My True Diaval

346 23 1
                                    

Aku menghapal dialog drama dengan cekatan, aku tidak mau besok aku melakukan hal memalukan dengan lupa dialog.

Tapi aku terus, terus,terus teringat dengan segala kelakuaan absurb Alan, yang membuatku..ehmm.. Salah paham..

Ia seperti punya berbagai kepribadiaan yang berbeda. Dingin,seductive,nakal,jahil,dsb.

Apa ia menyukaiku?

Aku segera menggelengkan kepalaku untuk menghapus pemikiran bodoh yang membuatku sakit hati ini.

Lebih baik aku tidak berharap bukan?

Aku menutup wajah memerahku dengan bantal empuk milikku. Aku merasa.. Sangat malu.. Jika teringat kejadian tadi.

Ugh, Deja vu..

Aku termenung, sehabis pertunjukkan besok, akan ada libur musim panas. Semuanya akan pulang ke rumah..

Apa aku dan Kak Ryan akan..pulang ke rumah?

Entahlah bagiku itu sama sekali bukan rumah. Itu adalah penjara bagiku dan kak Ryan.

Papa yang selalu menyiksa kami, mama yang tidak peduli dengan kami sama sekali. Apa itu bisa disebut rumah?

Aku benci tempat itu. Benci.

Segera aku menggelengkan kepalaku lagi, mengingat tempat itu hanya akan merusak moodku. Lebih baik menghapal dialog.

Yah, jadi musim panas kali ini aku juga tidak pulang.

-----------

"APA SAJA YANG KAU LAKUKAN, KANAYAAA?!!" Hana berteriak-teriak keras di telingaku.

"Maafkan aku.." Ujarku lagi sambil menatapnya dengan puppy eyes.

Hana mendesah, "Kau iniii... Sebentar lagi kita tampil! Aku bisa dimarahi si iblis Russel, kau tau!! Ayo cepat kau ganti pakaian!!" Ceramah Hana sambil mendorong-dorongku ke ruang ganti.

Aku hanya bisa mengikutinya pasrah.

Yah, ini salahku karena terus memikirkan rumah. Aku jadi bermimpi tentang masa laluku dan kak Ryan.

Masa lalu yang kelam dan menakutkan untukku.

--------

"Aku tidak mau."

Sayup-sayup aku mendengar suara dingin Alan. Aku menoleh melihatnya sedang bersama Russel.

"Jangan egois begitu,Alan. Kau tau kita sangat terpaksa. Dengan keahlianmu kita pas-"

"Tidak!" Alan langsung menolak, ia terlihat tidak setuju.

Aku mengernyit bingung tidak mengerti. Ada apa sebenarnya?

"Oh ayolah, kumohon! Biarkan Samuel menjadi Diaval dan kau menjadi Phillip..." Mohon Russel.

Oh aku mengerti.

"Kenapa?!" Nada dalam ucapan Alan mulai meninggi. Ia terlihat sangat sentimental sekarang, kemana ia yang tenang dan selalu berpikir jernih?

"Mm..karena.. Ah, pokoknya ini keputusan sutradara!!!" Russel terlihat menyembunyikan sesuatu.

Aku menghampiri mereka. Mereka melihatku bingung.

"Ada apa?" Tanyaku ikut bergabung.

Kostum Alan telah ia pakai, aku kembali merona melihat ketampannya.

Tapi segera kuubah ekspresiku, ini saat yang serius, ya serius!!

"Menurutku Samuel harus di tukar dengan Alan. Kupikir Alan lebih cocok menjadi Phillip." Kata Russel tak masuk akal.

MD2: Cheerful Princess and Her PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang