Jeno micingin matanya, mencoba nangkep sinyal yang di lemparkan oleh haechan dari seberang jalan. Jeno nyesel karena lupa bawa kacamata jarak jauhnya. Jeno bahkan tidak yakin yang lagi ngelambaiin tangan itu adalah haechan. Beruntung ia mengenali tas biru hitam dan tongkat yang di kenakan oleh adiknya.
Iya, gara gara kejadian kemaren si haechan jalannya nganyenyeng, bukan cuma perutnya doang yang luka tapi kakinya juga berulah.
Dengan ragu jeno menjalankan mobil untuk menjemput kembarannya yang lagi duduk berjejer di tepi jalan. Tidak semuanya sih, renjun tengah berbaring di trotoar dengan tas yang ia gunakan sebagai bantal. Bukannya Jeno belum lincah mengendarai mobil, hanya saja pengelihatan nya sedang memburuk. Ia lupa membawa kacamata nya.
Seharusnya Mark yang nge-jemput mereka tapi dia ada urusan mendadak sama minju jadinya dia yang jemput, padahal Jeno lagi capek capeknya abis latihan basket.
Tadinya Jeno berkeliling sekolah mencari posisi ke tiga kembarannya itu, iya Jeno gak sekolah karena latihan gabungan. Terkutuk lah Mark dan laporan nya pada sidang Minggu tadi malam. Akibat ucapan Mark satu rumah jadi dihukum dilarang memegang hp, kecuali Mark tentunya. Secara tidak langsung Mark menjadi tangan kanan Suho.
Jeno berhasil mencapai kembarannya dengan selamat. Ia langsung turun dan melempar kunci mobil ke tangan haechan.
"Can't see, ga Bawak kacamata." Ujarnya lalu berpindah ke kursi sebelah kemudi.
"Mas ga liat? gue jalan aja susah, disuruh nyetir."
"O Yaudah, Gege aja."
"Oke."
"Makan dulu gak? Rumah kosong nih." Tanya Jeno.
"Duit jajan gue abis." Jawab haechan jujur. "Bayarin"
Renjun ngedengus kesel, "kapan sih Lo punya duit Chan"
"Et et et mulutnya minta di slebew!"
"Bahasa mana lagi heh!?" Protes jemin begitu denger bahasa asing yang di lontarkan haechan.
"Haechanisasi!"
"Goblok"
Haechan ngeliatin jeno datar,
"Diem lu sipaling!""Diem lu item!"
"Diem deh kal--AAAA!" teriak jaemin begitu renjun tiba tiba memajukan mobilnya tanpa aba aba.
"Diem deh, gue yang bayar."
Jeno menyalakan radio yang secara kebetulan tengah memutar lagu bento.
"Lagu gue nih!" Pekik jaemin, "denger ya, Bento versi adenata jaemin adrias bismarega."
"Bakal goblok nih," kata haechan sambil muter bola matanya.
"Tes tes, 1, 2, 3, sayang semuanya." Jaemin mengambil botol minum dan memakainya selayaknya mic, "lama amat nih reff nya!"
"Sabar elah!"
Terus hening, jaemin masih menunggu yang dia maksudkan. Lama...
"Oh! Reff reff!"
"Emang ini reff?" Tanya jeno yang di respon secara malas oleh renjun.
"Terserah si sinting aja sih mas."
"Namaku jaemin! Tukang gatelan!"
"Ga salah sih," celetuk haechan, "biasa orang gatel, ew."
"Sekali lirik gadis pun pingsan! Orang menyebutku, nana sang pangeran!"
"Pangeran dari sisi mananya anjrit!" Komen haechan lagi.
"Sebut namaku, nana, nana, nana"
"Sinting" tambah haechan di ikuti tawa kembaran kembarannya.