18. Graduation

416 42 6
                                    

SKIP 1 YEARS LATER...

Sekarang aku sudah resmi lulus dari bangku SMA. Perasaanku campur aduk, disisi lain aku masih belum siap menikah dengan Chanyeol Tapi disisi lain aku senang karna lulus sebagai siswi dengan nilai tertinggi disekolahku.

Ya, sudah setahun lebih tepatnya satu setengah tahun aku tinggal dengan Chanyeol.

Ia sama sekali tidak berubah, kasar, tempramental, egois, controling, bahkan ia tak segan menamparku jika aku membicarakan soal Yuna selingkuhannya itu.

Bahkan sesekali ia pulang ke apart dengan kondisi mabuk berat, aku tidak tega dengannya. Aku bantu ia berjalan menuju kamarnya di lantai 2.

Yup, aku sudah kebal dengan perbuatannya padaku. Dan ya, aku menyimpan semua rahasia ini rapat rapat dari keluarga ku dan keluarga Chanyeol.

Dad bahkan sudah membahas tanggal pertunangan dan pernikahan kita dengan Mr.Park.

Aku tidak bisa melakukan apa apa selain menuruti permintaan dad

Selain itu, aku masih bisa bernafas lega. Aku tidak pernah melihat Seulgi karna, ia merupakan saudara jauh Chanyeol. Rumahnya sudah pindah ke luar kota dan cukup jauh dari apart Chanyeol sehingga,ia tidak pernah menginjakkan kakinya di apartemen ini lagi.

Sedangkan Sehun, aku sudah jarang sekali mendengar kabarnya setelah ia resmi debut menjadi salah satu anggota dari boygroup EXO.

Meskipun sudah jarang berkabar, tapi sampai saat ini aku dan Sehun belum resmi putus.

Aku mengerti, mungkin sudah takdirku dengan Chanyeol.

-

"Selamat Liee gak nyangka kamu lulus dengan nilai sesempurna ituu ,amu mau lanjut ke universitas maana Lie?" Tanya Jiseo sambil menjulurkan bucket bunga mawar untukku.

"Ntah, kayanya aku bakalan dinikahin sama dad. Makasih ya, bunganya bagus." Aku mengambil bucket mawar yang diberikan oleh Seo.

"Mwoo, cepet banget. Kamu siswi terpelajar pinter pula. Sayang banget malah nikah duluan." Seo nampak terkejut.

"Ya ini karna permintaan ayahku." Aku berusaha untuk tersenyum ke arah Seo,seakan akan aku menerima perjodohan ini.

Tapi hati, tidak akan pernah bisa berbohong.

-

Aku sampai di apart Chanyeol, kondisinya berantakan. Baru aku tinggal seharian saja sudah sekotor ini.

Meskipun aku lelah tetapi tanpa pikir panjang aku segera mengambil beberapa peralatan pembersih dan mulai membersihkan apartemen disetiap ruangannya.

Cklek

"Ah pasti Chanyeol mabuk lagi." Gumamku dalam hati, ketika melihat jam dinding menunjukkan pukul 9 malam.

Aku sudah hafal sekali, jika Chanyeol pulang ke apart lewat jam 8 malam. Pasti ia akan pulang dengan keadaan mabuk.

Dan ya, betul Ia mabuk berat dan terjatuh ketika sampai di depan pintu apartemenku yang baru saja ia buka.

Bruk..

"Chan, astaga." Reflek aku langsung melempar sapu yang sedang aku pegang untuk menyapu tangga barusan.

Aku berlari kecil ke arah Chanyeol, meraih pundak dan menepuk wajahnya pelan agar kesadarannya kembali.

"Chan, sadar.. Kamu kaya gini terus apa ga takut sakit?" Kataku sembari mengguncangkan pundak Chanyeol dengan cepat.

Dan usahaku tidak sia sia, Chanyeol pun mulai sedikit sadar.

"Tolong antar saya ke kamar, saya mau tidur."

Aku segera meraih lengan kanannya, dan merangkulnya ke pundakku. Dengan seluruh tenaga yang aku punya aku menuntun Chanyeol hingga sampai ke kamarnya.

Aku membaringkan tubuhnya perlahan ke ranjang king sizenya, namun ketika aku ingin beranjak keluar untuk lanjut bersih bersih Chanyeol menahan tanganku.

"Temani saya, semalam ini saja. Tidur besamaku disini." Ucapnya dengan mata yang masih tertutup dan tangan sebelahnya bergerak menepuk sisi ranjang yang kosong disebelahnya.

"Tapi aku harus beresin apart, lihat deh baru aku tinggal seharian aja udah kaya kapal pecah." Aku berusaha melepaskan genggaman tangannya.

Chanyeol perlahan membuka matanya,

"Yasudah beresin aja, nanti kalo udah kamu mandi terus tidur disini. Ga ada penolakan, kecuali kamu mau saya hukum." Aku membeku seketika, apa maksudnya barusan.

"Saya mau mandi dulu." Chanyeol perlahan bangkit dan berjalan sempoyongn ke arah toilet.

"Cepet banget sadarnya, gila itu orang udah kebal sama alhokol banget." Gumamku dalam hati.

Akupun bergegas melanjutkan aktivitas beberesku dan mandi.

-

Jam sudah menunjukkan pukul 11 malam, rasanya tubuhku ingin remuk. Pegal sekali.

Aku berjalan menaiki tangga menuju kamar Chanyeol, karna aku mandi menggunakan toilet kamarku dilantai bawah.

Aku mengetuk pintu Chanyeol perlahan.

Tok.. Tok.. Tokk..

"Masuk aja ga dikunci." Hmm, nanti kalo main nyelonong aja dia marah. Dia bener bener deh suka banget membuatku bingung.

Tanpa mengeluarkan sedikit katapun aku segera membaringkan tubuhku disamping Chanyeol. Aku menjaga jarak dengannya, sekitar 5 meter mungkin. Saking besarnya ini kasur.

Tiba tiba aku merasakan sentuhan dari arah belakangku. Chanyeol memelukku dari belakang.

Glep..

"Kamu udah tau tanggal tunangan kita kan?"

"Belum, dad belum mengabariku."

"Lusa."

Aku kaget dan membalikkan badanku ke arah Chanyeol.

Aku dapat melihat wajah tampannya dengan jelas dikegelapan, karna jarak kami hanya kisaran 5 cm saja. Ia nampak mendekat kearahku.

He or Him? •  [✔] Completed Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang