Pagi hari yang membosankan menyambutnya seperti biasa, Ume terus mengabaikan keberadaan Doflamingo meskipun pria itu terus mengajaknya berbicara. Sejak kejadian kemarin, Ume terus menghindari kontak mata dengan Doflamingo, bahkan ia memilih untuk tidur terpisah dengannya, oh sungguh malang kau Doflamingo.
"Ohayou Ume-chan" sapa Doflamingo sembari menuruni tangga, mendengar suaranya saja sudah muak, pikir Ume. Dia hanya memutar bola matanya malas dan pergi berpindah tempat menuju ruangan lain.
"Oi oi~ kau ini kenapa sih? Apa kau tak mau menyapa tuan mu yang sangat tampan ini" Doflamingo menarik tangan kecil Ume supaya gadis itu berhenti berjalan dan ia reflek membalikan tubuhnya supaya dapat menghadap ke arahnya.
"Tch tampan dari mana?" Ketusnya.
Doflamingo mengangkat sebelah alisnya dan mendekatkan wajahnya ke depan muka Ume "apa kau tak ingat apa yang kau katakan pada 'malam' itu?" Tanya nya dengan senyuman tipis, Ume terdiam sejenak sambil menyeritkan dahi.
"Malam itu?" Matanya melirik kesana kemari sembari mengingat sesuatu, dan tak sampai 5 detik kemudian pipinya kembali memerah.
"a-aku merasa tak pernah mengatakan itu" Oh Ume, kemanakah perasaan cuek mu tadi? Bukankah kau memilih untuk tak mau berbicara dengannya? Tanya alam bawah sadarnya.
'dia yang memancingku sialan!'
Lagi dan lagi, pria itu terus memajukan wajahnya hingga dahi Ume dan miliknya sudah bersentuhan "fufufu baiklah... baiklah... oh dan hari ini kau akan kuizinkan untuk berpergian keluar" ucapnya, Ume terkejut dan reflek menjauhkan wajahnya dari Doflamingo "Hontou?! Apa kau serius?" Balasnya dengan wajah sumringah.
Bisa kalian tau bahwa Doflamingo adalah pria licik dan selalu memanfaatkan segala sesuatu yang ada, tentu saja ia mengizinkannya dengan sebuah persyaratan.
"Tapi.." dia menyunggingkan senyuman tipis yang misteriusnya itu dan membuat hawa sekitar kembali tegang.
"Tapi..?" Wajah bahagianya kembali ke raut seriusnya sambil menunggu jawaban.
Doflamingo terkekeh pelan lalu mengusap rambut pirangnya "bayarlah pakai ini" dia menunjuk bibir mungil Ume dengan jari telunjuknya.
Bagaikan sudah terbang setinggi langit lalu dijatuhkan ke dalam lubang yang berduri, pikirannya berkutat mencerna perkataan Doflamingo, bibir...bibir..? Bibir ku? Ada apa dengan bibir ku?..Oh! OHHH! Ya Tuhan "AKU TAK MAU!" Balasnya dengan berkoar-koar, Jangan lupakan wajahnya sudah semakin memerah.
"Hmm? ya sudah kalau tidak mau, lagipula aku akan seharian disini, dan kau akan melayaniku." balasnya hingga membuat Ume tak bisa berkata-kata lagi. Seharian disini, bersama pria menjengkelkan itu? Lebih baik dia berdiam diri di kamar seharian dari pada harus menemani Doflamingo dengan segala suruhannya.
"Ck baiklah baiklah!" Ume pun pasrah sambil menggaruk belakang kepalanya, dia menyuruh Doflamingo untuk membungkuk supaya ia dapat memegang dagu pria itu.
'akan ku pertaruhan harga diriku disini' batinnya dengan penuh rasa pasrah sekaligus malu.
"Fufufu apa yang akan kau lakukan?" Tanya Doflamingo sambil menatap wajah Ume yang sudah gugup tidak karuan, hatinya sungguh tergelitik melihat ekspresi lucu Ume.
"Tutuplah matamu! Astaga ini memalukan sekali" perintahnya dengan wajahnya yang memerah, Doflamingo pun menutup kelopak matanya lalu tak sampai 2 detik Ume sudah mengecupnya dengan cepat, secepat kilat.
"Hah, hanya itu?" Tentu saja ia kecewa, karena ia ingin lebih dari sekedar kecupan.
"i-iya? Baiklah sudah ku lakukan! Minggirlah dari pintu Doffy!" Ume melangkah maju tapi dirinya terus di halangi ke kanan dan ke kiri oleh badan besar itu. Doflamingo mengangkat Ume dari sela ketiaknya dan membalikan dirinya supaya Ume lah yang terpojok di pintu, pria itu mengunci pintunya dan kunci itu ia letakan di dalam kantongnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Embrace || Doflamingo fanfiction
FanfictionMenceritakan tentang seorang gadis berusia 19 tahun yang hanya ingin melarikan diri dari pulau tempat tinggalnya dan mencari kebebasan, tapi sungguh naas nasibnya karena ia dipertemukan oleh sosok pria berdarah dingin yang dijuluki sebagai 'iblis su...