Melody POV🎶
"Ahhhh..."
"Ter.. ussh.. Lebih dahh.. lammph.."
Aku menutup telingaku jengah mendengar desahan menjijikan dari kamar sebelah. Oh, ayolah. Sejak tadi aku hanya ingin fokus dengan apa yang ku kerjakan malam ini karena besok ada ujian matematika. Namun, perempuan yang ada dikamar terus berteriak mengeluarkan suara yang mengganggu telinga. Jika saja earphone ku tidak tertinggal di laci meja dalam kelas, aku pasti tidak akan mengeluhkan hal ini.
Aku menggigit bawah bibirku menimang keputusanku, sebelum akhirnya mendapatkan keputusan final. Dengan mantap aku bangkit dari kursi belajarku dan keluar kamar menuju kamar sebelah.
Tanpa permisi aku membuka kamar sebelah yang kebetulan tidak dikunci. Aku memasang wajah masam, tidak ada raut takut yang aku tunjukkan seolah sudah terbiasa melihat kelakuan dua manusia tak berbusana sedang bergelung dengan posisi dimana sang wanita duduk di atas kemaluan sang laki-laki. Melihatku wanita tersebut langsung meloncat turun dari tubuh sang lelaki untuk menutupi tubuhnya dengan selimut.
"Kak, tidak bisakah kau menyewa hotel untuk melakukannya? Aku tidak bisa belajar sejak tadi mendengar desahan kalian" eluhku yang hanya dibalas dengusan.
Seseorang yang aku panggil kak itu berdiri dan dengan santainya memakai boxer dihadapanku. Lelaki itu mendekatiku yang berdiri diambang pintu.
Wajahnya sama masamnya denganku. Aku tahu karena aku telah mengganggu kesenangannya. Tapi tetap saja, kesenangannya adalah hal yang mengganggu bagiku.
"Kenapa tidak kau saja yang pindah ke hotel? Ini rumah ku, aku bebas melakukan hal apapun yang aku suka dirumah ini. Memangnya kau siapa?"
Ada nada mengejek dari ucapannya. Aku mengepalkan tangan menatapnya dengan berani. Lelaki tampan yang digadang-gadang idaman wanita itu menatapku remeh.
"Aku adikmu" ucapku cukup berani menatapnya.
Lelaki itu terkekeh memindaiku, menelisik penampilanku dari atas hingga bawah "Adik? Sejak kapan aku punya adik? Aku merasa tidak punya adik sepertimu. Aku Damian Regantara Rudolf anak tunggal dari keluarga Rudolf. Sedangkan kau?"
Aku terdiam. Aku memandangnya sarat kekecewaan, sedangkan lelaki itu tersenyum penuh kemenangan.
Benarkah hingga kini lelaki itu masih belum mau menerima dirinya? Ah, menyedihkan sekali.
Aku segera merubah raut wajahku menjadi datar. Tanpa kata aku berbalik meninggalkan lelaki itu yang sedang bersedekap angkuh dengan menyenderkan tubuhnya ke daun pintu, melihatku pergi tanpa sepatah kata apapun.
Author POV
Damian langsung merubah ekspresinya yang semula tersenyum mengejek menjadi datar, melirik sekilas wanita yang ada di balik selimut miliknya.
"Cepat pakai pakaianmu dan pergilah" usirnya.
"Hah? Tapi kita belum mencapai puncak kepuasan bersama, Dam"
Damian menghembuskan nafas malas menatap jalang dihadapannya terlalu lama membuat nya sakit mata.
"Cari kepuasanmu diluar. Sekarang pergilah selagi aku memintanya dengan cara baik-baik"
Dengan buru-buru wanita itu memunguti pakaiannya dan hendak menuju kekamar mandi miliknya, namun dirinya cegah.
"Jangan berani-beraninya kau menginjakkan kaki ke kamar mandi ku. Pakai disini"
Tanpa diperintah dua kali, wanita itu dengan cekatan memakai pakaian kurang bahannya dan pergi meninggalkan kamar Damian dengan perasaan jengkel.
Setelah kepergian wanita itu, Damian memanggil salah satu maid untuk mengganti seprai kamarnya dan pergi tidur.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Melody [END]✓
Kısa HikayeMemendam perasaan kepada kakak angkatnya selama bertahun-tahun bukan lah hal yang mudah. Dan itu yang harus dirasakan Melody Safiana Rudolf (17 tahun) pada kakak angkatnya Damian Regantara Rudolf (22 tahun), yang baru bisa menganggap kehadirannya se...