Lo...ST

Terulang

Sebelum Bertemu ...

"Heuh... Rasanya kepalaku mau pecah saja. Kenapa aku tidak bisa merangkai kata-kata untuk hal ini?"

Rutuk Haruto seraya meneliti setiap tulisan yang terdapat pada berkas mengenai penemuan kerangka yang masih belum tergambarkan olehnya tersebut. Seusai keluar dari elevator dan kini sudah berada di lantai dasar, dirinya begitu serius menapaki setiap jenjang lantai berposelen putih itu tanpa menoleh kearah depan menuju ruang otopsi yang sudah ditunggu oleh beberapa rekan tim forensik juga dari instasi kepolisian. Walau hilir mudik rumah sakit saat ini begitu padat dan sibuk, tak sedikit pun membuatnya tercongak untuk sekedar melihat keadaan sekitar. Hingga pada akhirnya-

Bukh !!!

Dukh !!!

"Aakkhhhhh... Sa-sakit sekali."

Haruto terkesiap kaget ketika dirinya telah menabrak seseorang dari arah depan hingga membuat sang korban terjatuh tepat dibawah kaki jenjangnya, beserta berkas yang berada di genggamannya pun ikut tercecer di lantai. Karena sadar telah melakukan sebuah kesalahan, dengan cepat pria berkacamata itu menolong orang tersebut untuk bangkit berdiri seraya menatap paras sang korban. Namun-

Haruto langsung mengerutkan dahi. "Kau??? Bukankah -"

Sedang dalam suasana mengintimidasi, tiba - tiba pintu emergency utama terbuka kuat oleh petugas ambulance membawa seorang anak remaja yang terkulai lemas dengan dibantu alat pernafasan juga pendeteksi pacu jantung melewati kedua pria berbeda usia yang saling menatap kepergian brankar tersebut menuju ruang Intensive Care Unit (ICU).