Mama?

330 22 2
                                    

Aku membuka mataku dan menyadari satu hal,

Aku ada di kamarku.

Bagaimana bisaaaa??!!

Seingatku, aku tertidur di hutan bersama Alan kan? Kan?!!

Tunggu, apa itu mimpi? Masa sih? Kok kayaknya nyata banget?

Aku menoleh ke samping dan melihat Kiara yang tertidur pulas.

Segera, aku meraih smartphone ku dan melihat tanggal disana.

03.45 AM, 12 April

Aku mengerjab ragu, tunggu, ini sudah lewat satu hari.

Ya ampun, apa itu nyata atau mimpi? Kalau itu mimpi berarti aku tertidur selama... Berapa jam yah? Pokoknya lama banget kayaknya.

Ck, tolong seseorang harus menjelaskan padaku sekarang!!

Tapi masa aku membangunkan Kiara karena rasa keingintahuan ku yang luar binasa ini? Gak lucu kan!

Aku menampar diriku sendiri sangat keras sampai memerah, air mata mulai menggenang di pipiku, aku tersenyum miris, mengapa aku menangis karena pukulanku sendiri? Lagipula apa aku bodoh?! Yah, sebenarnya aku mungkin idiot.

Yang penting, tadi itu sakit banget, ini nyata!!

Aku menatap jendela yang tidak tertutup tirai jendela. Nah kan Kiara, kebiasaan banget, gimana kalau ada orang yang gak sengaja melihat tidur cantikku? Nanti dia bisa pingsan dan bertambahlah satu lagi fansku!!

Atau ada yang mengintip dari sana, mungkin mahluk terlihat maupun yang tidak terlihat. Psikopat mungkin? Atau hantu?

Aku merinding sesaat membayangkannya, segera aku menutup tirai itu dengan pembacaan doa-doa.

Aku mendudukkan tubuhku di atas ranjangku. Pandanganku berkeliaran kesana-kemari, dan berhenti di arah koper soft pink milik Kiara. Ah iya, besok mereka akan pulang.

Aku memutuskan untuk tidak ikut, yaah, aku akan tetap di asrama, dengan alasan akan berlibur dengan Alan, tentu saja itu bohong,toh kami masih bertengkar.

Tapi aku tidak ingin mereka ikut khawatir, biarlah ini menjadi liburan tenang bagi mereka.

Huff, sekarang apa yang akan kulakukan?

Tidak mudah untuk tertidur lagi jika kau sudah tidur berjam-jam lamanya.

------

"Benar-benar tidak apa-apa nih?" Tanya Kiara ragu.

Aku memutar mataku bosan, ini sudah ke lima kalinya dia menanyakan hal yang sama!!

"Iyaaaa, Kiara sayang! Jangan terlalu khawatir, ah!" Balasku sambil mendorongnya keluar kamar kami.

Dia hanya pasrah di dorong-dorong, tapi ia tetap melirikku ragu.

"Ayolah, Kiara. Kau tidak percaya pada Alan? Dia pasti menjagaku!!" Ucapku meyakinkan, kebohongan lagi.

"Bukan begitu, Kana. Kalian baru saja bertengkar! Bagaimana jika ia melukaimu lagi dan kalian berantem trus, trus, kau menjadi depresi! Dan kau bunuh diri!!" Tebaknya tak benar. Aku menghela napas.

Kiara, bagaimana kau bisa tertular kebiasaanku untuk menduga terlalu jauh?

Aku kini sadar, betapa menyebalkannya diriku sendiri saat ini. Tak heran Hana selalu tampak emosi ketika berbicara denganku.

"Percayalah, saat itu aku sedang kacau, dan itu tidak terjadi lagi. Janji!" Aku mengancungkan jari kelingkingku.

Kiara terlihat tak yakin, oh kapan ini akan selesai?

Aku memaksa kelingkingnya menautkan kelingkingku. Aku tersenyum puas, "Perjanjiaan telah dibuat!" Sorakku.

Dia terdiam menatapku sebentar, matanya berkedip lucu, kemudian dia menggelengkan kepalanya pelan.

Mau tak mau Kiara tersenyum, "Haah.. Ya sudahlah, janji ya kau akan baik-baik saja ketika kita kembali nanti!" Ujarnya lagi mengulang perkataaanku.

Aku mengganguk, "Hn! Sudahlah sana! Adlan dan Kak Ryan menunggumu!!" Kudorong tubuh Kiara keluar kamar dengan lembut.

------

"Alan!"

Aku berusaha memanggil Alan yang terlihat cuek melintas di depanku.

"Alan!!" Kini aku bangkit dari dudukku, mencegahnya pergi.

Aku berusaha mengejarnya, tapi apa daya, aku tersandung batu.

Bruk!

Tak ada rasa sakit, yang ada hanyalah rasa hangat dari dekapan orang yang familiar. Aku tersenyum rindu, aroma ini, mint bercampur bau coklat hangat yang manis. Aku benar-benar... Rindu..sangat.. Tau kah kamu?

Sang empu mendorong tubuhku keras, dia menatapku tajam.

"Aku rindu padamu." Aku tersenyum, aku bertelepati padanya.

Dia berdecih, berusaha memutuskan telepati kami.

"Kau-"

"Ah~ Menantu mama!!"

Kami berdua kini mengalihkan pandangan kami ke asal suara. Hilanglah suasana tegang diantara kami berdua.

Mata Alan melebar, "Mama?"

"Sayaaang~~ Akhirnya mama punya menantuuu!!!" Orang itu berseru kegirangan. Dia menerjangku dengan pelukannya.

Aku melongo, otakku masih belum mencerna sepenuhnya. Tunggu, apa yang tadi Alan katakan? Mama?

Orang itu meraih smartphone HelloKittynya, "Papaa!!!! Cepetan pulang ya! Hah? Ada rapat antar antar ketua? Batalkan! Mama masak banyak nanti di rumah! Anak kita bukan gay pa!! Dia punya pacar!! Ih, gimana sih papa? Masa gak bisa pulang dari Singapore? Buat apa ada jet pribadi?! Tau ah! Pokoknya pulang!! Nanti mama gak kasi jatah loh!!"

Mama? Masa anak kecil yang lebih tampak seperti adik Alan menjadi mamanya?

Tingginya mencapai dadaku, padahal aku 160 cm, dan aku setinggi hidung Alan.

Dia menatapku berbinar dengan mata besarnya, rambutnya yang di kucir dua bergoyang kesana kemari, ia memakai seragam anak sailor SMP di Jepang dengan celemek pink kecil bergambar hellokitty. Ia benar-benar tampak seperti anak kecil berumur 10 tahun!

Dia menarik-narik seragamku lucu, "Siapa namamu, manis?" Tanyanya.

"Kanaya Sunshine Cross.." Spontan aku mengatakan namaku, bahkan sampai nama tengahku juga.

Dia langsung kembali memelukku erat sampai aku sesak napas, dia menjinjit, berusaha menyamakan tingginya dengan tinggiku. Aku tertawa kecil sambil menunduk.

Dan tiba-tiba, dia menciumku, tepat di BIBIR!!

Aku terkejut, tak diragukan lagi, apa yang dilakukan anak- maksudku wanita iniii?!

Dia melepas ciumannya membuatku lemas tak berdaya karena shock. Anak dan ibu sama-sama suka mencium orang yah..

Alan menangkap tubuhku yang seperti mau terjatuh, dia melototi ibunya, "Ibu!! Kau tak boleh melakukan ini pada orang asing!! Ini bukan di rumah nenek!"

Aku tambah shock mendengar teguran Alan tadi, jadi-jadi... Mereka sering melakukan itu?!

Keluarga macam apa iniii?!!

"Te-He~ Kau posesif sekali~."

Dia segera melepas tangannya membuatku jatuh tak berdaya di tanah. Dasar kejam. Oh ya, kita sedang berantem..

"Alan Xerrafox! Aku menyukainya, segeralah kalian menikah!"

"TUNGGU, APA?!"

Ya Tuhan, ini terlalu rumit dan tiba-tiba...

Tunggu, bukankah ini bagus? Siapa tau hubunganku dan Alan membaik!

"Aku setuju!!"

"Eh?!!"

"Bagus!!!"

MD2: Cheerful Princess and Her PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang