Matahari sudah tergantikan dengan bulan purnama yang bulat sempurna, sinar bulan ikut menerangi kota-kota yang penuh dengan kerlap kerlip lampu diiringi oleh orang-orang yang masih berlalu lalang.
Kebetulan malam ini adalah malam yang ramai, para penduduk kota memilih untuk mengisi malam hari mereka dengan berpergian keluar rumah sembari menikmati malam yang ramai, tampaknya bajak laut Donquixote juga terlihat sedang membaur diantara orang-orang disini, ada yang sedang melihat perhiasan mewah, membeli makanan, bahkan memesan miras.
Ume dan juga Doflamingo yang berdiri di sebelahnya sedang berjalan beriringan sembari... berpegangan tangan? Faktor apakah yang membuat sepasang manusia yang kerap bertengkar ini akhirnya memilih untuk saling berpegangan tangan?
"Bisakah kau lepaskan genggaman tanganmu ini, Doffy?" Ucap Wanita itu sambil mendumel kesal. Ternyata mereka masih bertengkar hingga sekarang, bahkan Doflamingo hanya tertawa kecil dan tak memiliki niatan untuk melepaskan genggaman tangannya itu.
"Aku tak mau" ia pun mengecup punggung tangan Ume dan membelai rambut hitamnya, wanita itu mendesah pasrah dengan segala perbuatan yang Doflamingo lakukan padanya, toh hal itu sudah sering pria itu lakukan. Mereka berjalan kesana kemari sampai akhirnya Ume menyuruh Doflamingo untuk berhenti, wanita itu tertarik dengan satu toko makanan yang menarik perhatiannya.
"Makanan manis?" Tanya Doflamingo setelah membaca papan nama yang terletak diatas toko itu, Ume mengangguk antusias, memaksa agar Doflamingo ikut masuk ke dalam toko itu. Melihat wanita itu bahagia cukup membuatnya senang juga, dan akhirnya mereka masuk ke dalam toko yang penuh dengan warna-warni dan berbau manis itu.
"Hmm manisnya!" Ume mencicipi salah satu permen yang terletak disana, ia melihat sekelilingnya yang sudah di kelilingi oleh permen dengan segala bentuk yang unik dan juga lucu.
Bagaikan anak kecil yang sedang dibiarkan bermain bebas disebuah taman bermain, sama halnya dengan Ume yang dibiarkan pergi kesana kemari sembari mencicipi permen hingga diabetes, untung saja Doflamingo sudah mempunyai koneksi dengan sang pemilik toko.
"Kau mau?" Doflamingo ditawari permen berwarna pink berbentuk burung Flamingo dari tangan kecilnya.
"Aku akan menerimanya kalau kau memberikannya langsung dari mulutmu" Doflamingo tersenyum lebar sambil mendekatkan wajahnya ke wanita itu, Ume langsung menyodorkan permen itu ke mulutnya, mana sudi ia melakukan hal memalukan itu.
"Fufufu aku hanya bercanda, tapi..hm? Ini Manis" rasa manis dari permen Flamingo itu menyebar keseluruhan mulutnya, pantas saja Ume menawarkan permen itu padanya.
Pria berjubah pink dengan wanita berpakaian putih itu akhirnya memilih untuk berpindah ke tempat yang lain karena sepertinya Ume sudah kekenyangan karena permen-permen yang manis itu
"kau mau yang manis manis lagi?" Ucap Doflamingo sembari menatap Ume dengan wajahnya yang menandakan bahwa ia sudah kenyang, tapi Ume tetap saja penasaran.
"Apa itu?" Tanya nya.
"Aku, kalau kau mau, makanlah aku, karena aku manis fufufu" ia menunjuk dirinya sendiri dengan wajahnya yang penuh percaya diri, jika Ume mempunyai kekuatan yang setara dengan para kaisar lautan, ia akan mencabik-cabik tubuh Doflamingo hingga tulangnya rata dengan tanah.
"Kau sungguh membuatku muak Doffy, ughh" ia menendang selangkangan pria itu yang tak terjaga dan membuat Doflamingo jatuh tersungkur "a-akh sialan.."
Desiran angin malam yang berhembus kencang cukup membuatnya kedinginan, Ume melirik ke arah pria berjubah pink berbulu itu yang sedang tersungkur sembari melindungi alat vitalnya karena sehabis ditendang olehnya, sepercik ide pun muncul dari kepalanya, ia memgambil paksa jubah pink berbulu itu dan langsung menggunakannya untuk menyelimuti dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Embrace || Doflamingo fanfiction
FanfictionMenceritakan tentang seorang gadis berusia 19 tahun yang hanya ingin melarikan diri dari pulau tempat tinggalnya dan mencari kebebasan, tapi sungguh naas nasibnya karena ia dipertemukan oleh sosok pria berdarah dingin yang dijuluki sebagai 'iblis su...