Setelah kedua orang tuanya masuk ke dalam rumah, nampak suasana menjadi canggung, Adam yang mengerti perasaan Nasya mulai membuka suara.
"Katanya ada yang mau di bicarain?. " tanya Adam to the poin
"Ah iya ka " jawab Nasya dia benar- benar merasa canggung saat ini.
" Aku mau nanya setelah kita menikah nanti, apa Aku masih boleh untuk tetap belajar mengaji? " Nasya bertanya dengan ragu.
Adampun tersenyum atas pertanyaan calon istrinya tersebut
"Thalabul ilmi faridhatun 'ala kuli Muslim" yang artinya menuntut ilmu itu wajib atas setiap Muslim " sahut Adam.
" jadi? Boleh? "Tanya Nasya ragu
Adam pun tersenyum lalu berkata " tentu saja boleh Sya yang penting tugas Dan kewajiban kamu sebagai seorang istri sudah kamu laksanakan " ucap Adam kembali mengingatkan.
Mendengar kata- kata tersebut sontak Nasya merasa gugup dan juga malu
" kewajiban seorang istri yah ,mampus gue pasti langsung di unboxing malam itu juga " Nasya merutuk dalam hati beberapa kali Nasya memijat pelipisnya yang terasa berdenyut membayangkan malam pertama yang menurutnya itu sangat mengerikan.
Adam memperhatikan gelagat dari calon istrinya tersebut
" kamu kenapa? "
" gak apa- apa ka" Nasya mencoba untuk berdiri namun rasa pusing itu kembali menyerang
"Sya hati- hati !" ucap Adam yang dengan cepat meraih pinggang Nasya yang hampir ambruk
Merasa jarak keduanya begitu intim Nasya mencoba berdiri dengan baik namun rasa pusing itu tak kunjung reda justru kini badannya kembali nyaris limbung jika Adam tak segera menggendong tubuh Nasya mungkin Nasya sudah jatuh tersungkur.
" ka... " Nasya memekik ketika tubuhnya melayang di udara
"Sudah kamu diam! " ucap Adam meski kini jantungnya sudah berdebar tak karuan.
Nasya hanya menurut dan memilih mengalungkan tangannya di leher Adam jangan lupakan dengan detak jantungnya juga yang sudah bertalu- talu sejak tadi, namun tanpa keduanya sadari tindakan keduanya menjadi tontonan beberapa orang santri yang semakin patah hati.
" astaghfirullah kang Adam belum nikah aja udah gendong- gendongan " ucap salah seorang santri terlihat raut wajahnya yang kesal kini mendominasi
"Kang Adam juga manusia, tapi kita ga boleh suudzon nanti timbul pitnah mungkin saja perempuan itu sedang sakit " sahut santri kedua
" yang aku dengar juga gitu calon istri kang Adam memang sakit bahkan keduanya sudah bertunangan kan " ujar santri lainnya
" iya kita tidak berhak menghakimi seseorang tanpa kita tahu pasti apa penyebab keduanya bisa melakukan hal seperti itu " ujar santri kedua bijak
"Antara beneran nolongin atau nafsu " ucap si santri pertama dengan nada ketus
" huss sudah apapun yang mereka lakukan itu bukan urusan kita kang Adam lebih tau " ucap s santri ketiga
" iya kita buruan ke pasar kasian yang lain pasti udah nungguin di depan " ucap si santri kedua lalu segera meninggalkan tempat tersebut.
Sementara di dalam rumah Umi beserta momy di buat khawatir dengan kembalinya Nasya yang tidak sadarkan diri wajah gadis itu pucat pasi ketika Adam menidurkan nya di kamar milik nya dokter pun sudah memeriksa kondisi Nasya dan dokter menyarankan untuk Nasya benar- benar istirahat dan jangan terlalu banyak pikiran .
" nak waktunya kamu ngajar ke pondok " ucap Umi membuyarkan lamunan Adam.
"Adam sudah minta ustadz hafiz untuk gantiin ngajar mi " Adam menjawab seadanya.
" khawatir banget keliatannya " goda Umi mencoba mencairkan suasana
Adam tersenyum malu
" tanpa Nasya hidup Adam sepi " ucap Adam dalam hati namun Adam masih malu untuk mengatakan semuanya.
"Umi... " suara lirih itu terdengar jelas di telinga Adam
" Sya... Alhamdulillah kamu udah sadar " Ucap Adam yang terlihat sangat antusias
"Ka.. Aku haus " Ucap Nasya serak
Adam dengan sigap mengambil segelas air lalu memberikannya.
" bismillah " ucap Adam lalu memberikan minum pada Nasya, gadis itu hampir menghabiskan minumannya.
" makasih ka "
" sebaiknya kamu istirahat ya biar cepet pulih "
"Aku balik lagi ke asrama aja ka "
"Engga kamu bisa istirahat di sini bukannya sebentar lagi ini bakal jadi kamar kita? " ucap Adam tersenyum menggoda.
Nasya semakin malu di satu sisi dia bahagia Adam menerima perjodohan keduanya namun di sisi lain dia belum siap dengan reaksi para santriwati lain.
"Kamu gak ngajar ke pondok? " tanya Nasya mencoba berbicara sebiasa mungkin meski jantungnya kini sudah berdebar tak karuan.
" kamu udah baikan? " tanya Adam balik
"Aku... Udah baikan ko, ngajar aja mereka butuh kamu " ucap Nasya sambil memalingkan mukanya
Adam tersenyum sesaat dia tau sebenarnya Nasya tidak ingin ia tinggalkan
" ya udah aku pergi sebentar nanti kalo urusan ku udah beres aku langsung pulang " ucap Adam perlahan tangannya terulur mengusap kepala Nasya dengan sayang.
Bersambung
KAMU SEDANG MEMBACA
Hijrah cintaku
Ficção Adolescentemenceritakan tentang Nasya gadis bar- bar yang hobi berkelahi .yang di masukan kepesantren oleh kedua orang tuanya berharap bisa menjadi pribadi yang lebih baik .