The Broken Heart

338 21 3
                                    

Kanaya POV

Aku melebarkan mataku. Aku tidak peduli lagi soal drama ini ketika merasakan bibirku basah. Samuel...menciumku?!

Sampai daritadi aku masih telarut oleh penghayatan drama tapi.. Apa maksudnya ini?!

Aku mematung dan segera mendorong tubuhnya keras, aku menatapnya shock. Terdengar sahut-sahutan penonton yang menggoda kami, tapi aku tak peduli.

Aku merasakan mataku basah, aku menghancurkan kepercayaan Alan..

Samuel menatapku terkejut, ia terlihat sangat menyesal. Aku hanya ingin menamparnya dan menangis sekarang.

Tak sengaja pandanganku jatuh pada mereka yang menatapku berbinar, benar, ini adalah drama yang kami buat dengan susah payah. Aku harus bertahan untuk menyelesaikannya sampai akhir, aku tidak ingin membuat pekerjaan susah payah yang dilakukan kami hancur begitu saja.

Aku dengan susah payah memeluk Samuel, sambil berkata dengan isakan pelan, "Te-terimakasih.. Sa- Diaval.. Kau memang.. Pangeranku.."

Samuel balas memelukku dan tersenyum, "Sudah kubilang bukan? Aku akan membangunkanmu."

Aku menangis tanpa suara, dalam hati aku hanya berkata maaf Alan bagaikan kaset rusak.

Apa yang akan Alan katakan nanti?

Apa ia akan membenciku?

Terdengar sorak-sorai penonton. Aku bangun dengan sempoyongan, Samuel memegang tubuhku, tapi segera kutepis tangannya. Aku muak. Semua ini terlalu berlebihan.

Semua berkumpul dan mengucapkan terimakasih. Aku memaksakan senyuman pada penonton.

Setelah itu tirai ditutup.

-----

Plak!

Aku menatap Hana dan Samuel dengan air mata.

"Kau! Apa maksudmu, hah?! Kau menciumnya!!" Labrak Hana marah.

"Lalu? Kenapa? Aku hanya ingin mencium orang yang kucintai! Apa itu salah?" Tanya Samuel tak kalah keras.

Aku menatapnya kecewa.

"Gak kayak gitu juga, Samuel!! Kau hanya menyakiti Kanaya!! Apa kau ingin dia menangis dan terluka karenamu?! Aku kecewa!!" Balas Hana lagi.

Samuel menoleh ke arahku yang berdiri mematung. Dia berjalan mendekat namun aku langsung lari meninggalkannya.

Aku tak bisa. Selama ini aku kira dia temanku, sahabatku. Tapi apa? Kini dia membuat hubunganku dan Alan memburuk.

Apa.. Kami memiliki hubungan?

Aku tidak sengaja melihat Alan lewat di depanku. Segeraku berlari dan hendak menyetuhnya.

Tapi sebelum itu, Alan sudah menepis tanganku kasar. Dia menatapku marah, sedih, kecewa, dan jijik. Aku melebarkan mataku, air mataku semakin menggenang.

"Maaf.. Maafkan aku.. Alan.." Ujarku sepatah-patah.

Dia menoleh mengacuhkanku.

"Jangan menyentuhku, kau menjijikan. Mulai saat ini jangan berani menemuiku, atau datang di kehidupanku lagi, aku membencimu."

Suaranya terdengar dingin. Aku terduduk di tanah, air mataku sudah sangat membasahi wajahku.

"Kumohon, Alan... Maafkan aku.."

Permohonan,u sudah tak digubrisnya lagi, dia tetap berjalan angkuh tanpa menoleh kebelakang sama sekali. Membiarkan aku terduduk sendirian.

Aku menundukkan kepalaku. Apa yang aku lakukan? Aku telah menghancurkan kepercayaannya dan kini ia membenciku.

MD2: Cheerful Princess and Her PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang