24. Not a First Night

417 41 1
                                    

Jam sudah menunjukkan pukul 5 sore, seusai mandi aku berjalan ke arah jendela kamar melihat para tamu yang sibuk check out dari hotel dengan membawa koper koper mereka.

Sedih rasanya, melihat acara yang begitu cepat berlalu.

Aku dan semua anggota keluarga masih nginep di Hotel ini karna MR. Park menyewa satu hari kamar untuk keluarga.

Aku tidur sekamar dengan Chanyeol lagi seperti hari hari sebelumnya.

Aku bergegas turun ke restoran Hotel untuk menyantap snack ringan di restoran bersama Kai.

-

"French Friesnya enak banget, garing, nih cobain deh." Kai menyondorkan piringnya yang berisi makanan khas Eropa itu ke arahku yang sedari tadi sibuk mengunyah burger.

Aku mengambil sebatang lalu memakannya, emm garing banget rasanya juga enak.

"Chanyeol mana? Kok dari kemarin aku gak liat kamu sama dia sih? Malah lebih sering deket sama Yoora?" Tanya Kai sambil mengunyah French Friesnya itu.

"Bagus dong aku bisa deket sama keluarganya, biar nanti pas nikah dia gak bisa macem macem sama aku." Aku nyomot dua batang french fries dari piring Kai tanpa izin, lagian enak banget rasanya.

"Ih, tapi gak boleh gitu juga. Kalian harus nempel terus lah, kalo para tamu tadi engeh kamu misah sama Chanyeol mulu gimana? Nanti kamu di gibahin loh." Kai ketawa kecil.

Aku mendecak kesal.

"Eh iya, hari ini malem pertama ya. Ekhem." Kali ini tanganku yang menjawabnya, aku menjitak kepalanya pelan.

"Ih galak banget pasutri baru nih"  Kai noel hidungku pelan sambil ketawa.

"Burgerku udah abis. Aku ke kamar ya bang Kai capek mau rebahan, pegel banget nih kaki. Nanti kalo udah waktunya dinner samper aku dikamar ya" Aku bangkit dari meja makan dan berjalan meninggalkan Kai.

"Dasar pasutri baru, masih malu malu." Samar sama aku denger suara Kai diikuti oleh tawa kecilnya dari arah belakang.

-

Cklek..
Terdengar suara pintu yang terbuka..

Aku yang sedari tadi memainkan ponselku sambil rebahan menoleh kecil ke arah sumber suara itu.

Tampillah seorang lelaki yang tak lain adalah Chanyeol.

"Ngapain aja?" Aku kembali memfokuskan pandanganku ke arah ponselku.

"Ngobrol." Jawab singkat Chanyeol sembari mencari handuk dan baju ganti lalu ia berjalan ke kamar mandi untuk mandi.

-

Tok tok tok..
Terdengar suara ketukan pintu dari arah luar kamar.

Aku yang masih tertidur pulas merasakan adanya gerakan tangan yang menguncang punggung belakangku.

"Waktunya makan malam, Kai udah nunggu didepan tuh. Bangun kamu!! Gak mau makan?" Suara serak Chanyeol perlahan membuatku terbangun dari tidurku barusan. Aku gak nyadar ternyata aku ketiduran tadi.

Aku langsung bangkit dan berjalan pelan membuntuti Chanyeol dari belakang.

-

"Eh, kok jalannya jauhan gitu. Gimana sih Chanyeol liat tuh Tiffany masih sempoyongan malah ditinggalin." Kak Yoora langsung berjalan ke arahku merangkul dan mengarahkanku ke arah tempat dudukku karna aku masih sempoyongan.

Mejaku digabung dengan keluarga Chanyeol, sedangkan keluargaku makan di meja belakangku.

"Chanyeol nanti kamu udah nentuin mau honeymoon dimana sama Tiffany?" Tanya MR.Park ke arah Chanyeol yang dijawab sebuah gelengan kepala kecil.

"Ke Jeju aja Yeol." Usul Kak Yoora.

"Permisi om tante." Tiba tiba terdengar suara wanita yang familiar di telingaku, oh sial wanita itu lagi. Oh kali ini ia membawa Seulgi juga.

