18+ 🤨
---
Waktu tak terasa berlalu begitu cepat, bagaikan air sungai yang mengalir tanpa henti. Sudah berbulan-bulan berlalu sejak kepergian Law yang telah melepaskan diri dari bajak laut Donquixote. Markas juga mengalami cukup banyak perubahan, mulai dari perabotan, jumlah anak buah yang kian bertambah, dan masih banyak lagi. 2 hari lagi merupakan tanggal perjanjian yang dimana kapten bajak laut binatang buas, alias Kaido, mengundang bajak laut Donquixote untuk turut menghadiri acara festival kembang api di tempat Kaido menetap.
“W-W-WANO?!” Ume berteriak histeris setelah mendengar lokasi pertemuan yang di sampaikan oleh Monet. Wanita berambut hijau menatap bingung lawan bicaranya.
“ada apa Ume? Kau tau sesuatu tentang wanokuni?” tanya wanita itu, Ume berusaha mengontrol pernafasannya yang sedang tidak beraturan “ah maafkan aku, hanya saja sudah lama aku tidak mendengar nama pulau itu” balas Ume.
“oh? Apakah kau pernah kesana?” tanya Monet kembali, Ume menggeleng cepat.
“tidak! Aku sama sekali tidak pernah kesana” suaranya mengecil “kalau begitu aku pamit dulu, dah Monet-san!” ia dengan cepat membalikan badannya dan berlari menjauhi Monet.
‘ada apa dengan Ume?’ Monet membatin dengan penasaran, lalu ia mengangkat kedua bahunya tanda ia tak mau memikirkannya lebih lanjut.
Ume masih berlari dengan tergesa-gesa, ia bahkan menabrak para anak buah Doflamingo yang sedang sibuk membawa persenjataan dan lain sebagainya “ah maafkan aku!”
“tak apa Ume-san!” balas mereka, bahkan raut wajah mereka terlihat tidak mempermasalahkannya.
‘apakah anak buah Doffy selalu tak memepermasalahkan sesuatu, bahkan jikalau mereka diminta untuk mati?!’ gumamnya dalam hati, untuk menetralkan keresahannya, ia memilih berlari untuk pergi ke atas markas agar dapat menghirup udara segar.
“KENAPA HARUS WANOOOO?!” Ume berteriak kencang, sepertinya beberapa orang dibawah sana dapat mendengar teriakannya yang seperti orang tidak waras. Ume berjalan mondar-mandir, bergumam tak jelas dan menggosok wajahnya kasar.
‘oh bagaimana ini.. kerajaan Hokaido merupakan musuh terbesar kerajaan Wano! Bagaimana jika warga wano tau jika aku merupakan keturunan kerajaan Hokaido dan mempunyai darah Fukuyomi dalam tubuhku?!’ batinnya dengan gelisah.
‘para samurai itu pasti akan mengincar kepalaku’
‘eh tapi tak masalah! Aku bisa saja membunuh mereka semua’
‘Ume... kau tidak boleh membunuh seseorang lagi!’
Ume bertengkar dengan isi kepalanya sendiri, berusaha untuk menemukan solusi yang dapat meredakan kegelisahannya. Ngomong-ngomong selama Law sudah tidak tinggal disini, Ume jadi kebingungan untuk meminta sebuah saran yang dapat menenangkan pikirannya dikala dia sedang stress, seperti ini contoh nya.
"Ku kira ada burung camar yang berkicau keras di atas ini, taunya kamu" tiba-tiba suara berat dari belakangnya mengagetkan dirinya.
"Bisakah kau jangan mengagetkan seseorang seperti itu?" Desis Ume kesal, Doflamingo mengangkat bahunya tak peduli dan berdiri sejajar dengan wanita di sebelahnya.
Ia membuka suara tanpa melirik ke lawan bicaranya "kau takut ke wano?" Tanya pria tinggi itu, Ume diam sejenak lalu menghembuskan nafas panjangnya.
"Aku tidak takut, hanya saja.. dari dulu aku sudah di ajarkan agar tidak berlayar menuju pulau musuh bebuyutan leluhurku" wanita itu melipatkan tangannya di depan dada dan berdecak kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Embrace || Doflamingo fanfiction
FanfictionMenceritakan tentang seorang gadis berusia 19 tahun yang hanya ingin melarikan diri dari pulau tempat tinggalnya dan mencari kebebasan, tapi sungguh naas nasibnya karena ia dipertemukan oleh sosok pria berdarah dingin yang dijuluki sebagai 'iblis su...