꒷︶꒷꒥꒷‧23˚꒷︶꒷꒥꒷‧₊˚

101 5 3
                                    

"Sorot Mata itu... Mengapa aku berpikir kalau itu kamu Nay " gumam Adam dalam hati

Lamunan Adam buyar begitu bayi di tangan nya kini mulai menangis

"Sayang ini papa " ucap Adam lalu mendekap bayi dalam gendongannya dia berjalan perlahan membawa bayi laki- laki tersebut matanya berkaca- kaca disela dia mengumandangkan solawat Salam Adam bahagia namun dia hancur di waktu yang sama .

Umi dan Abi yang menyaksikan kejadian tersebut merasa prihatin akan nasib putra semata wayangnya Umi menangis di pelukan Abi dia tidak menyangka Nasya meninggalkan semuanya begitu cepat

"Maafin Nasya Umi Abi Nasya udah bohong pada kalian semua Nasya lakuin ini semua terpaksa" gumam Nasya di balik niqabnya.

Seminggu setelah  kedatangan Nisa semua berjalan sesuai rencana  Umi kerap memberi perhatian pada Nisa bahkan banyak membantu Nisa men gurus Alfa

Pagi ini Nisa membawa Alfa jalan- jalan ke pondok pesantren bayi itu terlihat senang memperhatikan keadaan sekitar Mega yang berdiri tak jauh dari Nisa menghampiri Nisa lalu segera memeluk sahabatnya tersebut

"Nasya " ucap Mega lalu memeluk sahabatnya tersebut

"Saya bukan Nasya Saya Nisa "

"Apapun tapi Aku seneng kamu balik Sya" ucap Mega sambil menyeka airmatanya yang nyaris jatuh

" tolong rahasiain identitasku ya "

"Sya kamu gila? "

" Aku mohon ga tolong " Nisa menyatukan kedua tangan nya di depan dada

"Baiklah apa sih yang nggak buat kamu " Mega tersenyum lalu kembali memeluk tubuh sahabatnya tersebut.

Kejadian tersebut tak luput dari perhatian Adam yang sejak tadi memperhatikan interaksi keduanya seulas senyum terbit dari bibirnya.

Jadi dugaannya benar

****

Setelah puas berjalan- jalan Nisa kembali  ke rumah milik Adam namun kedatangannya di sambut dengan Adam yang kini seolah menunggu dirinya Adam tersenyum membuat Nisa membeku di tempatnya Adam berjalan lalu mengambil Alfa dan menggendongnya bayi tersebut seolah terusik lalu menangis dengan keras  Nisa segera mengambil Alfa dari gendongan Adam

" ka Adam.. Ih jadi nangiskan " Nisa segera membawa Adam kekamar lalu memilih menyusuinya secara langsung

Adam bisa mendengar dengan jelas bagaimana suara itu dia jelas mengenali suara menggemaskan itu hanya milik Nasya dia yakin wanita yang kini merawat putranya tersebut adalah Nasya istrinya

"Aku kangen sama kamu Sya" gumam Adam perlahan

Sore ini Adam memutuskan untuk tidak mengajar ke pondok dia memilih beristirahat di rumah karena merasakan pusing sejak tadi dia memilih tidur di kamarnya .

Umi yang baru saja datang langsung menghampiri Nisa yang sedang memasak bubur

"Nis Alfa mana? "

" baru aja tidur mi tadi habis main sama ka Adam " ucap Nisa dia tersenyum di balik niqabnya.

" bagaimana kalau kita masak rendang kesukaan Adam? "

" iya boleh umi "

Lalu keduanya mulai berkutat dengan peralatan memasak sesekali Umi mengajak Nisa bercanda sebagai seorang ibu jelas Umi mengenali siapa sosok di sampingnya

"Mau sampai kapan Nay kamu hukum Adam seperti ini? "

Deg

Mendengar pertanyaan Umi barusan membuat Nasya diam di tempatnya

"Apa belum cukup penderitaan Adam selama ini Nay? "

"Umi... "

Nasya bingung harus menjawab apa suaranya mendadak tercekat di tenggorokan lidahnya pun terasa kelu

"Kamu tau Adam begitu menderita selama ini ?"

"Tapi mi.. "

" kenapa kamu harus mendengarkan kata orang Nay?, Nasya yang Umi kenal tidak gampang menyerah "

"Umi... " Nasya memeluk sang mertua lalu menangis di pelukannya

"Maafin Nasya Umi, Nasya khilap Nasya bodoh sudah pergi meninggalkan ka Adam tapi ijinkan Nasya untuk memperbaiki semuanya "

"Umi cuma minta satu permintaan sama kamu Nay "

"Apa itu mi? "

" jangan pernah pergi dari Sisi Adam "

Nasya mengangguk pasrah Umi begitu menyayanginya Nasya begitu merindukan semua nasehat dan pelukan hangat mertua nya tersebut

"Umi ngerasa bersalah karena gak bisa nemenin kamu sewaktu kamu hamil dan melahirkan sebenarnya kamu pergi kemana? "

"Aku di Bogor Mi di tempat sepupu Aku "

"Dasar bandel kamu Adam nyari- nyari kamu ke Jakarta "

" maafin Nasya Umi "

" kita buka lembaran baru sekarang Nay panggil Adam kita makan sama- sama!"

"Iya Umi"

Nasya segera menuju kamar untuk membangunkan Adam dia melepas niqabnya bermaksud untuk memberikan kejutan kepada suaminya

"Kak.. Bangun " Nasya menepuk lengan Adam berharap Adam akan segera bangun namun nihil beberapa kali Nasya membangunkan Adam, Adam seolah tak terganggu  Nasya menyentuh dahi Adam memeriksa keadaan suaminya tersebut

" Astagfirullah panas" ucap Nasya begitu tangan nya mendarat di dahi Adam dia dengan cepat berlari ke arah dapur membawa baskom berisikan air dingin dan handuk kecil

"Nay Adam nya mana? "

"Ka Adam demam Umi " sahut Nasya yang terlihat panik

Nasya segera memasuki kamar lalu mengompres Adam agar panas nya segera turun. Adam terdengar mengigau menyebut nama Nasya berulang- ulang

"Sya... Sya... Nasya... Kamu di mana Sya? "

"Ka... Aku di sini " ucap Nasya dia lalu menggenggam erat tangan suaminya

"Gimana Sya? "

"Panas banget mi ka Adam sampai ngigau terus dari tadi"

" kita bawa ke rumah sakit aja gimana? "Tawar Umi yang kini terlihat panik

Tbc

Hijrah cintakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang