09 | Calon Mantu

102 4 1
                                    

Pagi ini Nayna memberanikan diri bertemu Aldebaran di kafe, Nayna ingin Aldebaran menjauh dari kehidupannya, Nayna ingin fokus pada kehidupannya sendiri, Nayna ingin fokus pada penataan hidupnya, dia tidak mau hidup di bayang-bayang Aldebaran, Nayna juga meminta Aldebaran untuk segera melupakannya.

Perempuan itu telah sampai duluan di kafe, dia memesan secangkir caramel latte sambil menunggu orang yang dia tunggu datang. Sebenarnya Nayna tidak sendiri, dia bersama Devran. Namun Nayna meminta Devran untuk menunggu sebentar di dalam mobil. Nanti ada waktunya Devran keluar dari mobil dan ikut menemui Aldebaran.

Tak lama tibalah sebuah mobil Alphard hitam di kafe itu. Itu adalah mobil Aldebaran. Pria tinggi, gagah dan tampan itu berjalan menuju kafe. Dia kemudian menarik kursi yang ada di depan Nayna.

"Akhirnya kamu ngajak ketemuan Nay," ucap Aldebaran.

"Mulai sekarang lupain aku Mas Al, aku mau fokus sama kehidupanku. Dan tolong lupain aku," ucap Nayna to the point.

"Apa aku udah nggak punya kesempatan buat kembali sama kamu?"

"No, kepala batu banget kamu Mas Al. Kamu sudah memilih Stephani, jadi bahagiakan dia, jangan sakiti dia."

"Jujur Nay, aku nggak mencintai Stephani. Aku masih cinta dan sayang sama kamu."

"What? Aku nggak salah dengar? Kalau kamu masih cinta dan sayang sama aku, harusnya kamu bisa dong menolak perjodohan itu Mas, ataupun kalau kamu mau menerima kita bisa bicara baik-baik ya kan?"

Aldebaran terdiam, dia tidak bisa berkata-kata lagi.

"Udahlah Mas, cukup sampai di sini. Lagi pula bulan depan aku akan menikah dengan orang lain," ucap Nayna.

Aldebaran kaget bukan main. "What? Are you serious?"

"I am serious."

"Kamu mau nikah sama siapa?"

"Lembayung Devran Almahendra."

Orang yang Nayna sebut namanya akhirnya tiba, Devran duduk menjajari Nayna. Aldebaran tersenyum simpul ketika melihat Devran tiba.

"Saya Lembayung Devran Almahendra!"

"Aldebaran!"

"Senang bertemu dengan anda, saya calon suami Nayna, bulan depan kami akan segera menikah," ucap Devran.

"Oh ya, tadi Nayna sudah cerita, selamat ya semoga pernikahannya lancar dan langgeng sampai tua,"

"Aamiin terimakasih Mas Al," ucap Nayna.

"Kalau begitu aku permisi pulang, aku masih banyak urusan," pamit Aldebaran.

"Oh ya, hati-hati. Salam untuk Stephani."

Aldebaran mengangguk pelan, laki-laki itu meninggalkan kafe dengan perasaan yang tidak bisa diungkapkan dengan kata. Perasaan Aldebaran hancur lebur dan tak terkira, Aldebaran benar-benar patah hati. Kesalahan kecil, bisa menjadi sebuah penyesalan yang besar.

Nayna menghela napasnya, semoga dengan petemuan ini Aldebaran tidak menganggunya lagi, Nayna benar-benar ingin lepas dari belenggu Aldebaran yang sudah menyakitinya. Beruntung dia bertemu dengan Devran.

"Aldebaran itu wajahnya sering wara-wiri di koran dan majalah pebisnis, aku sering banget lihat itu orang di majalah, sampai bosan aku lihatnya," ucap Devran.

Nayna terkekeh pelan. "Iya Mas dia emang sering wara-wiri di majalah dan tv lokal."

"Ternyata mantan kamu nggak kaleng-kaleng ya," ucap Devran.

Mas Duda Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang