04 Home (NC)

787 56 12
                                    


WARNING
ADA ADEGAN 21+ DIHIMBAU BAGI YANG MERASA MASIH ANAK ANAK DIBAWAH UMUR TERUTAMA YANG POLOS NAN SUCI DIHARAP SKIP CHAP INI!

Dosa bukan gue yg nanggung ye, enak aje lo ƪ(‾.‾“)┐

-

Kini aku sudah sampai di depan halaman rumahku yang cukup luas ini.

"Hei Tiff,tumben baliknya sore banget." Sapa Kai dari kejauhan ketika melihat Sehun mulai membukakan pintu dan langsung menggendongku keluar.

"Eh, ngapa-" Ucapan Kai terpotong ketika melihat wajahku penuh luka lebam.

"Lu apain ade gua Hun?!" Teriaknya sembari berjalan mendekati sehun.

Sudah bukan rahasia publik lagi kalo suara teriakan Kai sangat berisik! Bahkan Toa pun kalah kencangnya dengan suaranya. Eomma pun langsung keluar dari dalam rumah.

"Tiffany dibully dan dikeroyok." Ucap Sehun sembari menutup pintu mobilnya dengan kaki sebelah kanannya, karna kedua tangannya penuh membawa tubuh ku sekarang.

"Eomma!" rintih ku pelan yang membuatnya mendekatiku.

"Yaampun sayang, ini sangat parah. Bagaimana bisa kamu seperti ini? Siapa yang melakukannya?" Tanya Eomma Kim dengan ekspresi penuh kekhawatiran.

"Aku ti-"

"Kang Seulgi, teman seangkatanku Ahjumma. Tenang saja, dia sudah mendapatkan balasan atas perbuatan kejinya ini." Belum sempat aku menjawab, Sehun sudah menimpalinya.

"Aku sedang memasak makan siang Sehun, tolong bawa Tiffany kekamarnya ya. Dan kotak p3k ada di dapur ambil saja." Tanpa basa basi Eomma Kim meninggalkan kami, diikuti dengan Sehun yang terus menggendongku menuju kamar.

Sedangkan Kai? Ia masih termenung menatapi Sehun yang semakin lama menjauh dari pandangannya.

"Kang Seulgi ya? Sepertinya aku pernah mendengar namanya." Gumam Kai sambil termenung memikirkan sesuatu.
-

Sehun membaringkan tubuhku di ranjang empuk ini, dia langsung meninggalkanku untuk mengambil kotak p3k.

"Ahh.. Gerah sekali!" Aku mendenguskan nafasku secara kasar.

Tidak sampai 3 menit, Sehun kembali dengan kotak p3k dan sebaskom air panas untuk mengompres luka luka ku.

Ia pun segera menggerakkan kedua tangannya meraih kain kecil,dan lalu mulai mengkompres seluruh lukaku.

"Aww... Sakit!" Reflek aku mendesah kecil.

"Kau ini membuatku nafsu saja!" Akupun menoleh dan membesarkan pupil mataku dihadapannya. Ia tidak pernah berubah! Katanya anak kebanggan sekolah, masa anak kebanggaan sekolah mesum sih. Batinku berterus terang.

"Hahah, bercanda Chagi, lagian kau ini lucu sekali ketika ku goda." Sehun memberikan smirk nakalnya tidak lupa, ia juga melakukan wink andalannya.

Aku hanya memutar kedua bola mataku.

"Aaa aku sudah tidak tahan, panass sekalii!!" Ujarku ketika Sehun mengompres lengan kananku yang tentunya sudah dipenuhi luka lebam berwarna kebiruan.

"Buka saja Hodienya."

Akupun menuruti Sehun, ketika Hodie kulepas aku merasa sangat lega. Tubuhku akhirnya mendapat udara segar juga.

Sedangkan Sehun, dia memberhentikan gerakan tangannya seketika dan membelalak ke arahku.

Aku merasa aneh, ada apa dengannya. Tanpa sengaja aku menoleh ke arah bawah.

He or Him? •  [✔] Completed Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang