Urgh! Urgh saja! Nampaknya jiwa kompetitif Lala masih sama saja tak ada yang berubah meski cerita Leona sudah menjadi kenangan sekarang. Wanita itu masih saja berusaha mendominasi meski tetap memberikan ruang untuk didominasi... sedikit dan akhirnya ia yang digulingkan lagi. Tapi... terus terusan bergulat... bukankah ini termasuk keterlaluan namanya? Sekarang saja tubuhnya tak kuat barang duduk di sofa yang empuk dan Lala sudah bangun siap mencumbuinya lagi, ini sih namanya pembullyan!
"Apa? Kau tak ingin melakukannya lagi?" Lala meninggikan suaranya mirip anak kecil sekali lagi, berharap harap cemas mendapat peruntungan. Dan Mosca pun merebahkan diri memberikan pemandangan bokongnya yang hanya tertutup jubah tidur nan tipis. Yang malah di salah artikan sebagai penyerahan.
Sekali lagi, mereka bergulat tak kenal tempat tak kenal waktu.
"Aku tak pernah puas akan mu Mosca." Masih terengah. "Tak pernah. Dan aku tak mau puas." Menatap Mosca lemah sama masih terengah menutupi mata nya yang terpapar sinar matahari jahil menyempil melalui gorden. "Kau terlihat fantastis." Dan satu ronde lagi di mulai. Hingga tak ada sinar lagi yang masuk melainkan digantikan oleh sinar buatan dari dalam. Masih ditemani desahan saling bersahutan yang sama. Lala benar benar kehilangan kendali akan dirinya bahkan sampai membangunkan Mosca yang tengah tidur beristirahat hanya untuk bercinta meski mendapat penolakan.
Dan adu saling memiting pun dimulai. Mosca berusaha memiting agar Lala tetap diam di dalam pelukannya sedangkan Lala memiting untuk menerobos masuk meluluhkan pertahanan Mosca. Manapun itu tetaplah Lala yang menang, sungguh tenaga Lala tidak ada matinya terimakasih berkat pekerjaannya yang memakan tenaga banyak, menari juga termasuk olahraga kan.
"Lala, aku bisa mati kalau kita terus terusan bercinta, paling tidak berikan aku waktu untuk beristirahat. Besok aku masih ada pertemuan virtual dengan perusahaan lain."
"Oke, baiklah." Melepaskan pitingan. "Tapi janji pada ku besok siapkan waktu untuk menemani ku pergi ke suatu tempat."
"Baiklah, demi keselamatanku, jangan lupa beri anak anak makanan, kasihan mereka kelaparan menunggu budaknya." Kembali tidur.
—-
Rupanya ke suatu tempat adalah tempat pembuatan cincin secara DIY. Menggunakan resin dengan pewarna lalu di berikan taburan bunga dan glitter sebelum di keringkan di dalam ceruk pengering. Dan Mosca baru tahu kalau Lala juga memiliki situs vlog pribadi dengan bejibun pengikut padahal video yang diunggah termasuk dikit. Mengapa Hara tidak memberi tahu soal informasi ini padanya? Entahlah. Biar bagaimanapun dia tetap mengkonsiderasikan tenaga Lala yang terkuras berlalu lalang kesana kemari dengan jadwalnya yang padat. Betulan padatkah? Atau memang sebenarnya ada waktu senggang lebih yang tidak diketahui sebenarnya ada? Entahlah. Ia bukan selebritis.
Lala memanggil Mosca ikutan masuk kedalam kamera. Awalnya Mosca enggan untuk melakukannya namun akhirnya ia masuk lewat samping para kru duduk di sebelah Lala canggung. Menerima ajakan membuat cincin bersama yang katanya dibuat untuk para kru yang telah bekerja keras membantunya namun bila dilihat dari kecepatan Lala membuat cincin dengan kru yang diajak... Lala sepertinya termasuk lamban membuat prakarya. Akan tetapi wanita itu tetap bersikukuh membuat ketimbang membeli lantaran berpikir akan menjadi sesuatu yang bisa di kenang. Pikiran yang menarik menurut Mosca, selama ini dirinya tidak terikat pada benda apapun, maklum saja dirinya menganut sistem minimalist.
Mosca meminta ikatan rambut kepada kru, menampilkan tengkuknya yang jenjang menyita perhatian Lala beserta indera penciumannya yang dipenuhi aroma laut dari pantai selatan favoritnya. Ikut membuat cincin sesuai arahan guru disana, namun perhatiannya harus dialihkan kepada Lala yang dari tadi masih melihatnya terang terangan. Dan saat itulah Lala memalingkan wajah kembali pada prakaryanya tertunduk merah padam. Mengundang senyum tertahan dari para kru yang menyaksikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Adorable Bottom CEO [Mature]
Romance*Note : Buku ke 14 O Yen [search : mencret9x] Moscana Dahlqvist, di tengah mimpi buruknya memerangi insomnia tak berkesudahan. Secara tidak sengaja bertemu seorang idol ternama yang berujung kencan satu malam. Lalana Khumpai, bisa jadi adalah penawa...