Bagian 8

34 32 26
                                    

Aura berjalan dengan fikiran yang kosong dan hati yang gelisah.

ia bingung, kenapa ustadz Hanan tiba-tiba berbicara seperti itu, kan kita belum kenal lama ujar aura.

Seolah ada hal yang aura tak tahu,
Hari sudah larut, langit pun sudah menandakan akan tiba waktu malam.

Sesampainya aura di rumah, aura di sambut baik dengan kedua orang tuanya, karena orang tua aura pasti faham, aura lelah hari ini. Ia tak tersenyum seperti biasanya.

Aura bergegas mandi, membereskan kamar tidurnya yang belum ia sentuh dari pagi tadi seakan tak ada waktu untuk membereskan kamar yang sudah berantakan itu.
Lalu, ia mengeluarkan satu buah pena yang sudah lama tak tersentuh dan buku yang mulai berdebu.

Ia menulisnya dengan penuh kehati-hatian, seolah ia sedang curhat di dalam kertas tipis itu.
Ia menulis dengan raut wajahnya yang sedih.
Seakan hari ini memang begitu berat untuk nya.

Aura menulis hingga larut sampai ia ketiduran di meja yang kecil itu, tengah malam aura terbangun dari tidurnya dan bertanya-tanya " Mengapa aku tidur disini semalam ? " Pantas saja badan ku terasa sakit, kala tidur tadi.

Waktu menunjukkan pukul 02.00 WIB
Seperti biasanya, Aura bangun untuk melaksanakan sholat malam. Ia dibangunkan dengan nada alarm yang indah tepat pada pukul 02.00

Ia berdoa kepada Tuhan
" Ya Allah, mengapa aku merasa ada sesuatu hal yang aku tak tahu, mengapa hati seolah gelisah, mengapa yaAllah? Tolong, tenangkan hatiku sebagai mana hari kemarin, aku tahu aku kuat. "

Selepas sholat malam, ia kembali tidur dan bermimpi seolah mimpi itu pertanda akan datang hari yang menyedihkan di kehidupan aura.
Ia tidur dengan gelisah karena datangnya mimpi yang buruk.

Tetapi Aura selalu mengambil kesimpulan disetiap hari yang ia jalani, ia bersyukur atas baik buruknya hal yang terjadi setiap hari.
Karena ia percaya, Tuhan pasti menolongnya.

The first and the lastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang