aim

1.3K 133 4
                                    

Bohong banget kalo renjun bilang dia gak was-was denger kabar kembarannya itu mulai berantem lagi. Makannya dia diem diem ngintilin kelakuan kembarannya itu tiap hari.

Sepulangnya dari rumah ryujin tempo hari, haechan jadi jarang banget di rumah. Dia keluar siang balik malem, kalo keluar sore baliknya subuh. Renjun tetep nanyain tiap haechan balik, tapi haechan selalu jawab sama.

"Biasa, nyari kegiatan biar gak jadi babi abis Corona ini."

Renjun jadi berdoa dalam hati, udahlah ini kembarannya jadi babi juga gapapa.

Kaya sekarang, renjun ngelirik jam dinding. Jam 10 lewat 20 menit, dan haechan baru balik ke kamar. Dan badan yang penuh bau asap rokok.

"Daddy tau?"

Haechan ngangkat bahunya, "tau kayanya, bang Mark kan cepu."

"Lu gak mau serahin ke bang atuy aja?"

Haechan ngelepas bajunya, "apanya? Masalah ini?"

Renjun ngangguk, "iya."

"Gak ah, kasian dia dah tua. Ntar kalo dia mati ayang gue nangis nangis."

Jaemin di depan pintu dengan melipat tangan di dada, "kalo Lo yang mati?"

"Ya anak Daddy kan 7" haechan membaringkan tubuhnya di lantai, "mati satu tinggal seribu~"

"Tinggal 6 anak, anying!"

"Iya kalian berenam emang anying semua"

Renjun muta bola matanya, "panggil mas Jen, kita omongin dulu berempat."

"Apanya?"

"Ya masalah Lo!"

Haechan menatap renjun gak suka, "ya justru ini masalah gue kenapa Lo berempat harus ikutan?"

Jeno muncul dari belakang jaemin, "karena kita kembar empat. Hilang satu gak bakal sama lagi."

"Tuh."

Jeno ngedorong pelan jaemin, "masuk cepetan, keburu lele Dateng terus nguping."

----

Setelah rapat Plano bersama ketiga kembarannya. Renjun mutusin buat jalan lagi sama pacarnya.

Awalnya semua fine-fine aja. Sampe yeji sadar kalo kayanya ada satu motor dengan dua orang yang menaikinya ngikutin mereka dari keluar komplek.

Disisi lain, renjun justru gak sadar sama sekali. Dia terlalu sibuk nyanyiin lagu celengan rindu sambil nyetir.

Akhirnya setelah Yeji yakin mereka udah diikutin hampir 15 menit, dia beraniin diri buat ngasih tau pacarnya.

"Jun."

"Iyaa?"

Yeji membuka cermin kecil yang ia miliki dan nunjukin satu motor di belakang mereka, "motor itu udah ngikutin kita hampir lima belas menitan dari tadi. Dari awal keluar komplek."

Renjun langsung paham, bisa aja itu salah satu dari geng lawannya si haechan. Soalnya hari ini dia bawa mobil Brio yang akhir akhir ini sering haechan bawa.

"Perasaan kamu aja kali, bisa aja searah."

Yeji ngangkat sebelah alisnya, "searah banget emangnya ngikutin sampe lorong-lorong begini?"

"Ya bisa aja kan? Tapi, kalo kamu emang takut kita pulang aja gimana?"

"Boleh."

Dan dengan itu mereka putar haluan balik lagi kerumah Yeji. Dan renjun makin yakin motor itu ngikutin mereka soalnya motor itu juga ikutan putar balik.

Selang sekitar sepuluh menit mereka akhirnya sampe di rumah Yeji. Renjun langsung lari ke sisi lain untuk ngebukain pintunya.

"Here you go, princess."

Yeji senyum manis, "makasih."

Renjun baru aja akan kembali ke sisi penumpang saat Yeji nahan tangannya, "kamu stay di rumah aku aja gimana?"

"Tiba-tiba banget."

"Firasat aku gak bagus."

Renjun diem bentar terus ngusak rambut Yeji gemes, "i'll be fine. Kamu dirumah gak sendiri kan?"

Yeji ngegeleng, "Ada bang hyunjin."

"Nah, kamu jangan jauh jauh ya dari dia."

"Tuhkan pasti ada apa apa!"

Renjun ketawa pelan, "iyaa, tapi jangan khawatir. Aku bisa jaga diri. Kamu lupa aku atlet jeet Kune doo?"

Yeji ngembungin pipinya, "tapi tetep aja kalo di tembak kamu bakal mati."

"Ahh aku mah kalo di tembak malah jadian."

Yeji mencebik lalu mencubit pipi renjun, "gak usah coba coba gatel ya!"

"Ahahaha! Iya ampunn.. kupulang dulu ya?"

"Iya, hati hati."

-----

"ge Yeji mana!?"

Renjun kaget begitu haechan lompat dan goyangin tubuhnya sesaat setelah dirinya duduk di sofa ruang keluarga.

"Di rumahnya lah!"

"Lo gak temenin!?"

Renjun ngangkat alisnya, "kenapa sih?"

Haechan ngacak rambutnya frustasi, "sorry sorry banget ge. Maaf banget asli gw maafin gue."

"Hah apasih!?" Renjun panik saat haechan berlutut di kakinya.

"l-lo berangkat pake mobil gue kan?"

"Iya."

"Barusan anak-anak bilang lorbenos ngikutin mobil Lo."

Renjun Baringin tubuhnya di sofa, "oh itu, santai lah. gue tau jadi gue anter si Yeji pulang."

"Mereka ngira yang ada di mobil itu gue dan bukan elo. Dan yang di incer bukan gue karena mereka tau kalo mereka ga bisa nyentuh gue sedikit pun."

"Gimana?"

"Yang di incer ryujin--" haechan kembali bersimpuh di kaki renjun, "--dan seandainya mereka gak kenal ryujin, mereka bakal jadiin Yeji incerannya."

"ANJING!"

Jeno muncul dari belakang dengan jaemin yang sembunyi di belakangnya, "ambil kunci mobil Lo, rumah gue sama jemin yang jaga. Kalian berangkat sana."

Renjun meraih ponselnya yang tiba-tiba berdering kencang. Jantungnya mencelos hampir gak berdetak saat tau yang nelpon dia adalah Yeji.

"H-halo babe!?"

"D-dav, yeji! Yeji di bawa orang!"

Itu suara hyunjin dan renjun langsung terduduk lemas. Ia ngedongak pelan kearah haechan, "cewe gue.. cewe gue di bawa"

"g-ge ayo kita berang--"

Ucapan haechan terpotong saat renjun melayangkan pukulan, "SEMUA GARA GARA GENG LO BANGSAT!"

Jeno segera menepis keduanya dan mencoba nenangin renjun, "sekarang Lo gak punya waktu buat berantem. Selametin cewe Lo dulu baru selesai in masalah kalian. Sana!"

Renjun berdecih lalu dengan cepat ngelemparin kunci mobilnya ke haechan, "bawa! Gue ga bisa nyetir dengan keadaan kaya gini."

 We are Bismarega {Nct Dream With Daddy Suho}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang