Zahra

35 30 9
                                        

Zahra sangat mengamati cerita aura yang begitu sedih, ia menangis saat aura menceritakan hal itu karena dahulu Zahra mengalami hal yang sama seperti aura, sampai pada akhirnya Zahra terbebas dari rasa itu.

" Zahra : aku, sama seperti mu aku juga pernah sama persis seperti mu ra, lalu aku mencari kesibukanku untuk melupakan banyak hal yang terlintas dalam fikiranku, coba kamu mencari hal yang menjadi kesibukan mu dan fokus dengan hal itu "

" Aura : aku sudah melakukan hari-hariku seperti biasanya, melakukan semua yang aku senang dan melakukan semua kegiatanku, tetapi aku masih memikirkan hal itu, jujur. Aku tak bisa berbohong pada diriku sendiri "

" Zahra berdoa kepada Allah untuk menghilangkan fikiran yang membuat hidup Aura hampir tak berjalan dengan semestinya, Zahhra berharap kebaikan dan orang-orang baik selalu berada di samping Aura "

Zahra mencoba menghibur Aura untuk melupakan fikirannya walau hanya sebentar. Zahra mengajaknya ke suatu toko buku dan membelikan buku yang aura inginian, Zahra meluangkan waktu untuk ke toko buku karena ia tau sahabatnya gemar membaca dan menulis.

Maksut dari tujuan Zahra untuk membelikan buku, agar aura terus membaca, menulis, dan terus mencari hal baru agar tak selalu mengingat masalalu dan terus berjalan ke depan tanpa menoleh ke belakang sedikitpun. Zahra sangat mengharapkan yang terbaik untuk wanita yang tak pernah marah itu.

Zahra berfikir sedalam-dalamnya,

Kenapa Aura tampak tak terlihat marah, padahal sudah di sakiti seperti itu?

Kenapa ia tampak sabar dan menahan amarahnya?

Kenapa ia selalu mempunyai hati yang lembut dan tulus untuk memaafkan semua kesalahan orang lain? Padahal dirinya terus di kejar dengan rasa itu.

Zahra selalu bertanya-tanya di dalam fikirannya dan sampai sekarang belum tahu apa jawaban yang selalu ia tanyakan pada diri nya sendiri.

Pada proses tertentu,

Allah sudah menyiapkan yang terbaik untuk setiap hamba-hambanya,

Aura yakin, Allah akan memberi yang terbaik, itu adalah alasan nya untuk tetap selalu kuat dan mudah memaafkan orang lain,

Percayalah, pasti akan indah pada waktunya.

The first and the lastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang