Chapter VII

77 6 0
                                    

Tidak terasa satu bulan berlalu tanpa drama acan acan. Kesibukan Lala juga sudah kembali normal. Pergi kerja, pulang istirahat. Rebahan di hari libur, kadang kadang pergi bersama teman temannya. Yang membedakan cuma ada tambahan dua anak bulu yang selalu mengeong antara minta makan atau minta diperhatikan... dan Mosca... kekasihnya yang sekarang seperti penghuni keempat apartemennya. Lebih sering singgah merawat kucing di sela sela kesibukan entah apa cuma menatap layar tablet dan ikut pertemuan virtual, dan yang pasti wanita itu tetap saja jarang keluar barang mencari udara sesaat. Berapa kali dalam satu bulan ini? Cuma satu kali. Ya... cuma satu kali. Lala ingat betul karena Mosca sekarang betulan lebih terbuka membagikan urusan pribadinya dan di hari itu adalah hari dimana wanita itu merasa sumpek dengan isi kepalanya yang dipenuhi tuntutan pekerjaan. Dan karena kebetulan sekali bubuk ginseng di lemari dapurnya habis, wanita itu memutuskan menggerakkan kaki pergi ke supermarket sekalian mampir ke kedai kopi. Apa sebutan khasnya? Fika. Ya... fika... minum kopi sambil ngobrol santai tapi lebih banyak ngobrolnya. Yang awalnya cuma bersama Hwan namun di tengah tengah belanja wanita itu bertemu dengan kekasih Yujin dan akhirnya fika bersama pria itu. Yang berakhir emmmm... pahit? Pulang pulang Mosca tampak tenang seperti biasa, tapi suasana di sekitar tubuh wanita itu berkata lain. Menceritakan percakapannya yang menguak andil kekasih Yujin sebagai informan pihak musuh, pria itu bahkan sama sekali tidak bersalah malah kecewa sudah salah mendekati orang. Mengira bahwa teman baik sudah pasti banyak bertukar cerita dan pikiran... awalnya Lala yakin kalau hubungan Mosca dan Yujin merenggang karena hal ini tapi ternyata tidak. Dirinya malah cengang mengetahui pria ngondek itu memilih memenangkan pertemanannya dan sampai sekarang masih melambai ria berkeliaran di tempat latihan tidak menunjukkan sedih gundah semacamnya.

Cukup bahas Mosca sampai disana... ada kabar gembira yang lebih penting! Lala ditunjuk untuk mengeluarkan album solo! Dan ini permintaan dari pak direktur! Apakah ini kenyataan? Sampai sekarang Lala sendiri masih belum bisa percaya. Ia bahkan belum cerita kepada Mosca! Oh! Haruskan ia meminta bantuan wanita itu mengkonfirmasi pak direktur? Sepertinya tidak... wanita itu pernah menyatakan bahwa pekerjaannya sama sekali tidak berhubungan dengan agensi, cuma sebatas tim pembantu. Dengan nada tak ada niatan mengulurkan tangan. Jadi lupakan ide itu. Yang bisa Lala lakukan cuma ikut saja seperti air mengalir. Menghibur diri berpikir bahwa memang kadang ada beberapa hal yang lebih baik tidak diketahui. Dan sejauh ini belum tercium bau drama selain... selain drama art block di dalam kepalanya. Setiap hari berjam jam dirinya mengurung diri di ruang musik milik Cubrews menekan tuts pada piano menggenjreng gitar dan tetap tidak membuahkan hasil hingga ketitik kata frustasi. Sungguh ia butuh Mosca barang cuma kehangatan tubuh wanita itu, tapi para kucing telah merampas apa yang seharusnya menjadi miliknya seutuhnya. Wanita itu sudah tidak membahas aktivitas di atas ranjang lagi sekarang, tidak menangkap sinyalnya lagi sekarang. Lala ingin menyalahkan anak bulu itu tapi mengingat hidup Mosca lebih teratur sudah bisa makan layak mengikuti jam makan kucing... tetap ia tidak mampu mengikhlaskan!

Lala menghela nafas membuka pintu apartemen. Menangkap Mosca tengah rebahan di sofa mengusap kepala dua buntalan yang kini menindih dada dan perutnya. Menyilangkan kaki santai acuh tak acuh dengan kedatangannya. Sekali lagi Lala menghela nafas tak kuasa menutupi jengkel di wajahnya. Menyumpah dalam hati berharap dirinya bisa berubah menjadi kucing sambil mengganti alas kaki, merapatkan jarak dan salah satu dari buntalan tersebut menyambutnya dengan merenggangkan otot otot di punggungnya. "Halo Lulu, bagaimana hari mu?"

"Baik."

... "Aku bertanya pada Lulu." Sebenarnya Lala tidak berniat ketus, tapi nadanya sudah terlanjur keluar. Ia menggigit samping bibirnya mulai tidak nyaman. Yang malah membangunkan Mosca begitu Chuchu si kucing calico melompat pergi mencari tempat yang lebih dingin sebagai tempat lesehan. Menarik kepalanya mendekat mendaratkan kecupan pada bibirnya lembut. Sejenak Lala mengedipkan matanya yang melebar meminta penjelasan, tetapi yang di dapat hanyalah seringai dan Mosca pergi ke dapur menyiapkan makanan para kucing sama sekali tak ingin menjawab.

Adorable Bottom CEO [Mature]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang