10+1=, Bubur.

874 99 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

...

Tumben pikirnya. Rafael melihat ayahnya berada di atas meja dengan wajah yang begitu tenang? Yang membuat ia heran. Ia tengah bersama Hugo. Ingati itu, Hugo.  Seingatnya, baru saja ia di sumpah serapahi karena beredar kabar berpacaran dengan orang yang tengah mengaduk teh ayahnya. Lantas merasa heran, ia mendekat dan mendengar suara tawa yang lumayan menyenangkan disana. Astaga naga berkokok! mukjidzat apa lagi ini tuhan? "Eh, itu anaknya bangun," kata Cakra sambil menunjuk ke arah Rafael. Hugo berlari, memegang tangan Rafael sambil membawanya ke arah Cakra.
"Saya pinjem dulu ya om!"

...

"Goblok! lo bawa gue pagi buta gini cuma buat makan bubur?!" Rafael berteriak diantara kaca helm-nya. "Cobain dulu ya? Enak kok," Hugo berkata lembut. "Apaan bangsat, jangan sok imut dah lo," cibir Rafael. Tidak tau orang didepannya sudah naik pitam. "COBAIN DULU ANJING! BACOT!" lalu Hugo memarkirkan motornya di salah satu gerobak. Di pinggiran jalanan di suatu gang. Lalu tempat makannya hanya bertempat duduk kayu panjang. Tak bermeja. Jadi mereka harus memegang mangkok bubur itu sendiri atau kalau mau menunduk, mereka bisa saja meletakan mangkok di atas kursi panjang tersebut. Sedikit Rafael berbisik, "Seriusan enak ga? Ga meyakinkan." Hugo mencubit bibir Rafael, menyuruh lelaki itu untuk diam. Setelah melihat buburnya sendiri, Rafael merasa takut. Namun, rasanya tak mengkhianati kesusahan mereka menyusuri gang. Buburnya unik, mereka tak membuat bubur itu tenggelam dalam kuah atau kekeringan. Standar. Suasananya juga standar, tempat duduk ini langsung mengarah ke pagar taman kanak kanak. Gang ini sepi, namun suara anak anak itu beriringan dengan suara kicauan burung yang berada di pohon jambu.

"Menurut lo, multiverse kayak film 'Doctor Strange.'  ada beneran ga?" kalimat itu seketika mengalir dari mulut Rafael. Mungkin efek menonton cuplikannya kemarin. Ah, ia jadi ingin nonton kan. "Mungkin ada. Kalau ada, pasti gue cowok paling nge-hype  kayak sekarang. Si paling modis," kekehnya. "Anjing, kalau gitu gue di multiverse pasti model paling terkenal karena paling modis. Yakin gue!"

"Halah plot-nya nanti kayak kita berdua. Ga seru," kata Hugo. "Kenapa lo ga jadi culun, dekil, kutu buku, jelek." Rafael langsung berkutat, "Kok jeleknya ke gue semua sih anjing! Kalau emang gue culun, gue bakal kayak si Einstein. Nanti tiap hari gue wlek wlek in lo!"

"Jilatin gue juga gapapa."





"Jorok ih kak!" tanpa disadari, anak TK sudah berkerumunan di antara mereka. Menjepit di sela sela pagar. "Nanti aku di multiverse mau jadi Woody ya! Harum jadi Bo Peep biar bisa jilat bibir!" salah satu anak berteriak. "Ih Harum mana Harum?" Hugo berucap jahil.





















...

"El, gue nanti jadi serigala ya!" Hugo berkata riang di motornya. "Terus?!"
"Lo jadi babi! Nanti gue makan lo!"










---

Waduh jadi kompetisi makan makan. Btw..

Masa sih El?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Masa sih El?





Masa sih El?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Berhubung ni cerita udah mau tamat, nge-draf dulu tsay!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Berhubung ni cerita udah mau tamat, nge-draf dulu tsay!

Temen Apa Temen? [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang