17. Yoora

433 43 6
                                    


Keesokan paginya

Aku bersiap siap mandi, dan mengenakan seragam sekolahku dan bergegas berangkat menuju sekolah. Seperti biasa, aku meminta Sehun mengantarku.

Hari ini merupakan ujian sekolah kelas 12 yang tak lain merupakan kelas sehun, jadi tinggal hitungan hari saja Sehun akan lulus dari sekolah ini.

Sedangkan untuk kelas 11, sekarang merupakan Ujian Kenaikan Kelas. Jadi kami berdua berangkat lebih pagi.

-

Aku mengenakan masker mulut selama disekolah untuk menutupi bekas kebiruan di wajahku. Ketika ditanya, aku akan menjawab bahwa aku sedang batuk.

Selama ujian berlangsung, aku mengerjakan soal soal dengan serius. Meskipun aku belum belajar, tetapi aku mampu menyelesaikan semua soal soal ini.

-

Skip pas dirumah

Sama seperti kemarin, aku melihat sepasang eh dua pasang sepatu wanita yang bukan milikku. "Siapa lagi ini?" Batinku bertanya tanya.

Aku melihat wanita cantik yang sedang duduk di kursi tamu.

"Hai, kamu Tiffany yang dijodohkan dengan Chanyeol ya." Sapanya ketika melihatku.

Eh sepertinya aku mengenali wajahnya, iyaa ini pasti kakak Chanyeol yang kemarin aku lihat fotonya di ruang keluarga.

"Perkenalkan saya Yoora, kakak tertua Chanyeol." Ia memperkenalkan dirinya lalu membungkuk ke arahku.

Aku pun ikut membalasnya dengan membungkukkan badanku

"Aku, Tiffany salam kenal kak!" Aku tersenyum ke arahnya.

"Wah cantiknyaa, namanya persis kaya wajahmu. Cantik!" ia membalas seyumanku dengan hangat.

Sifat kakaknya sangat berbanding terbalik dengan Chanyeol.

Ia nampaknya sangat ramah dan baik terhadapku.

"eh wajah dan lenganmu kenapa? Kok lebam gitu?" Kak Yoora nampak kebingungan ketika mendekat kearahku.

Tanpa disengaja sorot mataku tertuju kepada lelaki jangkung yang menatapku sini dari arah tangga.

"Eh, tidak tidak apa apa hanya sedikit luka saja kak kemarin aku jatuh dari motor."

"Sudah diobati?" Tanyanya sembari memegang daguku untuk melihat lebih jelas luka lebam di pipi kiriku.

"Sudah ko kak, Chanyeol yang obatin semalem." Aku menujuk ke arah Chanyeol yang sedaritadi masih berdiri di tangga menatapi kita berdua dengan sinis.

"Wah, romantisnya adikku ini. Hihi" Cibir kak Yoora sambil senyam senyum ke arah Chanyeol.

"Kakak belum tahu aja apa yang sebenarnya terjadi." Umpatku didalam hati.

Terlihat Eomma Chanyeol turun dari lantai 2 dan bergegas mendekatiku dan Kak Yoora.

"Wah, cantiknya. Saya dan Yoora sudah mendengar kabar perjodohanmu dengan Chanyeol." Wanita paruh baya itu nampak tersenyum manis ke arahku.

"Oh, begitukah. Perkenalkan nama saya Tiffany." Aku membungkukkan tubuhku ke arahnya.

Cklek..

"Permisi, tumben banget rumah Chanyeol ramai begini. Kenapa aku ga diundang." Tanpa aku menoleh ke arah sumber suara tersebut juga aku sudah mengenalinya.

"Eh ada Eomma juga, wahh makin cantik aja Eomma!" Ia berjalan melewatiku dan mendekati Eomma Chanyeol.

"Mau apa kamu kesini lagi Yuna?." Tanya Eomma Chanyeol, ekspresinya mendadak berubah ketika melihat gadis aneh itu.

"Lho emang aku gaboleh ketemu Chanyeol?" Tanyanya dengan nada yang cukup tinggi.

"Yuna, sudah aku bilang. Kau harus jauhi Chanyeol! Sebentar lagi dia akan menikah!" Sekarang Kak Yoora yang angkat bicara.

"Mengapa eonnie? Aku dan Chanyeol sudah berpacaran selama 3 tahun. Kau seenaknya menjodohkannya dengan wanita lain. Wanita seperti dia? Yang tidak sebanding dan tidak ada apa apanya denganku?" Ia nampak menujuk ke arahku.

"Udah cukup kan? Kamu udah dikasih rumah, udah dikasih mobil, udah dikasih perhiasan mahal dari Chanyeol? Sekarang mau kamu apa lagi? melorotin adik saya sampe bangkrut terus kamu tinggalin??" Tanya Kak Yoora, pupil matanya nampak membesar.

"Jadi Chanyeol udah ngasih dia sebanyak itu?"Eomma Chanyeol nampak terlihat sangat kaget.

"Itu uangku, hak ku. Mau aku kasih ke siapapun, gaada urusanya dengan kalian." Terdengar sahutan suara laki laki dari arah tangga. Kini Chanyeol yang angkat bicara setelah sekian lama ia mematung disana.

"Chanyeol saja tidak keberatan, mengapa kalian nampaknya keberatan seperti itu." Ia pun melanjutkan langkah kakinya berjalan menuju Chanyeol dan memeluknya.

"Dasar gadis sinting!" Suara Eomma Chanyeol terdengar meninggi.

"Dasar wanita tua, yang sukanya ngurusin hidup orang lain. Cih, sama aja sama Gadis bodoh itu." Lagi lagi ia mengarahkan pandangannya ke arahku. Ia meremehkanku.

Aku berusaha untuk menahan emosi, aku tidak ingin mempermalukan nama keluargaku didepan Eomma dan kakak Chanyeol.

Tanpa rasa bersalah, dua sejoli itu pergi ke luar apartemen yang sebelumnya berpapasan dengan ku. Pandanganku tak bisa lepas dari mereka berdua.

"Maafin Chanyeol ya." Ucap Kak Yoora sembari menepuk puggungku pelan yang membuatku tersadar dari lamunanku barusan.

"Ah, tidak apa apa. Memang sulit jika dijodohkan, tetapi sudah memiliki kekasih." Aku berusaha tersenyum ke arahnya

Tiba tiba ponselku berdering...

Eomaa is calling you...

"Eh, Eomma kenapa ya?" Tanyaku dalam hati.

"Hallo Eomma.."
"Halo sayang, Kai sudah sadar... Kata dokter ia beruntung sekali. Kepalanya tidak terbentur saat jatuh kemarin.
"Mwoo.. Aku segera datang.."

Aku menutup telfon dengan perasaan yang sangat bahagia. Bahkan aku tidak dapat menahan untuk meneteskan air mata kebahagiaan ku ini.

"Kenapa sayang?"Tanya Eomma Chanyeol.

"Abangku kemarin kecelakaan, sekarang ia sudah sadar dari mas kritisnya. Beruntung kepalanya tidak terbentur." Ucapku tidak bisa menahan air mata kebahagiaan.

"Aku izin ke rumah sakit jenguk abangku ya, permisi.." Aku menundukkan punggungku ke arah Kak Yoora dan Eomma Chanyeol.

Akupun bergegas memesan Taxi dan melesat jauh kerumah sakit tempat Kai dirawat.

He or Him? •  [✔] Completed Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang