Warning 18+ hehehe 💅🏻
---
Suara alunan musik dan gelas wine yang saling berdentingan masih terdengar jelas dipenjuru ruangan pesta, mereka yang ingin menari bebas langsung mengikuti alunan lagu dengan sorakan yang terus bersahutan. Banyak dari mereka sudah mabuk dan saling tertawa untuk memeriahkan acara ini, tapi sang pelaksana tak hadir disana.
Monet, sang wanita berambut hijau itu memperhatikan sekitarnya dengan tatapan seksama, seakan sedang mencari kehadiran seseorang.
"Sedang mencari siapa, Monet?" Tanya seorang pria yang merupakan salah satu dari petinggi eksekutif Donquixote Family, ia bertanya setelah melihat tingkah Monet yang sedang melirik kesana kemari.
Pertanyaan itu membuatnya terkekeh pelan "Ah Diamante-san, aku sedang mencari tuan muda, jarang sekali dia meninggalkan pesta yang sedang meriah ini" balasnya sembari tersenyum tipis, pria yang bernama Diamante itu terkekeh mendengar jawaban yang barusan disampaikan, mungkin pria nyentrik ini bisa langsung memberitahu jawabannya.
Ia berdeham "ia punya acaranya sendiri, Monet" jawabnya sambil memperhatikan orang-orang yang masih asik dengan dunianya. Wanita cantik itu langsung memahami ucapannya dan tertawa kecil.
"Ah..soka, apakah kau tak mau melakukan hal yang sama, Diamante-san?" Monet tertawa pelan melihat respon Diamante yang kelagapan dengan wajahnya yang sudah memerah.
"A-aku tak punya waktu untuk itu, Monet"
"Oh aku bisa saja langsung memesan mereka untuk mu, Di a man te-san~" yang wanita itu maksud mengenai 'mereka' adalah para wanita penghibur, atau istilah lainnya wanita malam yang dimana mereka bertugas untuk melayani para kaum adam yang memesan mereka.
"Sudahlah Monet, kurasa kau sudah kebanyakan minum" ia mengalihkan topik karena usulan dari Monet membuat hatinya tak tenang, sungguh wanita yang licik.
Beralih ke dalam sebuah ruangan yang dimana suara alunan musik dari pesta itu sama sekali tidak terdengar, angin berhembus pelan dari jendela yang terbuka dengan cahaya bulan yang menerangi sepasang manusia yang sedang bercumbu dalam kenikmatan malam.
Suara deru nafas dengan permainan lidah yang lincah bersatu dalam malam yang gelap, kecapan tiap kecapan terus terdengar hingga salah satu dari pemilik bibir itu membuka suara.
"Bisakah kau mabuk setiap hari, Ume-chan?" Pria berbadan besar dan tinggi itu menatap wanita cantik dengan rambut hitamnya yang legam dengan kulit yang sudah berkeringat.
"Itu tak baik untukku, Doffy-sama" entah mengapa Ume jadi menyebut Doflamingo dengan sebutan begitu, mungkin efek dari alkoholnya lah yang membuatnya meracau tidak jelas, tapi itulah yang disukai oleh pria berkacamata ini.
"Ada Law yang siap untuk menyembuhkanmu, Ume-chan" pria itu beralih turun untuk mengecap leher jenjang yang mulus dengan memberikan setiap tanda dari bibirnya, rasa nikmat kembali merangsang otaknya, desahan yang sempat ia tahan meluncur begitu saja dari bibirnya yang sudah memerah karena Doflamingo terus melumat mulutnya.
"A-ahh, hhghh Do-doffy...emmh" Doflamingo menjilat lehernya dan kembali menyesapnya layaknya vampire yang haus akan darah, Ume menggigit bibirnya meskipun desahan yang keluar dari tenggorokannya masih sangat terdengar, dan itu sangat membangkitkan gairah pria tinggi ini.
"D-doffy, aku masih kepanasan.." ia dengan lirih menatap mata Doflamingo yang dimana pria itu sudah melepaskan kacamatanya. Meskipun 2 kancing teratas sudah terbuka dan menampilkan belahan dadanya yang sangat menggoda, tetap saja ia masih merasa kepanasan, apakah itu karena Alkohol yang ia minum sebelumnya?
Pria besar itu tertawa pelan Melihat wajah Ume yang menggeliat meminta sesuatu yang lebih, bibir mungilnya ia gigit pelan dengan tangannya yang sudah meraih kemejanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Embrace || Doflamingo fanfiction
FanfictionMenceritakan tentang seorang gadis berusia 19 tahun yang hanya ingin melarikan diri dari pulau tempat tinggalnya dan mencari kebebasan, tapi sungguh naas nasibnya karena ia dipertemukan oleh sosok pria berdarah dingin yang dijuluki sebagai 'iblis su...