Mendengar suara itu, semua orang langsung memperhatikan Yuna dan Seulgi.

"Yuna, ngapain kamu?" Tanya kak Yoora kaget.

"Mau ikutan makan dong eonniku yang cantik, masa gak makan sih. Mati nanti." Tanpa persetujuan Yuna dan Seulgi menarik meja di samping dan mendekatkan meja tersebut ke meja sebelah Chanyeol.

Kai yang melihat itu langsung berjalan mendekat ke arah Yuna dan Seulgi.

"Kamu siapa ya? Kok gak sopan banget? Kalo dateng ngucap salam harusnya." Kai yang melihat Seulgi berpura pura tidak mengenalinya.

"Kan tadi udah permisi?" Seulgi menjawab.

"Oh belum kenal kita ya bang? Kenalin aku Yuna, PACARNYA CHANYEOL. Dan ini Seulgi saudara jauh Chanyeol." Dengan percaya diri ia menekan suaranya ketika mengucapkan kata "Pacarnya Chanyeol?"

"Pacar?" Kai membelalak Kaget, sedangkan Chanyeol masih sibuk menyantap makan malamnya itu seolah olah tidak terjadi apa apa.

"Iya lah, orang Chanyeol sampe mesenin kamar president suite buat kita selama satu malem ini." Yuna ketawa kecil.

Tentu saja itu membuat suasana yang tadinya tenang dan kondusif berubah menjadi menegangkan.

Terlebih ketika Kai menonjok wajah Chanyeol.

Brug..

Chanyeol yang masih sibuk menyantap makan malamnya terjatuh karna tonjokan yang dilayangkan kepadanya. ia bergegas bangkit dan membalas tonjokan Kai itu.

Mendengar suara hantamas yang keras para pelayan pun ikut keluar menyaksikan kejadian ini. Beruntung tidak ada tamu lain selain keluargaku disini, dan para tamu sudah check semua kecuali Yuna dan Seulgi.

Brug..

Kali ini Kai yang terjatuh karna tonjokan keras Chanyeol menghantam pipi dan hidungnya. Chanyeol terus saja memukuli wajah Kai tanpa perlawanan dari Kai. Kai tidak mampu melawan, karna hidungnya tertonjok sangat kencang dan mengeluarkan darah.

Semenjak kecelakaan dan oprasi setahun yang lalu hidung Kai jadi sensitif, dokter memfonis bahwa selaput hidung Kai menipis sehingga ia sering mimisan dan Kai juga suka mengeluh hidungnya sering tersumbat.

Dokter menyarankan agar hidung Kai dioprasi ulang, tapi eomma ku menolak dengan alasan bahwa Kai takut dan trauma harus dioprasi lagi. Akhirnya dokter hanya dapat menyarankan agar Hidung Kai tidak mengenai benturan yang keras. Karna dapat menyebabkan terjadinya pendarahan yang serius.

Eomma dan dadku segera bangkit dari tempat duduk untuk melerai mereka. Begitupun dengan Eomma dan ayahnya Chanyeol.

Melihat Kai yang ambruk aku langsung bangkit dan memeluknya, berharap Chanyeol akan berhenti memukulinya. Dan ya Chanyeol berhenti.

Aku mengambil tissue di kantong rokku dan segera mengelap darah yang bercucuran di hidung Kai. Tetapi darahnya terus keluar, aku panik.

"Panggil dokter, siapapun." Aku mulai menangis sambil memeluk Kai.

MR.Park langsung menghubungi pihak rumah sakit terdekat yang kebetulan ia memiliki nomornya. Untung saja ada Dokter yang free sehingga dapat dikirimkan kesini segera.

Kaipun perlahan mulai kehilanga kesadaranya dan pingsan.

Para pelayan langsung membantu mengangkat Kai dan membawanya ke Sofa lobby Hotel yang amat besar.

-

Hai pakabar?
Ga kerasa bgt sisa 1 chap lagi.
Thx yg udah baca ❤




He or Him? •  [✔] Completed Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang