06 Revenge

503 49 5
                                    


Aku menginjakkan kakiku di tempat ramai nan berisik ini, apalagi kalau bukan bar. Tempat dewasa ini sangat terlihat mewah.

Berbeda seperti kebanyakan orang disini yang mengenakan pakaian mewah dan minim dan bahkan cukup vulgar. Aku hanya mengenakan kaos lengan panjang dan celana jeans hitam panjang. Apalagi kalau bukan karna untuk menutupi bekas lebam di sekujur tubuh ku.

Orang orang tampak memperhatikanku bingung, sesekali mereka mencibir bahwa sekarang ini aku berada di tempat yang salah.

Aku menghampiri seorang bartender muda yang berada di meja besar di pojok ruangan bar ini. Ia seorang pria muda, mungkin umurnya sepantaran denganku.

"Permisi mas, apakah kau mengenali Kang Seulgi?" Tanyaku ketika mendekat kearahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Permisi mas, apakah kau mengenali Kang Seulgi?" Tanyaku ketika mendekat kearahnya.

Yup, Kai telah memberikanku alamat bar tempat biasa ia menghabiskan waktu luang bersama teman temannya. Sekaligus tempat dimana ia mengenal sosok Seulgi.

"Ya, tapi ia belum datang sekarang, Apa kau mempunyai janji temu dengannya?" ia nampak sangat sibuk menyusun gelas gelas kaca ke dalam lemari besar di belakangnya.

"Tidak, aku hanya ingin bertemu dengannya."

"Baiklah, bisa tolong ambilkan aku segelas Chateau Lafite?" Pintaku padanya, disusul dengan pergerakan bartender itu. Ia mengambil satu gelas kaca dari dalam lemarinya. Lalu mengisi penuh gelas tersebut sesuai dengan pesananku.

Mataku mulai bergerak kesana kemari untuk mencari tempat yang lebih sepi dan tenang, sebab aku sangat tidak nyaman di tempat yang berisik apalagi di sebuah bar. Kalau bukan karna wanita wanita laknat itu, aku tidak akan pernah menginjakkan kakiku ke tempat kotor ini.

Aku melihat ada salah satu meja kosong yang berada cukup jauh dari keramaian, aku pun berjalan kecil mendekati meja kosong itu sembari meneguk minuman ku ini.

Tanpa disengaja kedua mataku tertuju kepada 3 orang wanita yang berada di ambang pintu masuk bar mewah ini.

"Lho, cuma tiga buah iblis saja yang datang hari ini?"umpatku dalam hati.

Dari kejauhan aku dapat mengidentifikasi bahwaada Seulgi diantara 3 wanita tak asing itu. Sialnya aku hanya mengenali Seulgi saja.

Aku mengeluarkan hodie Sehun yang kupinjam kemarin, dan mulai memakainya agar Seulgi tidak mengenaliku.

Ckrek

Aku berhasil mengambil beberapa jepretan kamera dengan ponselku.

"Seorang Seulgi, anak kelas 12 SMA International ternama di Seoul sedang mencari lelaki hidung belang." kekehku.

"Nona, ini bill minumanmu." Bartender barusan memberiku bill minuman yang telah kupesan barusan. Totalnya 200 ribu Won. Mahal sekali, aku bersumpah tidak akan pernah kesini lagi. Aku merogoh saku celanaku, mengeluarkan uang satu juta won, ku ambil sesuai dengan angka yang telah tertera di bil tersebut.

"Ini, terima kasih mas!" Ucapku sembari menjulurkan tanganku yang mengengam uang sebesar 200rb won.

"Oh,apakah ku terlihat masih sangat muda? Sampai sampai kau memanggilku mas?" Ia terkekeh geli.

"Eh, memangnya kenapa? Bukannya begitu?"Aku terheran heran.

"Ah lupakan, aku ini sudah hampir menginjak usia 30 tahun haha." Ia tertawa kecil sembari mengambil uag dari tanganku dan berjalan menjauhiku.

Waduh, mukanya masih sangat muda sekali. Bahkan ABG kalah muda dengan wajahnya.

Ketika aku menoleh kembali ke arah pandanganku sebelummnya, aku tidak dapat menemukan Seulgi. Tampaknya ia sudah pergi membopong seorang lelaki hidung belang yang telah ia goda barusan.

Aku segera meneguk habis minumanku ini, dan segera bangkit dari kursi besar yang telah ku duduki sembari meneguk habis minumanku.

Tiba tiba pandanganku kabur, kepalaku pusing diakibatkan oleh efek samping dari minuman yang ku teguk barusan ini.

Padahal hanya seukuran gelas kecil saja, mengapa aku sudah semabok ini. Apa mungkin karna aku tidak terbiasa mengkonsumsi minuman keras?.

Brak

Tanpa kusadari aku telah menabrak seseorang didepanku, gelas yang digengamnya terjatuh dan pecah.

"Siall.. Mengapa harus di saat seperti ini" batinku.

"Maaf aku tidak sengaja,kepalaku pusing sekali." Aku berusaha untuk membuka lebar mataku ke arahnya

"Kau harus tanggung jawab." samar samar terdengar suara seorang laki laki di depanku. Suaranya terdengar sangat berat dan menggema. Dapat ku pastikan usianya kisaran 28-35 tahun.

"Berapa yang kau butuhkan? ambil semua ini, tolong lepaskan aku. Aku harus pergi." Aku merogoh saku celana Jeans ku dan mengambil uang sebesar 800 ribu won,hanya itu sisa uang yang ku punya sekarang.

"Kau pikir aku tidak mampu jika kau hanya memberikan ku uang 800 ribu won ini?" Ia enggan mengambil uang yang telah aku sondorkan ke arahnya.

Aku terheran heran, tadi ia minta aku ganti rugi? Mengapa sekarang ia menolaknya? Orang ini sangat menjengkelkan.

Karna aku tidak ini terus berlama lama di tempat yang tidak nyaman ini. Ditambah pikiranku yang mulai kabur. Akupun memutuskan untuk melempar uang itu kasar ke arahnya. Dan segera meninggalkannya.

Untungnya pria asing tersebut hanya diam saja dan membiarkanku pergi meniggalkanya. Masa bodoh! Yang penting aku sudah membayarnya.

Kini uangku habis, aku tidak dapat membayar taksi. Bagaimana inii. Aku baru tersadar semua uang yang ku miliki telah di berikan kepada laki laki yang tidak sengaja ku tabrak tadi.

Merasa buntu, aku memutuskan untuk meminta Kai agar mengantarkanku pulang. Beruntung aku masih memiliki sedikit kesadaran walau rasanya kepalaku ini ingin pecah.

-
Sesampainya dirumah, aku segera melemparkan tubuhku ini ke arah ranjang. Dan mulai terlelap.

He or Him? •  [✔] Completed Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang