Aku tersenyum lebar menatap pantai indah di depanku.
Indah, tidak, luar biasa!!
Pantai ini bersih dan sepi, hanya ada beberapa orang disini. Dan bukan berarti pantai ini tidak ada keindahannya, laut biru yang jernih, pasir pantai yang mendomininasi, dan villa yang menghadap ke laut.
Oh, ini sempurna!
Alan tertawa kecil melihat kekagumanku, aku mendeliknya kesal.
"Apa?!"
"Tidak. Aku hanya senang melihatmu sangat menikmati pantai ini. Syukurlah."
Aku mengangguk, aku tak pernah melihat pantai seindah ini.
"Dari mana kau tau tentang pantai ini? Ini terlihat seperti bukan tempat untuk umum." Tanyaku heran.
Alan menarik tanganku menuju villa tempat kami menginap, "Ya, ini memang bukan tempat untuk umum." Jawabnya tenang.
"Eh?! Lalu-"
"Pantai ini milik pribadi, hutan disana dan beberapa pulau itu juga.Milik keluarga Cross." Potongnya cepat sambil menunjuk pulau-pulau kecil di tengah laut.
Aku melongo, tunggu, keluargaku memang juga memiliki pantai pribadi, tapi... Tidak seluas ini!!!
Sebenarnya sekaya apa keluarga Cross?
"Udah ah, gak penting. Kita ke villa dulu!" Ujar Alan kembali menarikku.
Aku mengikuti langkah kaki Alan yang lebar dengan kesulitan. Cih, mentang-mentang kakinya panjang!
"Tunggu-Tunggu! Kamu jalannya cepat banget!!" Protesku.
Alan menoleh kebelakang, dia mengernyit. "Lah, aku jalan biasa kok."
Aku cemberut, mengerucutkan bibirku, "Iya deh yang tinggi, kakinya panjang." Sindirku.
Alan langsung tertawa keras mendengar sindiranku. Dia menghampiriku.
"Kyaaa!! Alan!! Turunin!!!"
Begitu Alan mendekatiku, ia langsung menggendongku ala pengantin.
"Gak mau ah, biar cepat! Mama dengan papa nungguin!!" Alasan Alan.
Aku memberontak di gendongannya, "Ah!!! Aku malu!!!"
Alan hanya tertawa mengabaikan pertanyaanku.
Aku terus memberontak turun.
"Eh, Naya, nanti jatoh loh!" Peringat Alan sambil berusaha mempertahankan keseimbangannya.
Aku langsung diam dan memeluk leher Alan agar tidak jatuh.
"Gitu dong daritadi." Komentar Alan pelan. Aku hanya melotot padanya.
"Ngomong-ngomong, Naya, kamu lumayan berat yah. Padahal kelihatannya ringan..." Ujar Alan sambil menimbang-nimbang tubuhku.
Aku menatapnya tak percaya, "Apa?! Kamu ini!! Ih, turunin aja kalo gitu!!" Kataku ngambek.
"Cieee yang ngembek..." Goda Alan sambil tertawa renyah.
Mau tak mau, aku ikut tertawa bersamanya.
Hari ini benar-benar menyenangkan. Damai dan tenang.
Seolah kedamaian sebelum badai datang.
-------
Someone POV.
Aku menemukanmu, Kanaya sayang!
Kemanapun kau pergi, bersembunyi dariku, kau tau, aku akan selalu dapat menemukanmu lagi kan?
KAMU SEDANG MEMBACA
MD2: Cheerful Princess and Her Prince
Teen FictionNamaku Kanaya Sunshine Cross. Temanku banyak. Semua orang akan menyukaiku karena kemanisan dan sifat periangku. Aku berkata aku lesbi, sehingga banyak yang menjauhiku. Aku tidak benar-benar lesbi. Aku hanya tidak ingin kalah dengan kakakku dan Adlan...