasah motorik Tristan dan imajinasinya.

"Aunty, robotnya bagus banget. Thank you ya aunty."

"Sama-sama sayang."

"Ini robotnya ada tiga macam, boleh nggak kalau Tristan ajak temen-temen main di sini aunty?"

"Boleh aja sayang."

"Wah mainan baru nih Tristan?," tanya Mama.

"Iya Oma. Bagus nggak Oma?"

"Bagus."

"Kayaknya Tristan suka banget sama robot yang kamu beliin Nay," ucap Mama.

"Iya Ma, alhamdullilah kalau Tristan suka."

"Nay, apa kamu udah yakin sama pilihan hati kamu?," tanya Mama tiba-tiba.

Mama pasti ingin melanjutkan pertanyaannya kemarin.

"Insya Allah Ma."

"Nay, Mama dan Papa nggak berharap banyak dan kami juga nggak mau berekspektasi terlalu tinggi sama Devran. Mama itu hanya khawatir kalau Hazel belum bisa menerima kamu sebagai ibu sambungnya," ucap Mama.

"Ma .... Nayna yakin Hazel pasti bisa menerima Nayna sebagai ibu sambungnya. Justru yang jadi kekhawatiran Nayna, malah di diri Nayna sendiri Ma, Nay takut kalau Nay nggak bisa jadi Mama yang baik buat Hazel."

"Mama yakin kamu bisa jadi istri dan ibu yang baik Nay. Nay kamu juga harus memikirkan apa kamu tetap harus kerja di perusahaan yang berbeda atau memilih jadi ibu rumah tangga. Nanti kamu bisa pikirkan itu, ya walaupun Mama tahu, Devran itu bos besar dan Mama yakin bisa memenuhi kebutuhan kalian, tapi kalau perempuan nggak berdikari itu cukup sulit Nay, karena kita juga nggak tahu apa yang akan terjadi ke depan," ucap Mama, seketika Mama ingat perlakuan Papa dulu.

Nayna terdiam sejenak.

"Kamu itu cantik Nay, berpendidikan, kamu juga memiliki bakat mendesain rumah ataupun alat property lainnya. Kalaupun kamu nanti kamu nggak kerja lagi setelah menikah, kamu kan bisa jadi desainer rumah, nanti kamu juga bisa menawarkan jasa kamu itu ke koleganya Devran atau teman-teman kamu."

"Iya sih Ma, Nay juga berpikiran seperti itu, work from home seperti era pandemi dulu. Dan selain itu Nay bisa jagain Hazel sekaligus.

"Bener itu Nay. Kamu jugakan bisa masak, barangkali kamu juga bisa bikim usaha katering," saran Mama.

"Iya Mama. Untuk sekarang ini Nayna dan Mas Devran fokus ke Hazel. Pendekatan Nayna ke Hazel, penyesuaian diri Nayna ke Mas Devran yang notabene-nya seorang duda dengan anak satu."

"Jatuh cinta itu nggak bisa ditebak Nay, kapan, dimana dan siapanya kita nggak tahu. Kapan kita mau jatuh cinta, kita nggak tahu, dimananya pun kita nggak tahu dan terutama dengan siapanya kita lebih nggak tahu. Jodoh itu misteri Nayna. Banyak plot twist."

Hening sejenak, Mama dan Nayna menatap Tristan yang sedang asik bermain robot barunya. Senyum terkembang dari bibir gadis itu.

"Makasih ya Ma, Mama itu selalu mau dengerin Nay. Mama juga udah support keputusan Nay dan selalu memberi saran," ucap Nayna.

"Udah selayaknya tugas seorang ibu Nay. Kamupun nanti akan mengalaminya Nay, apalagi kamu akan jadi ibu sambungnya Hazel, itu akan butuh tantang tersendiri. Berdoa aja semoga Hazel mau menurut sama Nayna nantinya dan menghargai kamu sebagai ibunya."

Mas Duda Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang