12. Moving

481 52 8
                                    

Aku sudah sampai di apart Chanyeol, aku menekan nomor pin yang telah di berikan Chanyeol kepada ayahku. Apartnya terlihat sangat luas dari depan.

Ruang tamunya luas sekali, memiliki 2 lantai dan 4 kamar tidur. Ini sih berasa rumah.

Aku tidak melihat keberadaan Chanyeol, sepertinya ia belum sampai. Atau mampir ke suatu tempat dahulu dengan ayahnya.

"Betah betah disini ya sayang, jangan lupa fokus belajar juga. Dikit lagi ulangan kenaikan kelasmu kan?" Duh dad ini bagaimana sih, disuruh fokus belajar tapi nyuruh anaknya tinggal dirumah lelaki yang belum muhrimnya.

Aku hanya tersenyum simpul kearahnya.

"Dad pulang nee, jaga dirimu. Jangan berantem dengan Chanyeol lagi ya?" Dad segera berjalan ke arah pintu apart Chanyeol ini.

"Hati hati dad."

-

Cklek

Samar samar terdengar pintu apart yang tebuka. Mataku rasanya berat sekali, aku pun enggan membuka kedua mataku dan masuk kedalam mimpiku kembali.

-

Sinar matahari menembus jendela ruangan ini yang membuatku tersadar dari tidur lelapku semalam.

"Eh, bukannya semalam aku tidur disofa?" Aku sedikit terkejut, tapi aku tetap berfikir positif mungkin saja aku lupa karna teralu mengantuk kemarin.

Tanpa sengaja aku meraba raba sekitarku dengan pandangan yang masih kabur.

Grep..

"Eh, astaga!" Tanpa sengaja aku menyentuh badan seseorang. Sontak aku langsung bangkit dari tempat tidur.

"Gausah pegang pegang juga kali." Ucapnya dengan suara serak khas orang bangun tidur.

Aku tidak mengubrisnya dan buru buru lari menuju kamar mandi karna merasa malu.

"Jadi semalam aku tidur dengan Chanyeol, astaga dia gak apa apain aku kan??" Tubuhku bergetar ketika menatap sebuah cermin kecil di toilet.

Aku membuka semua pakaian yang kukenakan dan segera bergegas membersihkan diriku berendam didalam bathtub.

Sudah sekitar satu jam aku enggan keluar toilet, aku masih malu dan takut dengannya. Hingga aku tersadar, shit! Aku lupa bawa handuk dan pakaian baru.

Aku segera bangkit dari bathtub dan menutupi tubuhku dengan pakaian kotorku barusan, masa bodoh lah. Aku sudah sangat panik. Masalahnya aku mandi ditoilet kamar Chanyeol, bagaimana kalo dia belum keluar kamar.

-

Dengan sedikit rasa percaya diri, aku membuka pintu toilet secara perlahan. Aku tidak melihat keberadaan Chanyeol disekitar.

Aku mengendap endap layaknya seorang maling, mataku terus mengabsen seisi ruangan kamar yang cukup luas ini.

Shit! Semalam aku lupa menaruh koperku dimana!.

"Bajumu udah saya taruh di lemari." Aku tesentak kaget, Dan mendapati seorang lelaki jangkung bertubuh atletis berdiri tegak di belakangku. Sejak kapan ia disitu, setahuku tadi tidak ada orang sama sekali!

"Ohh, terima kasih tolong keluar." Aku enggan menatapnya terlalu lama, sangat memalukan rasanya.

Ia hanya membalasnya dengan smirk dan bergegas keluar dari kamar.

Disitu aku baru sadar, aku lupa menutup pintu barusan.Ah bodohnya! Saking paniknya lupaa tutup pintu dong!

-

Setelah berganti pakaian aku segera turun kedapur.

"Jadi kamar Chanyeol ada dilantai 2. Terus 2 kamar bawah punya siapa? Apakah keluarganya tinggal disini juga?" Pertanyaan yang muncul didalam pikiranku ketika melihat foto foto keluarga yang tepampang di ruang keluarga.

"Sudah ngepoin keluarga saya?" Lamunanku buyar seketika.

"Oh, maaf aku cuma liat fotonya aja. Kakakmu cantik." Aku berusaha mengganti topik lain agar tidak dicap lancang olehnya.

Ia tidak membalas perkataanku dan terus fokus menyantap sarapan dimeja makan.

Wah gila, sepiring spagetthi dengan taburan caviar mahal diatasnya. Gila ini orang beneran sultan.

Akupun duduk didepannya, dan memakan   sarapan yang sudah ia siapkan di meja. Laper banget sumpah, kemarin cuma makan sekali doang.

"Pelan pelan aja kali."

Uhuk uhuk...
Aku segera meraih segelas susu didepanku dan meneguknya.

"Astaga sudah dibilang, pelan pelan aja. Kaya gapernah makan makanan enak saja." Apa apaan dia ini, ngehina aku banget coba.

"Bisa ga sih, gausa begitu? Kalo gasuka sama aku yaudah. Batalin aja Perjodohannya, aku juga mau fokus sekolah terus kuliah." Napsu makanku hilang seketika. Akupun membanting kedua garpu dan sendokku lalu bergegas mengambil jaketku yang masih tertinggal di sofa.

"Ga sopan banget kamu, mau kemana hah?" Suaranya seketika meninggi ketika melihatku sedang memakai sepatu.

"Cari makanan diluar lah, gasudi gua makan disini." Sumpah bener bener kesel aku tuh rasanya, langsung banting pintu apartnya. Bodo amat lah kalo rusak, tinggal beli lagi. Itung itung sedekah,duid dia kan banyak juga

He or Him? •  [✔] Completed Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang