2-1=, Nomor Wassapnya Bang.

3.7K 270 7
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

...







"Bang, emang bener ya harus homo biar naik?"









Mendengar pernyataan tiba tiba dari Rafael, reflek Moreno menyemburkan kopi yang baru saja diteguknya. "Lo disuruh ngehomo sama Pak Romeo?" Rafael menundukan wajahnya itu.

"Emang jodoh kita bang, gue mending ngehomo sama lu daripada sama Hugo bau itu."

"Serius lu? Gue homo beneran ni," canda Moreno.

"Gagalrius deh bang, gue juga ada cewek. Lagian kalau mau kenapa ga sama Nada?" Rafael membicarakan anak baru kemarin. Beuh emang mantep si Nada itu kalau boleh jujur.

"Nada masih baru bro, lagian dia aja masih kaku kaku. Tapi bening sih."

"Masih mending daripada si Hugo gila, ni anak kenapa famous banget padahal gayanya aja kayak anak habis makan masako." Rafael memeragakan muka layaknya ingin muntah.

















Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.






"Anaknya emang random begitu, dulu aja ya. Kata bang Jendra dia pernah ngancurin properti pas pemotretan." Moreno tersenyum lagi, "Tapi, dia termasuk model profesional. Anehnya, biarpun properti rusak. Pemotretannya yang itu ga gagal sama sekali," lanjutnya lagi, menyeruput mie dan mengelus rambut Rafael.

"Jujur aja gue ga heran kenapa lo di pasangin sama die ya, gue ada no-nya. Tinggal hubungin aja, sekalian bahas kalian setuju mau ngehomo atau ga."

"NGEHOMO PALSU BANG, GUE ADA PACAR YA!"

...
















"Berhubung kalian sudah disini, coba kenalan dulu pegangan tangan hihi." Rafael menghela nafas, melihat ke arah sosok pemuda dengan kulit tan. Sosok itu sangat mengganggu indra penciumannya sedari tadi. Karena bau vanilla yang mengelilinginya, sungguh Rafael sangat membenci bau tersebut. Tetapi, tampangnya yang memakai pakaian serba hitam dengan kejudesan wajahnya itu membuat Rafael sedikit berharap, bahwa sosok itu tidak akan menyetujui perhomoan ini.




















Oh tidak, sekarang ia patah semangat. Tiba tiba saja wajah itu berubah menjadi ceria dan menggenggam tangannya sedikit erat. "Saya Hugo, mohon bantuannya ya!"























...

Pak Romeo itu benar benar aneh. Setelah menyuruh mereka berjabatan tangan, sekarang mereka sedang kencan buta. Katanya sih pendekatan sebentar. Kutebak saja, ia habis berimajinasi macem macam.

"Dasar si tua lele itu."Ia lupa sedang pergi dengan seseorang, orang di sebelahnya menoleh.

Ia bertanya, "Kamu suka pecel lele?"


"Nda, saya ga suka lele."

"Sukanya apa dong? Saya?"

"Saya suka sushi."

"Bukannya bu Susi udah punya suami ya?"

Garing sekali. Jujur. Bukannya ketawa, malah emosi.























...







"Bang, gue malas banget gila besok disuruh kencan lagi ama die," rengeknya, setengah ingin menangis karena ingatlah, orientasi seksualnya bukan seperti itu.

"Lo mau ngelawan pak Moreno? Tau aja dia gimana." Moreno mengusap ngusap Rafael yang berkaca kaca sekarang.

Sungguh, menangis.















































"Halo, El." Yang dipanggil terkejut, bagaimana ia bisa tau nama yang sering disebut orang terdekatnya? Dan bagaikan orang itu bisa membaca pikiran, Hugo berkata, "Pak Romeo yang bilang."



"Kamu tau kan tujuan kita seperti ini?"

"Homo?" Rafael berkata sedikit kesal.

"Mari perhaluskan kata katanya, pacaran secara palsu," Huek, rasanya Rafael ingin muntah saat itu.

"Tapi saya sudah punya pacar, Hugo."

"Lo kira gue engga?"

















"Lo kira gue engga?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Temen Apa Temen? [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang