08 | Dicium

166 6 3
                                    

Hazel termasuk anak yang pintar, dia tidak malu untuk tampil ke depan. Anak cowok itu juga tidak pernah pelit untuk berbagi ilmu dengan yang teman-temannya, malah Hazel banyak ngajarin temen-temennya mulai dari menggunting dan menempel, bahkan menghitung. Devran tidak gagal mendidik Hazel seorang diri. Hazel tumbuh menjadi anak yang pemberani dan anak yang pandai.

"Hazel, gambar apa?"

"Gambar keluarga, ini Papim, ini Hazel dan ini Oma."

Miss Irdina memperhatikan gambar Hazel, di dalam gambar itu ada orang berdiri sambil bergandeng tangan dan di depannya ada sebuah gundukkan tanah, yang tak lain itu adalah gambar makam. Miss Irdina tersenyum getir, Bu hanya mengusap kepala anak ganteng itu. Miss Irdina paham betul apa yang di rasakan oleh Hazel, anak sekecil itu sudah di tinggalkan oleh sang ibu, yang seharusnya anak seumuran Hazel harus di dampingi ibu.

"Hazel terimakasih ya pensil warnanya," ucap Claudia.

"Sama-sama."

"Anak-anak sekarang waktunya istirahat, sekarang kalian boleh istirahat ya, menggambarnya di lanjutkan nanti!," ucap Miss Irdina.

Kemudian anak-anak lucu itu itu meletakan alat tulisnya dan keluar kelas satu persatu. Anak-anak di TK di sini hanya boleh jajan di kantin area sekolah tidak boleh jajan keluar sekolah. Kantin di sini juga telah diuji kualitas makananya. Karena makanan yang sehat perlu sekali untuk tumbuh kembang si anak. Hazel dan teman-temannya sedang bermain di halaman sekolah, Hazel main perosotan, dia paling suka main perosotan katanya, seperti di kolam renang. Tanpa sengaja, dia melihat teman ceweknya di senggol oleh seorang anak cowok, hingga terjatuh dan menangis. Hazel kemudian menghampiri anak cewek itu dan mengulurkan tangannya.

"Claudia, ayo bangun jangan nangis," ucap Hazel.

Akhirnya si cantik Claudia bangun dan menuruti kemauan Hazel, mereka berdua lapor ke Bu Guru. Anak cewek berambut lurus itu masih menangis.

"Claudia jangan nangis ya, nanti Bu Guru tegur ya si Arvin."

"Tuh Clau, nggak usah nangis nanti Bu Guru negur Arvin, sekarang kamu main lagi yah, kasihan tu Queensha udah nungguin."

Si cantik akhirnya berhenti menangis dan cewek itu bermain dengan teman-temannya yang lain, begitu juga dengan Hazel bermain bersama Neil, Hansa dan Rino. Neil, Hansa dan Rino seniri adalah sahabat-sahabat Hazel, mereka adalah teman akrab Hazel. Terutama Neil, karena Neil sering pulang bersama dengan Hazel. Neil ini orang tuanya sangat sibuk dengan pekerjaannya, makanya Neil sering banget iri sama Hazel yang pulang di jemput sama ayahnya. Dan Hazel pernah bilang, 'Papim aku anggap aja ya Papim kamu juga.' Dan Devran tidak keberatan, malah Devran senang, berasa punya anak laki-laki kembar.

Cambridge Kindergarten, menjadwalkan siswanya pulang pukul setengah sebelas, dan sekarang waktunya pulang, Hazel dan Neil sedang duduk di bangku panjang yang berada di halaman sekolah, menunggu Papim jemput. Tiba-tiba Claudia datang dan mencium Pipi Hazel. Hazel kaget bukan main, baru pertama kali dia di cium sama cewek.

"Thank you Hazel, tadi Arvin udah say sorry sama aku!"

"Iiiyaaa ..." Hazel gugup.

Dion tertawa pelan. Claudia kemudian berlari kearah gerbang dan menghampiri orang tuanya. Tak lama Claudia meninggalkan lingkungan sekolah, Devranpun tiba.

"Neil, Papim udah sampai yuk pulang!"

"Hazel, Neil!"

Dua anak itu kemudian masuk ke dalam mobil, Hazel menceritakan kejadian tadi, tentang dia di cium oleh Claudia, si cewek blasteran Perancis. Yang jadi primadona di sekolah. Ya di Cambridge ada beberapa anak yang blasteran luar negeri sih, seperti Isabella, itu blasteran Indonesia-Australia, terus ada juga Juliete, blasteran Indonesia-Italia-Yunani, kemudian ada Suji, si blasteran Korea-Indonesia, dan banyak lagi yang anak blasteran di Cambridge tetapi juga ada yang asli warga lokal contohnya Hazel, kalau Mark sih, Papinya keturunan Kanada, cuma ya nggak bisa bahasa Inggris, malah lancarnya bahasa jawa dialek surobayan. Nah kalau Neil ini, blasteran Aljazair-Indonesia. Sedangkan si Hansa blasteran Korea-Indonesia.

Mas Duda Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang