Satpam rumah buru-buru ngebuka pintu gerbang begitu salah satu anak majikannya berdiri di depan gerbang dengan keadaan basah kuyup serta kaki yang di gips-- di paksain buat jalan pake tongkat.
"HAECHAN!"
Pria bertubuh besar yang baru saja teriak itu adalah Mr. Zayn suhofi bismarega, pria mapan berusia 35 tahun dan berstatus duda dengan 7 orang anak-- tengah berkacak pinggang di depan pintu rumahnya, muka nya sedikit kesel karena teriakannya di hiraukan oleh sang anak yang justru tengah menunduk dalam.
"Haekal Chandranata Adrias bismarega! kalo dipanggil liat daddynya!"
Remaja yang bernama Haekal Chandranata Adrias bismarega atau kerap di panggil haechan itu ngehela nafasnya, lalu melirik daddynya dan tiga kembarannya yang lagi pada baris di depan pintu. Ketiga remaja itu merupakan kembaran non identik haechan. Keempat anak kembar itu ialah Davanka renjun adrias adytama bismarega--Renjun, adrias jeano bismarega--Jeno, Adenata jaemin adrias bismarega--Jaemin/Nana, dan si bontot kembarnya yaitu Haekal Chandranata Adrias bismarega--Haechan. Keempat remaja itu berusia 16 tahun.
"Hehehe i-iya dad, kenawhy?"
"Dari mana aja? Kenapa gak bisa di hubungin? Kita kan jadi khawatir kamu belum pulang, mana hujan lebat gini." Tanya Suho tanpa jeda.
"Satu-satu nanyanya." Jawab haechan dengan suara pelan.
Jeno narik tubuh haechan buat naik ke teras rumah, "kenapa hujan-hujanan sih? Kan bisa nunggu hujannya reda dulu, kalo gak nelpon gue atau yang lain buat jemput. Terus ini kenapa kakinya di gips gini sih, YaAllah!"
"Iseng."
"Iseng!?" Suho ngehela nafasnya. "Liat bibir kamu pucet gitu! Kaki patah! Kamu gak sadar badan kamu kedinginan!?"
Haechan diem doang sambil dengerin Omelan dari daddynya, toh haechan yang salah udah buat keluarga nya khawatir.
Ekal nyelametin orang lagi dad..
"Ukhuk-ukhuk"
"TUH KAN BATUK!" renjun emosi sendiri, well di rumah ini bisa aja renjun yang paling mungil badannya tapi gak buat tenaga nya sama yah kesabarannya setipis tisu di bagi delapan.
"Elah batuk doang, emosi Mulu."
"Buruan masuk! Pake kamar Daddy aja, mandi! nanti gue bawain baju Lo, gue gak mau ya sampe lo sakit!" Renjun ngedorong badan haechan agar masuk kedalam rumah.
"Iya-iya."
"Jangan cuman iya-iya! Udah tau gak bisa kena hujan malah hujan-hujanan. Sakit, baru tau rasa Lo!" Sekarang gantian jaemin yang emosi.
Di belakang haechan ada chenle sama jisung-- 2 bontot bismarega yang hanya berselisih umur 1 tahun-- yang lagi ngikutin haechan dengan pel di tangan mereka. Ngelap jejak kaki abangnya yang ninggalin bekas cap alas sepatu kotor haechan dan tetesan air hujan dari ujung kaosnya.