"Ya ampun lahap banget makan nya" Ten mencubiti pipi gembul Renjun. Sang pemilik pipi hanya tersenyum dan terus memakan camilan nya tanpa merasa terganggu sedikitpun
"Satu bulan ga ketemu, eh pas ketemu tambah gembul aja pipinya" Lucas mengusap usap rambut halus milik Renjun sambil sesekali mencomoti biskuit yang sedang berada di pangkuan si manis
PLAKK
"Jangan di ambil!" By the way guys, sekarang uri Renjun-ie sudah mulai lancar berbicara, Appa Siwon mencarikan Renjun guru private sendiri
"Pelit bener, dasar bayi" Renjun memelototi Lucas, membuat pemuda bongsor itu gelagapan sendiri
"E— eh iya maap maap" Renjun langsung tercengir lebar, ia mengambil sebuah biskuit dan kemudian menyuapkan nya kepada Lucas. Kalo minta nya baik baik pasti di kasih
"Gemes banget dah, heran gue" Ten tidak tahan dengan tingkah lucu dari seorang Jung Renjun. Membuatnya gemas sendiri dan langsung menciumi pipi bulat itu
CKLEKK
"Hoekk!" Renjun, Lucas dan Ten yang berada di dalam ruangan Jaehyun pun langsung menoleh saat pintu ruangan itu terbuka. Terlihat sang pemilik ruangan yang masuk sambil di papah oleh Xiaojun
"Jae Hyung kenapa?" Renjun bangun dan berjalan menghampiri Jaehyun yang terduduk di kursi kerjanya. Wajahnya terlihat sangat pucat serta keringat dingin yang terus mengucur dengan derasnya
"Pusing, Njun" Jaehyun memeluk pinggang ramping milik Renjun, menyembunyikan wajahnya pada perut Renjun yang sedikit membuncit karena anak itu akhir akhir ini sangat doyan makan
"Pulang mau?" Jaehyun mengangguk, memberikan ponselnya kepada Renjun agar dapat menelfon Jaemin atau Jeno. Tidak mungkin jika dia mengendarai mobil sendiri
"Halo, Hyung?" Terdengar suara berat Jaemin dari ponselnya. Berarti Jeno tidak mengangkat panggilan nya tadi, adik pertamanya itu jika sudah berhubungan dengan game tidak akan bisa di ganggu lagi (kecuali dengan Renjun)
"Ini Njun! Kak Jaem jemput Njun ya di restoran. Cepat!" Ucap Renjun dengan sedikit gas di sela sela kalimat nya :)
TUUTTT....
Setelah itu panggilan langsung di matikan oleh Renjun tanpa menunggu jawaban dari Jaemin.
"Sudah?" Renjun mengangguk semangat, dia meletakkan ponsel mahal milik Jaehyun di atas meja dan setelahnya mengusap usap surai hitam milik Jaehyun
"Kenapa muntah?" Jaehyun cemberut, dia sendiri juga bingung. Tadi pas berangkat masih oke oke aja kok
"Ga tau, sayang. Mua— hoekk!" Jaehyun kembali merasakan mual, padahal tadi pagi dia sarapan. Tidak ada riwayat maag juga pada dirinya, tapi kok bisa mual mual seperti ini
"Kak Ten, ada minyak angin gak?" Ten menggelengkan kepalanya, dia tidak membawa minyak angin kalau bekerja. Minyak nyong nyong adanya :v
"Ya sudah, nanti beli aja di jalan" Renjun mengusap usap punggung Jaehyun yang terasa melayu. Sepertinya tenaga badak Jaehyun sudah terkuras habis
•
•
•CLEKK
"Njun, ayo pulang" Jaemin yang baru saja sampai di ruangan Jaehyun pun langsung mencari keberadaan Renjun. Katanya tadi minta di jemput
"Bantu ini, Kak Jaem" Renjun menyuruh Jaemin memapah tubuh Jaehyun yang melemas. Meskipun sedikit bingung, Jaemin tetap membantu Renjun memapah Jaehyun hingga keluar area restoran dan masuk ke dalam mobil yang terparkir
"Ke klinik dulu deh, sampe tepar gini. Kasihan banget" Jaemin yang sekarang berubah menjadi supir dadakan pun hanya bisa mengangguk. Menjalankan mobilnya menuju klinik terdekat
•
•
•"Jadi Dok, apakah Hyung saya sakit parah? Atau malah akan meninggal sebentar lagi?" Renjun langsung menjambak rambut Jaemin, membuat sang empu meringis dan mengaduh sakit
"Aduduh bercanda, Njun. Sakitt" Jaemin tidak bohong, sakitnya itu sampai terasa kulit kepalanya akan copot dari tengkorak
"Huhh! Mulutnya ngelunjak sih" Renjun melepaskan tarikan nya pada rambut Jaemin dan setelah tersenyum manis seperti orang yang tak berdosa
"Di antara kalian, ada yang istrinya tuan Jaehyun?" Jaehyun langsung menunjuk ke arah Renjun yang masih setia dengan senyuman manisnya
"Mari ikut saya" Renjun menurut. Mengikuti Dokter yang membawanya ke ranjang pemeriksaan. Dirinya di rebahkan dengan pelan dan Dokter itu mulai menjalankan pemeriksaan pada tubuhnya, tak terkecuali bagian perut
Jaehyun dan Jaemin yang bodoh pun menjadi semakin bingung. Yang sakit kan Jaehyun, kenapa jadi Renjun yang di periksa
"Appa di rumah, Jaem?" Jaemin mengangguk. Sebelum berangkat ke restoran tadi dia sempat melihat Jeno bermain video game bersama sang Appa :> pantes aja budek mendadak
"Ada, tadi lagi main sama Jeno" Jaehyun mendengus, kebiasaan sekali
•
•
•Pemeriksaan pada Renjun telah selesai, semua orang yang berada di dalam ruangan dokter tengah menunggu hasil pemeriksaan sambil memasang wajah bingungnya
"Jadi, menurut hasil pemeriksaan, tuan Jaehyun tidak sakit sedikitpun. Mual dan muntah itu biasa bagi seseorang yang mengalami morning sickness" Ketiga Jung itu nge-blank. Maksudnya gimana? Jaehyun hamil?
"Saya hamil dok?!" Pekik Jaehyun dengan wajah paniknya. Bagaimana bisa hamil? Di masuki saja tidak pernah, malahan dia yang memasuki Renjun
Atau.....
"Ga nyangka gue, ternyata Jae Hyung itu submisive" Komentar Jaemin sambil memasang wajah tengil nya. Jaehyun jadi sebel dan memukul kepala adiknya dengan papan nama dokter yang tertera di atas meja
Dokter lelah :>
"Bukan, maksud saya selamat untuk istri tuan Jung yang sedang mengandung" Renjun melongo, begitu pula dengan Jaemin dan Jaehyun yang ikut ngebug
"Ha— hamil?" Dokter mengangguk, memberikan sebuah amplop yang berisi hasil pemeriksaan kepada Renjun dan di terima baik oleh si manis
"Bayi nya sudah berumur 2 minggu, tolong di jaga baik baik ya kandungan nya. Biasanya male pregnant lebih lemah dan rawan kandungan nya"
Selanjutnya ᕙ(⇀‸↼‶)ᕗ
KAMU SEDANG MEMBACA
From Injun To Renjun [ End ]
Fantasy"Ini semua salah Appa!!" -Jung Jaehyun WARN-!! BxB , Gay | Homophobic Menjauh JaeRen JaemRen NoRen Area, jangan salpak Agak ga masuk akal tapi is oke Ga suka ga usah baca